Just Said 'Yes'

3.1K 208 10
                                    

NOTICE!! : Huruf MIRING =FLASHBACK/BATIN

Just Said ‘YES!’
-Chapter 11-

Sebelumnya¬___

“kalau begitu kau bicarakan dulu dengan teman-temanmu juga membicarakan dengan baik-baik dengan atasanmu. Buat mereka mengerti dengan apa yang kau inginkan. Istilah lainnya kau bisa bernegosiasi dengan mereka. Mungkin kau masih bisa berkarir di saat kau memilih Jaera dan Hyunra”,
“aku mengenal atasanku. Dia melarang keras hubungan percintaan kami. Itu yang membuatku ragu untuk bernegosiasi dengannya”,
“cobalah… lakukan dengan keluargamu. Ingat? Kau yang berbuat, kau juga harus bertanggung jawab. Kau bahkan tidak tahu betapa menderitanya Jaera saat mengandung Hyunra seorang diri. Pikirkanlah baik-baik…”,

Ponsel Jong Ki berbunyi sedangkan Kyuhyun hanya diam meresapi perkataan Jong Ki yang ada benarnya. Dia harus berusaha bagaimanapun hasilnya. Dia harus puas dengan keputusan final tersebut.

“ok. Aku ke sana. Em… Kyuhyun-shi”, pria yang disebut namanya itu menoleh.
“aku harus kembali. Hye Kyo sudah selesai dengan Jaera, aku harus mengantarnya pulang”,
“baiklah. Kita kembali ke dalam”,

~~

Kyuhyun dan Jaera tak bisa melunturkan senyumnya memandang ke arah ranjang rawat Hyunra sebab bocah kecil itu telah sadar dari komanya dan kini tengah diperiksa oleh dokter.

“keadaannya sudah stabil, kami akan tetap mengawasi perkembangannya. Jadi, tolong jangan terlalu membuatnya lelah”,
“baik, dokter”,

Setelah dokter tersebut keluar, Jaera mendekati putrinya yang masih berbaring dengan mata menatap ke arahnya. Kyuhyun juga ikut mendekat ke sisi ranjang sehingga bocah itu juga menatap ke arahnya. Senyum lemah terlukis di wajahnya yang masih terdapat luka goresan kecil.

“bagaimana keadaanmu, baby?”, tanya Jaera senang bukan main. Akhirnya anaknya ini membuka mata setelah 4 hari tertidur dengan nyaman. Hyunra mengangguk lemah sehingga Jaera mengusap lembut rambut putrinya. Kyuhyun sendiri, dia tidak ingin mengganggu Jaera yang terlihat bahagia melihat anaknya sudah sadar.
“d-daddy…”, Kyuhyun menggenggam tangan mungil Hyunra yang terulur ke arahnya.
“ya, sayang. Kau baik-baik saja, kan? Putri daddy harus kuat…”, bisiknya lembut yang dibalas dengan genggaman erat di tangannya. Hyunra tidak membalasnya, tapi tangannya yang lain ia ulurkan ke arah Jaera yang berdiri di sampingnya juga.
mommy di sini, baby”, Jaera menggenggam tangan putrinya ini. Hyunra tersenyum ketika kedua tangannya telah digenggam oleh Jaera dan Kyuhyun sebelum akhirnya perlahan suaranya keluar walau masih tersendat-sendat.
“I… I’m sohappy… m-mommy.. da-daddy…”, Jaera tak bisa menahan tangisnya ketika mendengar suara lirih putrinya. Kepalanya tertunduk dalam sedangkan Kyuhyun hanya tersenyum tipis dengan tangannya yang bebas terulur ke arah Jaera, mengusap kepala wanita itu dengan lembut.

Jaera mendongakkan kepalanya saat merasakan usapan lembut tersebut. Manik matanya langsung bertatapan dengan milik Kyuhyun yang menatapnya penuh kelembutan.

“ayo.. kita mulai semuanya dari awal… Shin Jaera”,

~~

Seminggu berlalu, keadaan Hyunra sudah mulai membaik seiringnya waktu. Jaera maupun Kyuhyun senang dengan keadaan Hyunra yang semakin pulih, bahkan gadis mungil itu sudah kembali ceria dan cerewet. Jaera tidak pernah melihat Hyunra yang sangat bahagia walau dia masih harus dirawat di rumah sakit, tetapi gadis mungilnya bahagia karena adanya Kyuhyun dan seluruh keluarganya di sana.

mom…”, kepala Jaera tertoleh ketika mendengar panggilan putrinya yang sedang bermain bersama Lee Donghae dan Lee Eunhyuk. Ya, hari ini member Super Junior menengok keadaan Hyunra setelah mendapat kabar dari magne mereka tentang sadarnya Hyunra.
“ada apa, baby?”, tanyanya seraya melangkah mendekat. Hyunra tersenyum misterius kemudian terkikik bersama-sama dengan Donghae. Jaera menyipitkan matanya ke Donghae karena berpikir jika pria itu telah merencanakan untuk mengerjainya melalui Hyunra.
“ini…”, kali ini pandangan Jaera beralih pada sebuah amplop berwarna putih polos yang dihiasi dengan gambar kupu-kupu. Walau tahu sedang dikerjai oleh Donghae dan putrinya ini, ia tetap menerima amplop itu kemudian membukanya dihadapan mereka. Di dalam berisi sebuah kertas berwarna pink yang terdapat pesan singkat tanpa nama.

Wife, Daughter, and My MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang