Sudah lewat seminggu dari kejadian mengenaskan malam itu. Setidaknya begitu bagi nantha.
Pagi ini nantha telah bersiap didepan rumahnya. Berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya dia pilih dengan tujuan agar bisa menyalin tugas diva, bukan malas mengerjakan. Hanya saja semalam dia habis memantau perkembangan oppa oppa kesayangan nya, jadinya lupa kalau punya tugas.
"Ntha!" itu teriakan mamanya,
Nantha menoleh, mendapati mamanya yg tengah melambaikan tangannya dihalaman rumah tetangga.
Entah kenapa mamanya jadi suka tiba² berada dirumah tetangga baru itu.
"kenapa ma?" balas nantha berteriak, dia malas kesana makanya dia tetap memilih diam didepan mobil hitamnya
"Kamu berangkat bareng daffa ya?" ujar mamanya, nantha hanya mengernyitkan dahinya bingung
"kesini deh"Mau tak mau akhirnya nantha benar² berjalan menuju rumah tetangga barunya itu.
"emangnya sekolah kita searah ya?" tanya nantha,
Yailah kita.
"daffa pindah mulai hari ini" jelas miranda, nantha hanya mengangguk polos
"pindah kemana tante?" tanya nantha
"ya kesekolah kamulah" jelas mamanya, sementara nantha hanya ber'oh' ria saja
Tunggu.
"Ke sekolah nantha?!" pekik nantha, mamanya mengangguk
"iya" jawab mamanya singkat
Nantha mengerjap, mencoba menetralkan detak jantungnya.
"oh" jawab nantha datar,
"yaudah ayo" seru nantha sambil berjalan duluan menuju mobilnyaNantha duduk dikursi kemudi, semnentara daffa duduk disampingnya. Seharusnya memang pria yg menyetir, tapi karna kakinya belum sembuh jadilah nantha yg menyetir sekarang.
🍭🍭🍭
Nantha keluar dari mobilnya begitu mereka telah tiba dengan aman dan selamat diparkiran sekolah.
"Nantha" panggil daffa,
Nantha menoleh, rupanya daffa masih ada didalam mobilnya.
Tidak menjawab panggilan daffa, gadis itu hanya memberikan tatapan yg seolah bertanya kenapa?"bantuin" ujar daffa, pria itu menunjukan cengiran khasnya
Jangan baper dulu ntha masih pagi -Nantha
Nantha berbalik arah, kembali menemui daffa yg masih setia duduk didalam mobilnya. Gadis itu mengulurkan tangannya, yg disambut baik oleh daffa.
Seharusnya pria itu masih menggunakan alat bantu untuk berjalan, tapi dia menolaknya. Malu katanya.
Dasar kebanyakan gengsi.
Kini keduanya berjalan menuju koridor, dengan tangan kanan daffa yg menggantung dibahu nantha. Banyak mata yg menatap keduanya, dengan berbagai macam tatapan.
Seperti iri, kagum, atau bahkan tidak suka.
"sampe, ini ruang kepseknya" ujar nantha begitu mereka telah sampai didepan pintu bercat coklat dengan tulisan Ruangan Kepala Sekolah dibagian depan pintunya
"oh, thanks ya" ujar daffa seraya menurunkan lengan kanannya dari bahu nantha
"yakin ngga mau gw temenin sampe dalem?" tawar nantha
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
Teen FictionSatu persatu cinta mulai menghampiri kami. Akankah kami tetap bisa menjaga persahabatan yg telah lama kami jalani?