Chap 14; Half a Heart

146 18 3
                                    

Setidaknya jika perasaanmu tidak bisa berubah, bukankah perasaanku yang harusnya diubah?

- Nam Hyo Joo -


📍

[ setelah membuat perjanjian ]

Setelah bergelut dengan tangisannya selama satu jam dan membersihkan diri di kamar mandi. Akhirnya gadis yang sudah resmi menyandang status 'istri' itupun keluar dengan ragu.

Tubuh yang kini hanya ditutupi dengan sehelai handuk itu melangkah perlahan menjauhi kamar mandi, sambil meneliti sekitar untuk memastikan apa dirinya aman.

Setelah tau hanya ada dirinya diluar, gadis itu menghembuskan nafasnya lega.

Tapi bodohnya kelegaannya tak bertahan lama. Koper dan segala isinya berada di lokasi yang bahkan tak bisa Hyo Joo jangkau.

Kamar utama.

Bukan apa-apa. Namun, di ruangan itu ada sesosok iblis yang baru saja menikam jantungnya dengan bongkahan baja yang panas.

Tepat beberapa jam lalu, hatinya tercabik-cabik mendengar kata-kata menohok dari orang itu. Dan setelahnya, dia akan berurusan dengan orang itu lagi? Sungguh tidak bisa dipercaya.

Sekarang gadis ini sedang berdiri canggung di depan pintu kamar. Berpikir tentang pilihan yang akan dipilihnya. Apakah ia akan membuka secara gamblang knop pintu itu atau mengetuknya terlebih dahulu. Dia ragu.

Tapi setelah pertimbangan yang besar. Hyo Joo yakin kalau mengetuk adalah pilihan yang benar.

Kemudian, selang beberapa waktu tangan mungil itu berhasil mengetuk pintu. Membuat suara yang tak asing di dengar.

'Toktoktok'

"Ehem... Jungkook bisa tolong kau bawakan koperku?" akhirnya pernyataan itu bisa keluar dari mulut Hyo Joo setelah sekian lama. Mungkin sekarang tubuhnya sudah mengering karena terlalu lama mengambil keputusan.

Kemudian Hyo Joo terdiam, menunggu respon dari si pemilik nama. Namun nihil, tak ada respon dari dalam sehingga membuat Hyo Joo kembali mengulang perkataannya.

"Jungkook, tolong bawakan koperku"

Hening.

Masih tak ada respon.

Sekali lagi Hyo Joo mencoba untuk mengetuk.

'Toktoktok'

Namun tetap tak ada jawaban apa-apa dari Jungkook. Merasa ada yang tak beres. Hyo Joo jadi berpikir macam-macam. Ia panik seperti orang bodoh. Kalau-kalau ada sesuatu yang terjadi di dalam sana.

Tanpa berpikir panjang, Hyo Joo memutuskan masuk ke dalam kamar. Ia dengan cepat meminta izin terlebih dahulu, kalau-kalau Jungkook hanya tak mendengarnya.

"Jungkook kau tak apa? Aku akan masuk"

Berbeda dari sebelumnya, tanpa memperdulikan apapun bahkan konsikuensinya sekalipun, Hyo Joo memutar knop itu tanpa ragu. Membuat pintu itu bergerak terbuka memperlihatkan apa yang terjadi di sisi sebelahnya.

Ternyata, hanya Hyo Joo yang terlalu khawatir. Sedangkan Jungkook dengan tak bersalahnya ia berada di atas kasur dengan mata terpejam. Benar, lelaki itu tertidur. Sekarang. Disaat yang tak tepat.

Hyo Joo melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, mendekati Jungkook yang tak berdaya. Memperhatikannya lekat-lekat.

Dan tanpa sadar, dirinya yang baru saja menghilangkan semua kekhawatiran itu mengulas senyum simpul, mengingat apa yang dipikirkan Hyo Joo tak terjadi. Seakan bersyukur sekaligus lega. Iya. Dia lega, kalau lelaki itu baik-baik saja.

Wajah polos Jungkook sekarang seolah menampilkan suasana yang berbeda, beberapa saat yang lalu lelaki itu mencabik seluruh hati Hyo Joo menjadi kepingan-kepingan kecil.

Namun, jika boleh gadis itu jujur. Siapa yang tahan dengan karya indah Tuhan bernama Jeon Jungkook saat tidak berdaya ini?

Wajahnya yang sarat akan kesempurnaan. Mata terperjam itu bahkan lebih menenangkan dari rintikan hujan. Hidungnya tegak dengan angkuh dan bibir ranum yang di poles indah dengan paduan tipis diatas dan tebal dibawah yang membuat kehilangan akal.

Sontak, memori kemarin kembali terlintas di ingatan Hyo Joo. Saat bibirnya dan bibir lelaki itu bersentuhan. Kenangan itu. Kenangan yang mungkin tak pernah iya lupakan sekaligus kenangan yang ingin ia hilangkan.

Memori itu, memori yang singgah sebentar, memori sesaat yang berhasil membuat Hyo Joo tersadar. Kemudian tertawa hambar.

"Aku pasti sudah gila" jeda dalam ucapannya, kemudian maniknya kembali menatap sesosok tak berdaya di depannya.

"Jeon Jungkook" Hyo Joo menghembuskan nafasnya berat kemudian melanjutkan ucapannya.

"aku mengharapkan lebih dari itu kemarin. Nyatanya bibir kita hanya menempel" kata Hyo Joo dengan suara kecil. Dirinya seakan berkutat dengan kenangan itu.

Namun tiba-tiba Jungkook melenguh, mengubah posisi tidurnya membelakangi Hyo Joo. Sontak Hyo Joo tersadar, dengan cepat gadis itu mengambil kopernya dan berjalan keluar. Menutup pintu kamar utama dengan hati-hati. Takut kalau dirinya membuat Jungkook terbangun.

Disisi lain, saat mendengar pintu itu tertutup. Jungkook membuka matanya.

"Apa aku salah dengar?"


📍

Tidur Jungkook terasa tak nyaman. Seperti ada yang memperhatikannya dan berdiri menatap kearahnya. Karena dirinya cuman ingin memastikan, mata itu membuka sedikit, mengintip lewat celah bulu matanya yang panjang.

Tapi betapa terkejutnya ia, saat indranya menangkap seseorang benar-benar berdiri dihadapannya.

Awalnya ia tak tahu itu siapa, tapi saat orang itu mulai berbicara, dengan cepat Jungkook bisa mengenalinya lewat suara.

Hyo Joo. Itu dia.

"Aku pasti sudah gila" ucap gadis itu.

Membuat Jungkook yakin seratus persen kalau itu Nam Hyo Joo. Gadis yang dikenalnya.

Kemudian Jungkook kembali mengintip lewat celah bulu mata, ternyata orang yang menatap dirinya sekarang hanya memakai sehelai handuk tanpa busana. Dan itu menbuat Jungkook semakin terkejut.

Merasa canggung dan tak nyaman Jungkook memutuskan untuk tetap memejamkan mata dengan posisi yang sama seolah-olah ia sedang tertidur sambil berharap Hyo Joo cepat keluar.

"Jeon Jungkook" pendengaran Jungkook kembali menangkap suara itu. Lelaki itu mendengar hembusan nafas berat dari orang di depannya.

Namun setelahnya, tak kalah mengejutkan perkataan selanjutnya yang diucapkan Hyo Joo membuat lelaki itu seperti berhalusinasi. Ia seolah tak tahu apa yang ia dengar merupakan kenyataan atau tidak.

"aku mengharapkan lebih dari itu kemarin, nyatanya bibir kita hanya menempel"

Sontak, tubuh Jungkook membeku. Takut kalau pendengarannya itu tak benar. Takut kalau apa yang di dengarnya salah. Kemudian Jungkook refleks melenguh, membalikkan badannya ke posisi lain. Membuat Hyo Joo terkejut. Dengan cepat gadis itu mengambil koper dan membawanya keluar.

Saat Jungkook mendengar suara pintu tertutup. Ia membuka matanya dan menggumam.

"Apa aku salah dengar?"

-- T M L --

Cerita kita belum selesai. Bahkan baru dimulai.
- N a b e l i n g -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[JJK] The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang