🎶fathomless ; 8

1.8K 297 22
                                    

Sejak tiga minggu yang lalu Fakultas Ilmu Budaya menjadi lebih berwarna. Bukan karena gedungnya habis di renovasi atau di cat ulang, tapi karena banyak mahasiswa baru lalu lalang dengan name tag atau atribut ospeknya. Ada yang pake name tag biasa, ada juga yang pake bando-bandoan dengan namanya masing-masing kaya mau nonton konser, atau ada yang lebih simple tapi unik : jurusan sastra arab yang hanya menyuruh anaknya memakai name tag sederhana di dada, tapi selama sebulan penuh mereka harus mengenakan gamis.

Ospek jurusan Sastra Inggris lebih sederhana daripada itu, para mahasiswa baru hanya disuruh mengenakan name tag dari karton astro berwarna biru dengan kuran B5 yang melingkar di leher mereka, yang tertulis info : nama lengkap dan nama panggilan, asal SMA, dan motto hidup. Ditambah dengan foto mereka yang sedang berpose mengayunkan tongkat sihir ala-ala Harry Potter, biar makin dapet suasana Inggris kata Lona, penanggung jawab ospek jurusan Sastra Inggris.

Sedangkan name tag untuk ospek jurusan Sastra Indonesia bisa dibilang lebih ribet dari tahun2 sebelumnya. Name tagnya berbentuk perisai pancasila, info-info seperti foto, nama lengkap, nama panggilan, asal SMA juga tertulis di masing-masing name tag para maba. Bedanya foto jurusan Sastra Indonesia temanya : Selfie Ter-Caem.

Di masing-masing jurusan, juga ada tradisi 'Kakak dan Adik asuh' atau bahasa kerennya mentoring. Satu senior dari angkatan yang sedang in charge ( tahun ini angkatan 2015) biasanya mendapat 1 sampai 3 adik asuh, tergantung jumlah mahasiswa baru dan jumlah senior yang bersedia atau dipilih menjadi kakak asuh.

Selain pake name tag, biasanya para junior juga di kasih buku tugas. Tiap-tiap jurusan biasanya punya tugas beda-beda untuk juniornya, tapi ada satu tugas yang hukumnya udah wajib dan berlaku untuk semua jurusan : mencari tanda tangan senior. Ini susah-susah gampang sih, kadang ada senior baik yang mau kasih tanda tangan mereka secara cuma-cuma, kadang ada juga yang diisengin dulu, abis itu baru dikasih tanda tangan.

Khai, Ceye, dan Satrio adalah tipe senior yang kedua : diisengin dulu, abis itu baru di kasih tanda tangan. Terbukti karena sekarang meja Backlash rame banget sama mahasiswa baru dari Sastra Indonesia. Belum lagi kalo ada junior Sastra Cina yang dateng minta tanda tangan ke Banu, atau anak-anak dari Sastra Prancis yang datengin Dio - dan Airin yang hari ini lagi gabung duduk sama Backlash, sekalian untuk ngomongin manggung bulan depan.

"Kenalan dulu dong, kenalan. Tak kenal maka tak sayang kan? Siapa tau abis ini kita bisa saling sayang." Itu adalah gombalan andalan dari Satrio, kadang Ceye juga suka ikutan. Airin yang denger rasanya pengen muntah dan ngerasa malu, gak ada apa gombalan yang lebih alus dan kelas dikit?

"Daritadi banyak yang minta tanda tangan, tapi gak ada yang gemes ya, Sat. Mata gue butuh penyegaran." Kata Ceye sewaktu meja mereka sudah selesai diserbu junior para pencari tanda tangan.

"Elah sekarang baru ngomong gitu, daritadi juga semua cewek lo godain. Gue sampe begah banget dengernya deh, ngegombaaal mulu kerjaan lo." Sahut Banu, Dio dan Airin langsung mengangguk setuju, sedangkan Ceye cuma cengengesan aja.

"Awas aja nih sampe centil-centil ke maba. Mereka tuh masih suci, masih pada baik-baik. Jangan aja sampe kena jebakan playboy-playboy kaya kalian." Tambah Airin, dan bukannya takut Satrio dan Ceye malah makin ketawa.

"Jangan cemburu dong, Rin. Biarpun lo udah jadi milik Mahen, lo tetep nomor satu kok di hati gue, masih kalah maba-maba cantik sama lo." Kata Satrio sambil merangkul Airin, dan langsung ditepis oleh Airin.

"Ih mending gue kalah sama maba deh, Sat."

"Hahahaha! Udah Sat, udah gagal total usaha lo untuk dapetin Airin. Udah cinta mati dia sama Mahen." Ucapan Banu ini bikin Satrio langsung memasang wajah pura-pura sedih, membuat Airin memukul lengannya sambil tertawa. Mau segalak apapun dia sama Satrio, ujung-ujungnya juga mereka ketawa bareng lagi.

fathomless [✖️kaistal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang