Jarang sekali ada anak yang menuju taman belakang karena letak nya yang tidak strategis membuat orang-orang malas,tapi bagiku inilah nikmat, aku bisa merasakan bagaimana rasanya menikmati sendiri,berusaha mengobati luka sendiri tanpa ada bantuan.
--
Aku merasa ada yang duduk di sebelahku, aku acuh saja tak menghiraukan siapa pun yang duduk disebelahku. Cukup lama terdiam,hingga orang disebelahku mulai membuka suara.
"Ata" panggilnya sambil mengguncang pelan bahu ku.
Aku masih bisa mendengar walaupun earphone ini masih menyumbat telingaku. Dan walaupun aku belum menoleh aku sangat tau siapa yang duduk disebelahku.
Ia menarik earphone ku "Ta,aku mau ngomong" pinta nya
Aku menengok tapi tak bersuara.
"Aku.. aku mau minta maaf" ucap Retta sambil menunduk.
Aku masih diam hanya menatap perempuan yang tengah menunduk dihadapan ku.
"Ata,jangan diem" pinta Retta.
Aku masih diam, aku tidak tau kenapa bibirku sangat jeli untuk berbicara
"Ataaaa,aku minta maaf" rengeknya, kini ia mengguncangkan tubuhku.
Entah mengapa aku tersenyum mendengar rengekannya, ingin sekali aku mencubit gemas kedua pipinya.
Retta mendongak "kok malah ketawa sih,aku minta maaf ata"
Aku menangkap kedua tangannya, menggenggamnya dengan erat "iya aku maafin,ini itu salah aku"
Retta terdiam,ia seperti membeku menatap tangan ku yang sedang menggenggam tangan nya,aku yang menyadari itu segera melepaskan genggaman tanganku "sorry"
Retta sadar "eh..eh.. eee. Kita mulai dari awal ya Ta" pinta Retta lirih.
"Jangan dari awal dong,kita perbaiki apa yang salah. Waktu kan terus berjalan,kita nggak mungkin berjalan kebelakang,kecuali kamu pinjem mesin waktu ke Spongebob" jawab ku sedikit bercanda.
"Doraemon kali Ta,yang punya mesin waktu"
"Spongebob juga punya Ret,waktu Squidward kejebak di kulkas"
Retta berusaha mengingat ingat "oh iya yang sejarah berburu ubur-ubur kan"
"Nah itu inget. Ini yang namanya fans nya Spongebob"
Setelah itu kita berdua tertawa entah apa yang lucu. Ini yang ku rindukan dari sahabat yang paling dekat dengan ku,sungguh rasanya sudah lama sekali aku tak seperti ini dengannya.
Tapi,ini belum bisa disebut utuh. Tanpa adanya Akmal dan Viona. Jujur saja persahabatan ku dengan Retta lebih berwarna ketika Akmal dan Viona datang.
∫∫∫
Malam ini aku sibuk membuka tutup aplikasi di ponsel ku lalu satu notifikasi masuk membuatku langsung membukanya secepat kilat.
Ata😎
besok dianter siapa?
Mas Akbar
kenapa?
Pulang nya sama aku boleh ga?
ya boleh lah Ta,kayak siapa aja
yaudah cepet tidur,jgn main hp terus
iyaaa
Setelah itu aku melihat jam yang menunjukkan 21.56,memang sudah bisa dikatakan malam. Aku menaruh ponsel ku kenakas lalu menarik selimut dan berusaha memejamkan mata.