Tenth

2.1K 111 13
                                    


Hello! Akhirnya setelah sekian lama bisa update juga😆
Hati- hati banyak Typo bertebaran.

Bunyi kicauan burung serta pancaran sinar matahari yang masuk melalui jendela mengusik tidur Emily

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi kicauan burung serta pancaran sinar matahari yang masuk melalui jendela mengusik tidur Emily. Emily tertidur lelap  karena obat bius yang Audric berikan. Raga Emily masih belum terkumpul sempurna saat ia merasakan pusing dikepalanya dan perlahan  membuka mata. Ruangan yang didominasi warna hitam dan abu-abu terkesan maskulin. Emily mengerutkan dahi bingung, keheranan itu terjadi sebelum bayangan kejadian semalam memenuhi pikiranya.

Seketika Emily teringat Reymond dimana sahabatnya itu berada. Emily menoleh singkat untuk memastikan bayangan itu dan betapa terkejutnya Emily, bukan Reymond yang berada bersamanya melainkan Audric.
Mendapati pria itu sedang tersenyum, pria yang sudah merenggut segalanya dariku. Ia tersenyum dengan sangat bahagia, terlihat dari tatapan mata serta bibirnya yang terus membentuk bulan, yang membuatnya terlihat semakin bahagia.

Aku memejamkan mataku, berusaha memikirkan kalau ini hanya di alam mimpi, dengan posisi ia memelukku dengan posesif. Kurasakan ia membelai perutku sambil tersenyum, sekali lagi senyum yang amat sangat bahagia. Dengan keras aku berusaha menahan tangis dan berusaha melepaskan pelukannya,"lepaskan aku kumohon aku ingin pulang".   Namun Audric malah semakin memeluk pinggangku erat dan mengecupi rambutku. Saat itulah aku baru menangis, aku benar – benar sudah menjadi miliknya.

**************

Melihat Emily menangis sebenarnya adalah hal yang paling dibenci Audric. Apalagi menangis karena ingin lepas darinya. Audric membalikan posisi Emily agar menatapnya.

" Sudah berapa kali kubilang, kau tak akan pernah lepas dariku sayang. Apapun akan kuberikan untukmu, duniaku, cintaku, segalanya asalkan kau bersamaku".
"Tapi sekali saja kau berusaha lepas dariku atau pergi dariku, kau mungkin takan pernah membayangkan apa yang akan kulakukan pada dirimu, bukan hanya kau yang akan menderita, tapi orang-orang disekitarmu akan merasakan penderitaan yang kubuat.
"Dan ingat jangan pernah berdekatan dengan laki-laki lain termasuk si brengsek Reymond, tak akan kubiarkan siapapun berani menyentuhmu seperti apa yang  kulakukan padamu." katanya dengan suara seraknya lalu kembali melanjutkan dengan menciumi seluruh wajah Emily berkali-kali.

**************

Emily benar-benar ingin mati rasanya, dia tak memiliki pilihan lain selain menuruti perkataan Audric. Ia sangat merindukan orang tuanya, teman-temanya dan merindukan kehidupan yang normal seperti dulu.

Sudah hampir satu minggu Emily berada di rumah Audric, dan selama itu Emily bersikap patuh pada Audric dan benar saja Audric lebih lembut dan berperasaan. "Bolehkah aku meminta permintaan?"
"Katakan".
"Aku ingin pulang, maksudku aku ingin bertemu orang tuaku memastikan keadaan mereka baik-baik saja". Namun tak ada jawaban dari Audric ia tetap fokus pada laptopnya.

Emily hampir putus asa, Audric pasti takan mengizinkannya. Tiba-tiba Audric menjawabya " baiklah besok kita akan mengunjungi orangtuamu. Dan seketika Emily merasa bahagia mendengar jawaban Audric.

***************

Keesokan harinya Audric mengantarkan Emily kerumahnya, Audric rasa sudah saatnya Emily bertemu orang tuanya setelah beberapa hari tak pulang. " Kuharap kau tak barkata macam-macam sayang".

Singkat cerita setelah sampai dirumah, bukan ekspresi khawatir yang terlihat dari orangtua Emily. Yang mereka tau Emily sedang berlibur ke luar negeri bersama Helene dan orang tua Emily mendapat hadiah sejumlah uang yang sangat besar dimana saat itu keluarga Emily sedang kesulitan dalam ekonomi. Tentu saja dibalik semua itu adalah Audric.

"Kau lihat kan mereka baik-baik saja, asalkan kau tidak macam-macam semua akan aman". Emily hanya mengangguk.
"Kau tau bagaimana keadaan Reymond?"
"Jangan sebut nama bajingan itu didepanku, jika kau ingin dia tetap hidup".

Sebelum mereka kembali pulang, Audric mengatakan pada ayah Emily tentang niatnya untuk bertunangan dengan putrinya. Tentu saja ayah Emily sangat kaget mendengar hal itu namun Audric berkali-kali meyakinkan pada ayah Emily.
"Semua tergantung pada Emily, jika kalian saling mencintai kita akan mendukung apapun keputusan kalian". Mendengar itu Audric merasa menang.

Emily benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, selama Audric mengatakan niatnya ia menggenggam erat tangan Emily dan ancaman-ancaman Audric perputar diotaknya. Emily hanya bisa pasrah.

Dengan segala kekayaan yang dimiliki Audric, ia membelikan apartemen yang mewah untuk Emily. Agar kapan saja ia bisa mengunjungi Emily. "Mulai saat ini kau tinggal diapartemenku".
"Aku tak bisa". Balas Emily
"Tak ada penolakan sayang".

 Balas Emily"Tak ada penolakan sayang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu juga Audric membawa Emily ke apartemen barunya dan Audric juga telah memberikan segala sesuatunya untuk Emily

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu juga Audric membawa Emily ke apartemen barunya dan Audric juga telah memberikan segala sesuatunya untuk Emily.

-TBC-

GIVE COMMENT AND VOTE DONT BE A SILENT READER 💚💚

Just Look At Me (Audric and Emily Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang