singularity 24

1.3K 167 16
                                    

Sorry for typo...
♡¤♡

"Apa kau akan tetap melancarkan rencanamu itu?" tanya seseorang pada Sehun yang tengah meneguk wine di gelas kecil di hadapannya. Wajahnya terlihat menahan rasa minuman itu.

Ia mengangguk.

"Aku harus melakukannya. Kakakku, Ken. Dia sudah membunuh orang-orang tidak berdosa itu," jawabnya. Sontak membuat pria di depannya hanya bisa mengulum senyuman simpul yang segera menghilang ketika meraih gelas dan meneguk minuman di depannya.

Dentuman music di Bar ini begitu nyaraing, hampir setiap sudut di penuhi dengan para pria brengsek yang menghabiskan malam dengan minuman ataupun wanita di tempat ini.

"Hun, kakakmu meninggal setelah membunuh kedua orang tua Taehyung kan?" tanyanya lagi.

Sehun menoleh dan mengangguk pelan.

"Ya, dia menjalankan tugasnya dari bajingan Felix. Sebelum bertemu lelaki tua itu, kakakku tidak pernah sejahat itu." Kata Sehun menaruh dendam pada pria bernama Felix yang adalah ayah Mi Rae.

Ken sendiri memang kakak Sehun. Sebelum meninggal, Ken sempat meninggalkan pesan singkat lewat ponselnya. Agar jika sesuatu terjadi padanya, Sehun harus meminta maaf. Sehun sempat bingung dia harus minta maaf pada siapa dan untuk apa. Tapi setelah mendengar berita kebakaran dan kematian di daerah Pyeongchang yang tak lain tempat Ken juga tewas, Sehun mengerti kepada siapa dia harus meminta maaf. Itu kenapa Sehun mendekati Suzy, ia hanya ingin bisa dekat kepada Taehyung untuk sekedar mengucapkan kata maaf. Meskipun kata maaf itu tak akan mengembalikan kedua orang tua Taehyung maupun Suzy.

.

Hampir setiap malam, Taehyung pergi keluar rumah. Bukan untuk berhura-hura ataupun pergi ke Bar seperti kebanyakan anak muda lainnya. Ia justru pergi ke rumah Felix, hanya sekedar memata-matainya atau bahkan berencana bertemu dengannya. Ia tahu rumah Felix karena pernah di bawa datang oleh Mi Rae dan saat itu Taehyung menemukan banyak pil narkoba di rumah Mi Rae. Seorang anak bandar narkoba yang juga pemasok. Mi Rae bahkan Park Hyung pernah terlibat skandal narkoba itu, tapi karena uang ayahnya berlimpah. Ada oknum polisi yang membebaskannya berkeliaran di manapun. Ia harus melangkah perlahan, jangan sampai bersuara ketika sampai di depan pintu rumah Felix. Jantungnya berdegup tak beraturan ketika mendnegar suara langkah dari dalam, buru-buru ia meloncat ke samping rumah. Ke semak-semak bunga dekat jendela sebuah kamar. Ia bersembunyi di sana. Itu ia lakukan hampir setiap malam, ia hanya mau mencari tahu kebenarannya.

Napasnya terengah, ia harus mengatur napasnya terlebih dahulu, sementara dua anak buah Felix masih berdiri di depan pintu dengan senapan ditangan mereka masing-masing.

Aku harus berhasil masuk dan mengambil bukti narkoba disana.

Bedebah!

Pecahan kaca dari botol minuman beralkohol tak sengaja tertekan oleh telapak tangan kanan Taehyung yang saat itu tengah berposisi jongkook dengan tangan di atas tanah. Tangannya mengeluarkan banyak darah karena pecahan kaca itu terlalu tajam dan dalam menusuk tangannya. Rasanya perih, kini terlihat seperti genangan darah ditangannya. Taehyung harus menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit itu. Ia tak berlama-lama dengan tangannya, ia harus segera pergi dari sana. Matanya kelabakan mencari tempat aman untuk berlari dan kabur. Tatapannya setajam burung elang, dan gerakannya secepat harimau menerkam ketika dua penjaga itu masuk ke dalam rumah.

Taehyung masih berlari menjauhi kawasan rumah Felix yang begitu luas. Percayalah rumah Felix begitu besar dan halaman rumahnya seluas rumahnya sendiri. Tak bisa dibayangkan betapa kaya orang ini. Jika dijadikan kampus akan sangat besar dan menarik. Hanya saja perlu perubahan dan perluasan lagi.

SINGULARITY {TAEZY} [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang