🎼Risih

137 47 21
                                    

Cowok yang ternyata memang bias ku itu sedang serius membaca buku tentang permainan basket. Sekilas, wajahnya jauh lebih tampan dari foto yang sering ku lihat.

Dia bersekolah disini juga?

Sudut matanya melirikku ramah, seolah tahu bahwa dirinya sering dipuja-puja.

“Jangan menatapku begitu, kau membuatku malu, nuna.” katanya dengan smirk kearahku.

Deg.

Aku sempat meneguk ludah dan menarik napas panjang beberapa kali sebelum aku membalas perkataannya.

“Aku ngefans sekali denganmu, aku sering menonton drakor juga siaran langsungmu di instagram. Mianhe, aku seharusnya tidak banyak berbicara.” ucapku gemetaran saat dirinya memperhatikanku serius.

Ketika bibirnya terangkat ingin berkata sesuatu, tiba-tiba Mr.Lay masuk kedalam ruangan dengan membawa tumpukan koran bekas ditangannya.

“Hai, Ceye.” sapanya yang sedetik kemudian menangkap sosok ku yang berada tepat disamping Chanyeol. “Hai, Clary.”

“Ada yang bisa kubantu?” Tanya Mr.Lay menaruh tumpukan koran bekas itu diatas meja kerjanya.

“Biasa, aku butuh kesendirian. Mereka diluar sana terus mengejarku.” jawab Chanyeol mendekat kearahnya. “Untuk apa tumpukan koran bekas ini, ahjussi?”

Mr.Lay menghembus napas kasar. “Hei, jangan panggil aku begitu! Aku ini hyung-mu!”

Chanyeol cekikikan sembari mengangkat dua jarinya membentuk simbol cinta damai. Pis!

“Hah, dasar. Aku hanya ingin membuat kerajinan tangan.”

“Apa hyung sebegitu kesepian? Masih perlu jasa kencan buta lagi?”

“Ekhem.” celahku menatap datar kearah mereka. Tidak bisakah kalian menganggap kehadiranku disini?

Aigo, aku lupa ada kau juga. Ada yang bisa ku bantu?”

“Aku datang untuk memberitahu kalau perubahan posisi duduk dan cara mengajarmu membuatku tidak nyaman.”

“Memangnya kau duduk dengan siapa?” tanya Chanyeol menatapku heran.

Mr.Lay kemudian duduk. Ia memundurkan kursi dengan punggungnya dan melipat kedua tangannya di belakang kepala.“Aku suka posisi yang baru. Hampir sama sukanya dengan permainan satu-lawan-satu yang sedang aku rancang untuk pertandingan hari Sabtu.”

Aku mengambil buku tentang peraturan sekolah dan hak-hak murid diatas meja. “Berdasarkan hukum, tak boleh ada siswa yang merasa terancam karena properti sekolah.”

Chanyeol angkat suara. “Kau merasa terancam?”

“Aku merasa tidak nyaman. Dan aku ingin mengajukan usulan.” Karena keduanya tidak memotong ucapanku, aku menarik napas penuh keyakinan. “Aku bakal menjadi mentor biologi bagi siswamu yang manapun—asalkan kau mengembalikan Sone ke sampingku lagi.”

Sweet Lies ¦ Oh Sehun (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang