Malam yang sama dengan malam-malam sebelumnya. Malam pekat yang seperti menelan semua isi dibumi ini.
Seorang pria yang berjalan di keheningan malam. Tanpa harapan dan tanpa tumpuan.
Matanya sayup setelah banyak minum minuman alkohol. Setiap hembusan napasnya begitu terasa beban yang ia pikul begitu berat.
Ada masa lalu yang membuatnya harus bersembunyi di balik malam yang gelap ini.
Langkahnya semakin cepat seolah ia dikejar sesuatu yang lebih menakutkan dari hantu dan perampok.
Hingga ia sampai di depan sebuah bangunan yang terlihat sudah tua. Pagar besi berwarna hitam dan ayunan di halaman rumahnya.
Ia menutup pintu gerbangnya, berjalan membuka pintu rumahnya.
Gelap!
Sunyi dan sepi!
Tak ada sahutan yang biasanya terjadi di rumah orang lain. Ia merindukannya, ia kesepian.
Pria berperawakan cukup tinggi dengan tubuh yang tak begitu berisi itu berjalan sempoyongan. Ia menaiki setiap anak tangga. Ada pintu kayu besar di depannya. Ia mendorongnya keras lalu menutupnya hingga menimbulkan suara keras yang menggema di seisi rumah besar ini.
Menjatuhkan tubuhnya keras di atas kasur dengan posisi telungkup dan kaki yang menggantung setengah ke bawah.
KRIINGGG!
Suara berisik yang berasal dari jam wekker membuat pria yang semalam mabuk itu bergusar tak nyaman. Tangannya meraih nakas di samping ranjangnya. Kepalanya masih menelusup di dalam bantalnya.
Ia membalikkan tubuhnya. Ia bangun lalu mengancak-acak rambutnya keras.
Pukul 08.00.
Pria itu segera beranjak turun dan mengambil handuknya masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamarnya.
Beberapa menit berlalu setelah kegiatan mandinya, ia mengambil kemeja berwarna hitamnya dan jam tangan yang ia lingkarkan di lengannya.
Ia berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga yang lumayan tinggi dari lantai atas ke bawah.
Ada sebuah lemari es disana. Lemari es dengan empat pintu, masing-masing dua pintu di kiri dan kanan juga atas dan bawah.
Ia mengambil satu butir telur dan mengambil wajan berwarna hitam. Ia meletakkannya di atas kompor gas. Ia memutarnya dan muncullah api.
Tidak!
Sebenarnya dia tidak menggoreng telur itu di kompor gas disana.
Ia mengambil mangkuk kecil dari rak piring dan mengocoknya setelah telur itu pecah. Begitu cepat. Lalu ia memasukkan telur dadar itu kedalam oven?
Selesai!
Ternyata telur dadar itu sudah matang meskipun tak sempurna.
Ia menaruhnya ke dalam piring dan menyantapnya sampai habis dimeja makan.
Drettt! ... drettt!
Matanya beralih ke arah ponselnya yang tergeletak saat benda kecil itu membuat getaran hebat yang mengakibatkan lengannya ikut bergetar.
Ia meraihnya dan melihat sebuah tulisan dilayar ponselnya.
"Selamat pagi, keponakanku. Jangan lupa sarapan! O, ya. Jangan lupa hari ini ke rumah tante ya, Kim. Hari ini aku tidak bisa mengunjungimu."
Isi pesan itu adalah dari tantenya. Seorang wanita yang bekerja di perusahaan pakaian yang begitu menyayangi pria ini.
Kim, nama pria ini adalah Kim Taehyung. Putra tunggal dari keluarga Kim Jong guk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY {TAEZY} [END]
Fanfictionkisah pria dengan banyak sisi yang membuatnya harus merasakan dunia sendirian. tentang ia yang tak percaya akan cinta, tawa, dan kebahagiaan. ia hanya bisa bersembunyi dibalik banyak wajah. Sikap yang lebih dingin dari es dan tak mau terbuka. ada sa...