Twelfth

1.9K 97 12
                                    

Di chapter ini silahkan kalian caci maki Audric sepuasnya 👿😈👿😈

WARNING!! 21+
yang tidak suka silahkan tidak usah membaca (No Hate Comments are Needed)

Follow me and enjoy for reading ❤

Audric sebut saja ia pria sadis berwajah tampan yang tak punya hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Audric sebut saja ia pria sadis berwajah tampan yang tak punya hati. Ia menyiksa fisik seorang gadis karena keegoisannya yang sangat besar. Baginya hanya ini jalan satu-satunya untuk membuat Emily tetap disisinya.

Emily merintih kesakitan saat Audric menggigit bibir bagian bawahnya hingga terluka dan mengeluarkan darah. " Hentikan brengsek!" Emily terus meronta, memukul dada Audric berharap Audric akan menghentikannya. "Kau tidak mencintaiku, kau gila lepaskan! Aku sangat membencimu." Hal itu membuat amarah Audric semakin memuncak. Hentakan di bawah sana masih terus berlanjut. Audric merasakan kenikmatan dari perbuatannya, sebaliknya dengan Emily yang merasakan rasa sakit yang begitu mendera. Audric menghentikan gerakannya ketika menyadari tubuh Emily lemas. Audric sadar ia telah kelewatan melakukan hal ini pada orang yang sangat dicintainya. Ia kemudian beranjak dari tubuh gadis itu, memakai pakaiannya dan menyelimuti Emily yang terlelap karena kelelahan.

*****************

Sinar mentari yang masuk melalui kanopi kamarnya, membuat Emily terbangun. Sekujur tubuhnya terasa sakit. Pelan-pelan turun dari ranjang untuk membersihkan dirinya. Dengan langkah tertatih-tatih ia berjalan menuju kamar mandi. Emily merasa sangat miris melihat keadaan dirinya.
Emily menatap tubuh polosnya di depan cermin sambil menitikkan airmatanya, mengingat nasibnya yang amat buruk. Ia tidak bisa diam saja menerima perlakuan Audric. Aku harus pergi.

Ketika keluar dari kamar mandi, Emily terperanjat kaget saat melihat siluet tubuh tinggi berdiri di depan jendela kamar, tengah membelakangi dirinya. Audric berbalik dan menatap Emily dengan tatapan tajam. Pria ini mendekat ke arah gadis itu. Emily mencengkram erat ujung lipatan handuk yang melingkari tubuhnya. Gadis ini tak berani menatap Audric yang kini telah berdiri di depannya.

Selama beberapa saat meneliti tubuh Emily dari atas sampai bawah dimana masih terlihat jelas tanda kepemilikan yang ia buat. Audric bisa melihat gadis di hadapannya ini ketakutan. Ia mengulurkan tangannya hendak menyentuh pipi Emily namun Emily menyingkirkan tangan Audric yang hendak menyentuhnya "Jangan sentuh aku." Respon Emily tersebut kembali menyulut emosi Audric.
"Bahkan hukuman yang kau terima kemarin bagiku belum selesai kesalahanmu terlalu besar kau membohongiku, mencoba kabur dariku dan meragukan cintaku. Jadi jangan harap kau akan bebas sayang."

Kemudian Audric mengulurkan tangannya menyingkirkan tangan Emily yang memegangi ujung lipatan handuknya, menarik ujung handuk itu hingga terlepas dari tubuh Emily. Audric membawa Emily ke ranjang. Pria ini menghempaskan tubuh Emily, lalu ia melepas pakaiannya dan kembali melesakkan pusat tubuhnya ke dalam area sensitif Emily yang masih terasa perih. Audric sadar bahwa ia keterlaluan namun semua demi Emily agar tetap bersamanya.

Kembali, Aku harus merasakan rasa sakit ini.
Tuhan, Tolong aku....

Emily tak bisa membendung air matanya. Rasa sakit di area sensitifnya semakin bertambah. Audric menyerangnya kembali. Pria itu menyiksanya dengan hujaman kasar yang menyakitkan.

**************
Audric sengaja melakukannya kembali agar Emily tidak pergi ke kampus dan dirinya juga tidak berniat pergi ke kantor hari ini, semua rapat penting sudah ia cancel. Yang Audric inginkan hanya ingin menghabiskan waktu bersama Emily, tidak peduli bagaimana Emily membenci dirinya.

Audric terlihat tidak tenang saat ia merasakan suhu tubuh Emily. Lelaki ini baru saja meniduri gadis itu dan ia mendadak sedikit panik saat suhu tubuh Emily begitu panas dan gadis itu pucat pasi. Audric menempelkan telapak tangannya di dahi gadis itu dan dugaannya benar, gadis itu sepertinya dalam kondisi yang tidak baik baik saja. Audric bertambah semakin panik saat melihat Emily sangat lemah dan berkeringat dingin.
Perasaan bersalah tiba-tiba merayap masuk di dalam hati Audric.

Dengan cepat Audric segera menelepon dokter pribadinya

"Datang ke apartementku sekarang juga. Alamatnya akan ku kirim.Aku perlu bantuanmu!"

"Pliip! sambungan terputus. Audric melempar ponselnya ke ranjang sembari mengumpat kesal pada dirinya sendiri "brengsek!"

Dengan seksama Audric memperhatikan aktivitas pria berkemeja putih yang tampak serius memeriksa keadaan Emily.
"Apa dia baik-baik saja?"
"Tak perlu khawatir tuan, ia hanya kelelahan sehingga daya tahannya menurun, cukup istirahat dan nanti akan ku beri resep obat agar keadaannya segera membaik".
"Baiklah, terimakasih". Akhirnya Audric bisa bernafas lega walau rasa bersalah masih melingkupi hatinya.

*************
Dengan pelan Audric mencoba membangunkan Emily, gadisnya itu harus makan siang dan minum obat.
"Sayang bangunlah kau harus makan dan minum obat". Perlahan Emily membuka matanya dan mendapati Audric menatapnya dengan tatapan sayang sangat berbeda ketika ia........

Tak ada penolakan dari Emily, ia berusaha bangun dari tidurnya. Melihat hal itu Audric segera membantu Emily duduk di tempat tidurnya. Dengan penuh perhatian Audric menyuapi Emily serta memberikan obat.

"Audric..aku ingin pulang, kau tenang saja aku tak akan kemana-mana, aku hanya merindukan orangtuaku. Kumohon". Pinta Emily pada Audric.

Melihat Emily memohon padanya, serta Audric juga ingin menebus kesalahnnya maka dengan berat hati Audric mengizinkannya.
"Kapan kau ingin pulang?"
"Hari ini, aku akan pulang sendiri".
"Aku akan mengantarkanmu sayang".

***************

Audric membaringkan tubuhnya di ranjang, lalu mulai mencoba memejamkan matanya untuk tidur. Namun, bayangan wajah cantik Emily memenuhi pikirannya. Ia terbiasa tidur dengan Emily dipelukannya dan malam ini membuatnya gelisah tanpa ada Emily disisinya.

Keesokan harinya Audric bangun pagi dan segera menuju kantor. Namun ia sama sekali tak bersemangat. Audric memandangi foto Emily difigura dengan senyum manis diwajah cantiknya, ia tersenyum lirih melihat wanita itu tidak pernah benar - benar tersenyum padanya. Ia melirik jam dinding di ruang kerjanya lalu tersenyum, ia akan mengunjungi Emily untuk makan siang bersama dan melihat kondisinya. Tak lupa Audric memesan makanan dan membeli sebuket bunga untuk Emily.

 Tak lupa Audric memesan makanan dan membeli sebuket bunga untuk Emily

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TBC-

Dont like my story??
DONT READ!!

Artinya :
Jika anda merasa tidak suka, tidak tertarik, tidak sesuai dengan keinginan dan harapan anda maka JANGAN BACA.

Terimakasih💛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Look At Me (Audric and Emily Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang