Eleventh

2.1K 123 26
                                    

Karena saya lagi baik, jadi hari ini update 2 chapter 😊
Jangan Lupa Follow gratis kok ga bayar 💋

Karena saya lagi baik, jadi hari ini update 2 chapter 😊Jangan Lupa Follow gratis kok ga bayar 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#Emily Pov


Hidupku benar - benar berantakan sekarang. Semua kacau. Aku tertekan dalam belenggu kecintaannya padaku. Tidak, ia tidak mencintaiku, ia terobsesi padaku. Aku berusaha membuatnya membenciku agar dia segera melepaskanku atau bahkan membunuhku. Lebih baik mati dibanding disiksa secara halus olehnya. Tapi ia seakan tidak peduli dengan semuanya. Semakin hari dia semakin posesif, dan protektif .

Aku tidak boleh berhubungan dengan siapapun selain dengannya, setiap malam Audric akan mengecheck gadgetku, memastikan apakah aku berhubungan dengan pria lain selain dengan dirinya, bahkan untuk menghubungi keluargaku atau Helene saja rasanya sulit sekali. Saat aku beralasan ingin menelpon orangtuaku, ia akan mengawasiku. Pernah suatu hari memberanikan diri untuk menghubungi Reymond jujur saja aku sangat mengkhawatirkannya. dan saat Audric tahu tentang hal itu, ia akan menghukumku di ranjang.

Karena hal itu Audric begitu gila menghukumku setiap ia pulang kerja ataupun setelah aku mandi, ia langsung meghampiriku dan kami "you know lah". Aku benar - benar frustasi, rasa lelah dalam tubuhku tak bisa kuhindari, bibirku luka karena setiap aku melakukan hubungan dengannya, ia selalu menggigitnya karena aku terus melawan. Seluruh bagian tubuhku sakit dan nyeri, aku benar - benar tersika. Pernah dalam pikiranku terbesit ingin melarikan diri dari belenggu penyiksaannya, tapi aku memikirkan keluargaku yang sangat bergantung nasibnya padaku.

Audric sering mendapati mataku yang sembab, dan ia terlihat khawatir. Semua yang ia lakukan padaku atas dasar cinta, menurutnya. Ia selalu mengatakan "i love you" kapanpun dan dimanapun. Saat bangun tidur, selesai sarapan, mengatar kuliah, dan tentunya saat bercinta. Tapi aku tidak pernah membalas semua itu sedikitpun. Apakah penyiksaan ini akan berakhir? Kenapa Tuhan begitu kejam padaku?
Setidaknya aku imgin menikmati hari - hariku dengan kedamaian.

"Kau mau kemana sayang?" erangnya saat aku memutuskan untuk ke kamar mandi.
"Ini sudah pagi, aku harus kuliah, bisakah kau memberikanku space sedikit saja untukku beraktifitas?". Sejujurnya ini hanyalah alasanku untuk menghindari serangannya kembali. Saat aku ingin membuka pintu, Audric sudah meraih tubuhku ia merapatkan tubuhnya dengan tubuhku di dinding lalu menatapku tajam.
"Apa kau mencoba melawanku, huh?!" geramnya lalu mencium bibirku, aku kembali diam tak merespon semua sentuhannya. Ia melepas ciuman kami lalu menatapku dengan tatapan mengerikan, "Buka mulutmu jika kau masih ingin keluar dari kamar ini." katanya tajam lalu kembali mencium bibirku dengan gairah yang tak pernah surut.

Pukul 10 pagi Audric mengantarku ke kampus. Seperti biasa ia tak pernah membiarkanku berangkat sendiri. Setiap hari dia selalu mengantarkan atau dia akan menyuruh sopir pribadinya jika sedang sibuk.

************
Audric memarkirkan mobilnya didepan kampus Emily. Sebelum Emily turun tak lupa Audric mencium bibir Emily dengan lembut. "Kita makan siang bersama, aku akan menjemputmu".
"Aku ada jadwal sampai sore, lain kali saja". Jawab Emily singkat.
"Baiklah kalau begitu jam 5 sore aku menjemputmu, kuharap kau tidak macam - macam".
Sepeninggal Audric, Emily menghela napas sebenarnya hari ini ia tak ada kuliah tapi Emily tak sanggup jika harus berada di apartemen seharian.

Emily sedang duduk di salah satu bangku ditaman kampus, dari kejauhan terlihat Helene sedang melambaikan tangan kearahnya kemudian berjalan menghampiri Emily. "Emilyyy! kemana saja kau aku sangat merindukanmu".
Bukannya menjawab Helene, Emily malah meneteskan air matanya dan hal itu membuat Helene kebingungan.
"Separah itukah kau merindukanku?" celetuk Helene.
"Tolong aku Helene". Jawab Emily
"What happen to you?" Helene mulai merasakan hal aneh pada Emily.
Dan kemudian Emily menceritakan apa yang dialaminya dan semua perlakuan Audric padanya.

"Kurasa Audric memang benar mencintaimu, tapi caranya yang salah. Selama aku mengenal Audric tak pernah dia serius pada wanita."

"Kau tau dia selalu mendapatkan apa yang dia mau, dan akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi keinginannya, termasuk dalam mendapatkan hatimu Emily".
"Yah kuakui perlakuannya terhadapmu terlalu kejam dan gila".
"Pesanku jangan sekali-kali membuatnya emosi, jika kau ingin meninggalkannya lakukan perlahan Em".

"Aku mencoba bertahan Helene, tapi terkadang aku rasanya ingin menyerah".
"Kau pasti bisa kuat, demi dirimu dan keluargamu".
Helene maukah kau menemaniku malam ini aku ingin sedikit hiburan.
"Okay, why not?"

Emily benar-benar ingin melupakan sejenak tentang hidupnya yang kelam ia ingin bersenang-senang dengan sahabatnya.

**************
Audric sudah didepan kampus Emily satu jam yang lalu namun selama itu Emily belum terlihat dan ponselnya tidak bisa dihubungi. Audric mulai merasakan khawatir jika Emily pergi meninggalkanya. Dengan cepat ia mengubungi bawahanya dan menyuruh mereka untuk mencari info apakah jadwal kuliah  Emily memang belum selesai.

Tak perlu waktu lama bawahan Audric memberi tahu jika hari ini Emily tidal ada jadwal kuliah. Seketika kemarahan menguasi diri Audric. "Sial! dengan keras Audric meninju setir mobil berkali-kali.
"Rupanya kau mencoba melawan ku kembali Emily".

"Cari dimana keberadaan Emily". Perintah Audric pada bawahannya kemudian menutup ponsel dan melajukan mobilnya untuk mencari Emily.

2 jam Audric berputar-putar dia melihat mobil Helene terparkir di salah satu cafe. Audric yakin pasti Helene tau dimana Emily. Dan benar saja ketika Audric memasuki cafe terlihat Emily berada disana bersama Helene dan beberapa teman lainya. yang membuat Audric semakin kesal adalah beberapa dari mereka adalah laki-laki. Emily terlihat tersenyum bahagia bersama mereka hal itu membuat Audric sakit hati, baru pernah Audric melihat Emily tersenyum bahagia seperti itu. Selama Emily bersamanya tak pernah ia memberikan senyuman bahagia untuk Audric. Ia cemburu. Cemburu karena tidak seberuntung teman-teman Emily yang bisa merasakan cinta Emily.

Dengan cepat Audric menghampiri meja Emily. "Jadi ini yang kau sebut kuliah?". Emily benar-benar terkejut mendapati kedatangan Audric.
Tanpa basa-basi Audric menarik pergelangan Emily dan entah keberanian dari mana Emily menghempaskan gengaman Audric. "Lepaskan! Kau tidak bisa terus seperti ini padaku". Emily mencoba berani tapi tetap saja Audric bisa melihat ketakutan dimata Emily.

"Audric biarkan Emily pulang bersamaku, aku yang tadi mengajaknya kemari percayalah padaku". Helene mencoba memohon pada Audric. Tapi usaha Helene sia-sia. Ia menarik lagi tangan Emily dengan kasar dan pergi meninggalkan cafe. Audric benar-benar tidak mempedulikan tatapan orang disekitar.

***********

Emily hanya bisa memejamkan kedua mata sembabnya menahan rasa perih yang ia rasakan di bagian bawah tubuhnya, merasakan sakitnya hentakan-hentakan kasar. Ia tak kuat lagi, rasanya seolah akan mati!

Suara kesakitan gadis itu tak dipedulikan, Audric terus saja menghujamnya. Audric benar-benar dikuasai oleh emosi yang luar biasa.
Audric tak peduli jika gadis di bawah kuasanya, jatuh pingsan sekalipun. Ia benar-benar tidak peduli! yang ia butuhkan adalah menghukum Emily sampai ia sadar siapa yang berkuasa atas hidupnya.

-TBC-

DONT FORGET TO FOLLOW
DONT BE A SILENT READER (COMMENT OR VOTE)

Just Look At Me (Audric and Emily Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang