Singularity ♡{Special Part}♡

2.7K 202 63
                                    

Spesial yah.. siapkan tissue please. Ini baper parah 😥 *maybe

Ngetik ini gk kuad sumpah 😢😩😩 antara senang dan sedih.. 😳😲😥😄

Sorry for typo...

♡♡♡

Suara sesegukan itu, sudah hampir satu jam lamanya mengisi ruangan kosong tempat berlangsungnya pemakaman Suzy. Kedua bahunya bergetar hebat, dan sesekali menyebutkan nama wanita pujaannya. Suzy, wanita yang hadir beberapa waktu lalu. Mengubah dunia kelam Taehyung, kelam yang kelabu. Semua yang terlihat dingin dan suram dilihat orang. Semuanya berubah dalam sehari ketika Suzy menginjakkan kakinya dirumah Taehyung, dan dalam sehari pula semuanya berubah kembali.

Ia hanya memeluk erat kedua kakinya yang melipat dengan wajah yang terbenam disana. Napasnya sesak, itu karena ia banyak menangis dan lupa bernapas normal. Matanya merah dan wajahnya sembab. Tak ada yang menenangkannya lagi ketika menangis. Karena orang yang selalu membuatnya tenang adalah orang yang sekarang membuatnya menangis.

Banyak orang mencari keberadaan Taehyung. Tapi nihil, tak satupun yang menemukannya. Bahkan Yoongi dan kepala polisi sekalipun. Nona Shin yang juga menghadiri pemakaman Suzy ikut cemas karena tak menemukan keponakannya.

"Apa kau menemukan Taehyung?" tanya nona Shin dengan suara yang terdengar resah.

Yoongi, pria itu hanya menggeleng pasrah. Membuat nona Shin menghela napasnya dan memijat pelipisnya.

"Ahh. Dimana dia, pikirannya pasti sedang kacau. Aku takut terjadi sesuatu padanya," gumamnya. Ia tahu Taehyung seperti apa. Dulu ketika kedua orang tua lelaki itu meninggal dia melakukan banyak hal bodoh. Mabuk-mabukan, balapan, dan banyak lagi.

Dan diantara percakapan serius itu, ibu Suzy yang sudah lebih tenang setelah menangis berjam-jam bahkan tak sadarkan diri hingga satu jam menghampiri nona Shin dan Yoongi dengan ditemani Nayeon yang memapahnya.

"Nona Shin," ia menoleh pada wanita dengan kemeja hitam lalu pada pria di depannya yang berpakaian sama dengan nona Shin, hanya ditambah kacamata yang tergantung di wajahnya, "tuan Yoongi."

"Kenapa, ada sesuatu yang terjadi padamu?" tanya nona Shin yang mengusap bahu kanan nyonya Bae.

Wanita itu ingin berbicara banyak. Tapi sesuatu membuatnya menangis kembali. Ia tak kuasa menahan haru jika mengingat Suzy, putri cantiknya. Segera nona Shin memeluk nyonya Bae erat. Mengusap punggungnya lembut dan menenangkannya.

"Ahh, tenanglah. Aku akan menjagamu. Aku berjanji, Tae juga akan menjagamu seperti ibunya sendiri." Nona Shin mengusap sudut matanya pelan. Jujur saja, ia juga tak rela kehilangan Suzy. Baginya Suzy adalah penyelamatnya. Seseorang yang banyak membantunya, dia begitu menyukai Suzy dan sudah menganggap wanita muda itu adiknya sendiri.

Kedua bahunya bergetar, itu artinya nyonya Bae menangis kembali.

"Tolong maafkan kesalahan putriku padamu. Maafkan dia jika dia nakal, jika dia merepotkanmu, jika dia selalu membuatmu marah. Maafkan dia," katanya di sela tangisannya. Nayeon hanya bisa memalingkan wajahnya yang ternyata menangis. Ia tak bisa membayangkan betapa terpuruknya wanita tua itu.

"Aku mohon jangan menangis. Suzy adalah anak yang baik. Aku menyukainya dan dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Dia banyak membantuku, terutama Taehyung." nona Shin menepuk bahu nyonya Bae, tenang. Sampai wanita itu berhenti menangis dan melepas pelukannya.

"Aku benar-benar ingin mati. Dia adalah malaikat kecilku, aku begitu menyayanginya. Dia yang paling berharga bagiku. Kenapa tuhan mengambilnya lebih dulu, kenapa bukan aku saja. Aku ingin melihatnya bahagia. Aku ingin melihat senyumannya di pagi hari, aku masih mau mendengarkan ocehannya. Aku masih mau melihat bagaimana dia tertawa bersamaku ... hikks!" suara tangisan itu membuat lorong kecil ini ramai. Suasana begitu terasa menyedihkan, haru. Dan yang paling nyonya Bae ingat adalah ketika Suzy mengatakan kalimat terakhirnya ketika dirumah. Jangan menangis!

SINGULARITY {TAEZY} [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang