Sixth

3.5K 162 1
                                    

Lagi-lagi Emily hanya bisa pasrah, ia tidak bisa melawan kekuatan Audric hati dan tubuhnya sudah tidak bisa menahan kesakitan yang Audric buat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lagi-lagi Emily hanya bisa pasrah, ia tidak bisa melawan kekuatan Audric hati dan tubuhnya sudah tidak bisa menahan kesakitan yang Audric buat. Hanya kematian yang Emily inginkan saat ini.

Bagi Audric hanya hal tersebut yang bisa membuat Emily bisa tetap berada disisnya, walau dalam hati kecilnya dia sangat tidak menyukai melihat Emily menderita. Tapi tak ada pilihan lain, gadisnya sangat sulit untuk didapatkan, tak masalah untuk saat ini Emily membencinya tapi Audric yakin Emily akan jatuh hati padanya.

Waktu telah menunjukan pukul 9 malam dan Emily masih berada di ranjang Audric dengan air mata yang telah mengering dan tubuh yang benar-benar lemah. Melihat hal tersebut Audric merasa cemas, seharian Emily tidak mau membuka mulutnya untuk sekedar makan atau minum. Berulang kali Audric meembujuknya untuk makan tetapi hanya keterdiaman yang Audric dapatkan.
" Sayang makanlah kau sangat lemah, aku tak ingin kau sakit. Jangan diam seperti ini sayang, maafkan apa yang ku lakukan tapi aku benar-benar tidak bisa untuk melepaskanmu" ujar Audric.

Lagi-lagi Emily hanya terdiam dia sama sekali tidak ingin makan, yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya untuk bisa keluar dari tempat ini secepatnya.
"Untuk apa kau peduli padaku, menghawatirkanku, nyatanya perlakuanmu padaku membuatku mati perlahan. Lebih baik kau bunuh aku sekarang juga, hanya kematian yang aku inginkan jika harus bersamamu".

Jawaban dari mulut Emily sangat tidak terduga. Dengan cepat emosi menguasai diri Audric. Dengan mencengkeram erat bahu Emily dan tatapan yang tajam " Kau meragukan cintaku? jangan pernah kau mengatakan kematian didepanku! baiklah akan kutunjukan seberapa besar cintaku padamu".

Ketakutan langsung menyeruak dihati Emily, dia amat takut, takut Audric melecehkanya lagi. Dan sepertinya kekhawatiran Emily terjadi karena dengan cepat Audric membungkam mulut Emily dengan mulutnya, kasar dan menuntut seolah-olah Audric ingin menunjukan seberapa besar cintanya melalui ciuman itu. Emily mencoba menghindari ciuman itu dengan tenaga yang tersisa tapi apa daya dia tak akan bisa melawan Audric. Rontaan dan tangisan Emily tak dihiraukan, dalam hati Emily berdoa semoga Tuhan menolongnya.

Ditengah ciuman ganas itu tiba-tiba ponsel Audric berdering, awalnya dia mengabaikan namun ponsel itu terus berdering, sehingga mau tak mau Audric harus berhenti mencium wanitanya.

"Shit! Audric mengumpat dan mengangkat ponselnya "Ada apa!

"Maaf tuan, ada masalah dikantor bisakah anda kesini?"

"Kau saja yang mengurusi aku sedang sangat sibuk!"

"Tapi tuan ini sangat penting".

Audric mematikan ponselnya kemudian menatap lurus pada Emily.
"aku akan kekantor, ada sedikit urusan, kau jangan berani untuk mencoba kabur, atau nanti kau akan tau akibatya sayang".

Sebelum pergi Audric menghungi bebearapa bawahannya untuk menjaga ketat rumahnya. Tentunya untuk menjaga Emily agar tidak kabur.

"Aku pergi dulu sayang," sambil mencium kening Emily lembut.

"Ini kesempatanku" batin Emily..

BEBERAPA CHAPTER AKAN DI PRIVATE, JADI UNTUK BISA MEMBACA KESELURUHAN CERITA FOLLOW ME.

AND DON'T FORGET VOTE AND COMMENT❤

Just Look At Me (Audric and Emily Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang