Aku berjalan menunduk sembari memeluk badanku sendiri. Udara malam yang cukup dingin membuatku hampir terserang flu.
Tapi, sedingin apapun cuaca di sini, aku tak akan terserang flu. Kekebalan tubuhku sangat kuat. Aku mengakuinya.
Langkahku terhenti saat aku melihat sebuah sepatu yang tak asing bagiku.
Sepasang sepatu pria. Ia berhenti di depanku. Karena aku mengenalnya dengan baik, aku tak berani mendongakkan kepalaku.
Kondisiku tak enak untuk dilihat. Benar bukan? Lecek dan kotor.
"Aku menunggumu saat pulang sekolah tadi, kenapa panggilan teleponku tak dijawab?" Taehyung bertanya sembari memasangkanku jaket.
Ia tahu aku sedang kedinginan, sepertinya.
"Aku bolos. Malas belajar," jawabku seadanya. Memang itu fakta yang terjadi. Aku bolos karena tak suka dengan pelajaran bahasa. Padahal semua murid sangat suka pelajaran itu daripada matematika.
"Kenapa kau basah?"
Aku sadar, walaupun seragamku sudah cukup kering, tapi rambutku masih lepek dan basah. Persis seperti rumput laut.
"Kehujanan," jawabku dengan segala kebohongan.
"Tukang bohong. Hari ini cerah, tidak hujan!" Dumel Taehyung sembari menyentil dahiku pelan.
"Kau mana tahu? Di tempatmu memang cerah, tapi di tempatku tadi hujan. Sangat deras dan aku kedinginan," ungkapku hampir menangis.
Aku menjelaskan kondisiku dengan sebuah perumpamaan.
Hanya Baekhyun yang mengerti semua kalimat dan penjelasanku. Mana mungkin seorang Kim Taehyung-
"Aku mengerti. karenanya aku akan menjadi payungmu saat kau kehujanan,"
Mengerti?
Taehyung mengerti atau hanya pura-pura mengerti?
Jika Taehyung mengerti, maka dia adalah orang kedua yang mengerti diriku setelah Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Highschool Romance
Short Story[ COMPLETED ] ✔ Ayahku menjualku pada keluarga Kim. Ayahku menjualku bukan tanpa alasan. Ia menjualku karena hutang yang sudah menumpuk pada keluarga Kim. Ayahku berjanji suatu saat ia akan mengambilku kembali. Tapi itu semua kedengaran mustahil di...