Your Is My Daddy

5.1K 304 13
                                    

happy reading aja.



-Your Is My Daddy!-
Chapter 1


Pagi yang cerah itu tidak membuaat seorang wanita yang masih bergulung di balik selimut tebalnya bergeming. Tetapi, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka sehingga menampilkan sosok anak kecil yang menyunggingkan senyum polos tanpa dosanya. Tanpa menunggu lama lagi, anak kecil itu berlari mendekati ranjang yang ditempati wanita itu kemudian meloncat naik ke atas bahkan hingga menindih tubuh wanita yang masih enggan membuka matanya. Erangan terdengar ketika tubuh mungil itu telah menindih tubuhnya.

"Mommy, wake up!", pekikkan cempreng tersebut membuat alis wanita yang masih menutup matanya berkerut karena terganggu dengan suara tersebut.
"Mommy! Did mom forget the first day of school for me?", pertanyaan polos itu sontak membuat wanita yang disebut 'mommy' itu mulai membuka matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retina matanya sebelum akhirnya menatap bocah yang masih setia di atas tubuhnya dengan wajah polos. Matanya kembali terpejam sesaat sebelum terbuka kembali.
"morning baby.. but mom still sleepy, biarkan mommy tidur lima menit lagi ya? Just five minutes. Mom baru saja tertidur jam 3 pagi karena melanjutkan pekerjaan kantor", anak kecil berjenis kelamin perempuan itu menggeleng kuat mendengar ucapan wanita yang tak lain adalah ibunya. Mungkin wanita itu tak pantas disebut ibu karena masih terlihat muda, tapi memang kenyataannya adalah dia memang masih muda, umurnya baru memasuki dua puluh satu tahun, tapi sudah memiliki anak berumur lima tahun, apakah mungkin...? Tentu saja mungkin!
"tidak boleh!! Mom, you should quickly wake up! Hyunra wan’t to be late", wanita itu terkekeh pelan akhirnya bangkit sekedar untuk duduk dan bersandar pada headboard ranjang.
"well .. now go shower.. mom also will take a bath", terdengar pekikan senang dari anaknya itu dan segera berlari menuju kamarnya untuk mandi.

Shin Jaera, wanita ini adalah wanita yang telah memiliki seorang anak perempuan bernama Shin Hyunra. Saat ini umurnya baru saja menginjak dua puluh satu tahun, pasti akan terdengar aneh karena seharusnya dia masih bersenang-senang dengan teman kampus, tetapi berbeda dengannya yang harus mengurus anaknya. Tetapi, dia tidak merasa terbebani karena mengurus Hyunra terlebih seorang diri. Jika kalian penasaran dengan keberadaan ayah Hyunra, sebaiknya tak perlu penasaran karena sedikitpun dia tak ingin membahas ayah Hyunra.

Dia mendapatkan Hyunra saat umurnya baru menginjak tujuh belas tahun. Tidak ada yang tahu perihal itu karena memang Jaera menutup kemungkinan temannya tahu kebenaran tersebut. Kedua orang tuanya juga tak mengetahui apapun karena memang Jaera tak pernah dipedulikan oleh orang tuanya, ayah ibunya hanya mengurusi kegiatan mereka masing-masing tanpa ingin dicampuri satu sama lain. Bisa dikata juga, mereka tak pernah bertemu satu sama lain setelah kejadian pahit yang dilalui Jaera sewaktu kecil. Tetapi, ayahnya adalah orang yang terpandang di Korea begitu juga negara lain karena memiliki sebuah perusahaan yang mencakupi perhotelan mewah.

Dan ibunya, wanita yang telah melahirkannya itu sibuk menjadi model sekaligus desainer di Paris dan sepertinya tak ada keinginan untuk kembali sekedar menengok anak satu-satunya ini. Hampir setengah hidupnya Jaera hidup tanpa belai kasih sayang orang tuanya, tetapi walau begitu dia tak berbuat hal macam-macam layaknya anak nakal tanpa aturan seperti halnya kebanyakan. Dia masih memiliki aturan, aturan yang diterapkan oleh bibi pembantu di rumahnya dan juga paman sopir pribadinya. Mungkin sebenarnya mereka itulah kedua orang tuanya mengingat kedua orang itu yang selama ini merawatnya.

Enough! Dia mulai muak membicarakan orang yang tak pernah menganggapnya ada itu. Tak ada yang tahu dia hamil karena saat Jaera mengetahui kenyataan itu, dia segera pergi ke luar negeri agar semua orang tidak mengetahuinya kecuali bibi dan paman yang telah dianggap orang tuanya itu. Sekarang dia tak ingin memikirkan siapapun kecuali dirinya juga putrinya itu.

"Mom, are you ready?", pekikan anak kecil itu membuat Jaera yang baru saja memakai blazer di tubuhnya tertawa kecil. Sepertinya Hyunra begitu semangat untuk pergi ke sekolah barunya.  Ini adalah kali pertama Hyunra menginjakkan kakinya di negara kelahirannya ini, entah apa yang membuat gadis kecilnya itu begitu semangat.
"Yes baby. Wait!", balas Jaera kemudian meraih tas kecil dan ponselnya sebelum akhirnya keluar untuk menghampiri gadis kecilnya yang telab siap dengan membawa tas punggung berwarna merah muda, hadiah pertama yang diberikan Jaera saat Hyunra berhasil mendapat juara menggambar saat masih berada di Amerika.
"Mom, we will going to school now?", Jaera mengangguk kemudian meraih tangan kecil putrinya dalam genggamannya seraya mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja.

Jaera memandang Hyunra yang telah menyapa siapapun anak yang lewat sehingga belum masuk sekolah dia sudah mendapat banyak teman, Jaera tersenyum karena Hyunra yang cepat menyesuaikan diri walau masih susah untuk komunikasi. Jaera memang mengajari Hyunra bahasa Korea, tetapi sepertinya ajaran yang diberikan masih dasar, setidaknya dia telah membuat Hyunra tidak begitu bingung dengan ucapan teman barunya itu.

" terima kasih, Kim saem. Kuharap kau bisa menjaganya untukku", wanita dihadapannya ini tersenyum lembut ke arahnya. Jaera memanggil Hyunra sehingga putrinya itu menoleh, terlihat Hyunra pamit dengan teman-temannya sebelum pergi untuk menghampiri ibunya yang telah menunggunya.
"Mom, aku sudah punya banyak teman",  kata Hyunra senang sehingga Jaera ikut merasakan kebahagiaan anaknya itu.
"Really? Great", Jaera mengusap rambut anaknya lembut kemudian mereka pergi menuju kantor Jaera.

Mengenai pekerjaan, Jaera sekarang telah menjadi CEO di perusahaannya sendiri. Perusahaan yang dibangunnya dari nol hingga menjadi perusahaan yang begitu disegani banyak pengusaha. Bakat ayahnya ternyata mengalir dalam darahnya karena dia memang sudah mengincar posisi ini sejak kecil, sebenarnya ada hal lain yang membuatnya bertekad untuk menjadi pebisnis.

Mengalahkan ayahnya.

Dia hanya ingin tahu reaksi apa yang akan diberikan sang ayah jika harus berhadapan dengan perusahaan anaknya sendiri, jika ayahnya telah hancur maka sasaran keduanya adalah ibunya. Dia akan membuat kedua orang tuanya merasakan hal menyedihkan yang selama ini dirasakannya, dia memang bukan orang pedendam tapi, dia melakukan itu semua hanya untuk membuat keluarganya utuh kembali.

"Mommy, I miss my Grandparents", Jaera mendesis mendengar celotehan anaknya yang menyebut orang yang baru saja dibicarakannya.
"Baby, they are busy. Kita tidak bisa mengganggu mereka", Hyunra terlihat menunduk dalam sebelum memalingkan wajahnya keluar. Jaera menghembuskan nafas pelan.
"Baby, mommy bukannya menghalangimu bertemu dengan mereka, mommy mengatakan yang sebenarnya",
"then what is the purpose we return to Korean, mom? Mom promised Hyunra will meet with the Grandparents. I want to meet them! That’s all",
"Hyunra please, don't...",
"Araseo!", Jaera tertawa geli mendengar ucapan korea yang diucapkan Hyunra untuk pertama kalinya sejak mereka menginjakkan kaki di Korea.
"Kau harus sering menggunakan bahasa Koreamu, Hyunra-ya. Arachi?",
Hyunra mengangguk menanggapi ucapan ibunya ini kemudian memalingkan wajahnya keluar jendela. Sebenarnya Jaera boleh saja tidak pergi ke kantor, tetapi dia harus karena akan bertatap muka dengan karyawannya yang di Korea. Perusahaan di Korea sebenarnya adalah tempat dimana pusatnya berada, hanya saja dia memberikan tanggung jawab pada teman dekatnya untuk mengurus selama dia mengurus perusahaan di luar.

"Uncle Song!", Hyunra baru saja turun dari mobil dan langsung berlari menuju seorang pria tampan yang telah menunggu mereka di depan lobby. Pria itu menunduk seraya merentangkan kedua tangannya untuk dapat menggapai Hyunra yang berlari ke arahnya sehingga detik itu juga, GREP.. Hyunra berada dalam pelukannya.

Jaera melihat keduanya dengan senyum geli saat sudah terggelam dalam candaan mereka. Pria itu adalah temannya yang telah mengurus perusahaannya dengan senang hati, dia mengenal Hyunra karena sesekali dia datang ke Amerika untuk pertemuan bisnis dan menginap di apartemennya. Jika pria itu datang,  Hyunra hanya ingin ditemani tidur dengannya. Jaera sangat mengerti sikap yang diberikan Hyunra, tentu saja. Anak itu pasti haus akan kasih sayang seorang ayah. Mengapa anaknya harus merasakan hal yang dialaminya dulu? Walau tidak separah dirinya tetapi dia sangat tidak rela Hyunra harus bernasib sama sepertinya.

"Jong Ki oppa, jal jinaeso?", pria tampan dihadapannya ini tersenyum sambil membiarkan Hyunra memeluknya hingga puas disela dirinya berbicara dengan sang ibu anak itu.
"Of course! You can see?", Jaera terkekeh kemudian mereka masuk ke dalam diiringi tatapan semua karyawan kepada mereka.

Penuh minat dan rasa penasaran.

Pasalnya, baru pertama kalinya Jong Ki tersenyum seramah itu untuk seseorang. Selama ini Jong Ki yang mereka kenal adalah, pria yang selalu bersikap dingin dan angkuh pada siapapun bahkan kepada investornya sendiri. Dan sekarang, mereka bisa melihat senyum menawan di wajah tampan pria itu karena kedatangan seorang wanita dan lebih mengejutkan dengan seorang anak kecil.

"Apakah kau yakin tak ingin untuk melanjutkan saja pekerjaanmu di sini, aku akan datang untuk membantumu saja oppa", Jong Ki menggerakkan jari telunjuknya menolak ucapan Jaera seraya mengelus punggung Hyunra lembut karena gadis kecil itu mulai tertidur di pundaknya. Mereka telah berada di lift untuk pergi menuju ruangan Jong Ki_ ralat! Ruangan milik Jaera seraya menunggu jam waktu untuk pertemuan Jaera dengan seluruh karyawan.
"Posisi ini milikmu, perusahaanmu, dan kekuasaanmu. Selama ini aku hanya menggantikan posisimu saja. Aku tidak ingin dianggap mencuri posisi hanya karena keuntungan saja",
"Tapi oppa, aku sama sekali tidak keberatan jika itu kau... ayolah, sudah berapa lama kau mengenalku juga sebaliknya? Kita selalu saling mempercayai, bukan?",
"Kau juga tahu aku seperti apa, Jae. Aku akan memberikan posisi yang hanya sementara ini kepada pemiliknya", Jaera menghembuskan nafas gusar sebelum akhirnya berhenti mendebat pria ini karena dia akan selalu kalah. Pria ini terlalu pintar membuatnya kehilangan kata-kata. Jong Ki menyunggingkan senyum memikatnya ketika tak ada balasan dari Jaera untuk memprotes ucapannya. Sepertinya wanita ini tak bisa membalasnya karena ucapannya tadi cukup membuatnya berada di posisi skatmat.
"Well.. I lose",

~~

Jaera dan Jong Ki baru saja selesai dengan urusan pertemuan saat mereka telah menemukan Hyunra berdiri di depan laptop Jaera yang memang terpasang kapan pun untuk putrinya itu terlihat sedang meliuk-liukkan badannya dengan ruangan telah dipenuhi sebuah lagu dengan beat cepat.

"Mommy, uncle... look! That's my daddy!", Jaera membulatkan matanya terkejut karena mendengar ucapan putrinya begitupun Jong Ki. Sebenarnya hanya Jong Ki serta paman dan bibinya yang mengetahui siapa ayah Hyunra dan dimana pria itu berada, tapi apakah mereka tak salah dengar saat Hyunra mengatakan bahwa dia melihat sang ayah di layar laptop itu? Jaera sangat ingat bahwa dia sudah tak menyimpan fotonya dengan pria itu di dalam laptopnya karena takut Hyunra menemukannya.

Jong Ki dan Jaera cepat mendekati bocah kecil itu kemudian menatap layar laptop Jaera yang tengah menayangkan kumpulan pria yang bergerak seirama sesuai lagu yang terdengar.

"Who's?", bisik  Jong Ki penasaran dan Jaera hanya mengedikkan bahunya bingung. Mereka kembali menatap layar laptop seraya menebak siapa yang dimaksud oleh Hyunra walau mereka juga bisa melihat jelas siapa yang berada di dalam video yang ditayangkan itu.
"Mommy, i'm wanna to meet with Super Junior. Bolehkan? Uncle Song... tolong bujuk mommy", Jong Ki terkekeh ketika Hyunra tengah memeluk kaki jenjangnya sedangan tangannya meraih ujung blazer panjang yang dikenakan ibunya. Matanya berbinar-binar ingin jika permintaannya dikabulkan oleh sang ibu dan pria yang telah dianggapnya ayahnya ini karena dia telah mengenal pria ini sejak dirinya masih kecil.
"Jae, sebaiknya turuti dia", sedangkan wanita itu memandang Jong Ki enggan. Dia seakan ragu karena melihat sesuatu yang membuatnya khawatir tentang pria-pria yang diidolakan anaknya ini.
"Why? She does’nt know.. just let her go, bisa saja dia mengidolakan yang lain", ujar Jong Ki menenangkan. Jaera menghembuskan nafasnya pelan.
"Alright, tapi oppa harus menjadi sekertaris pribadiku! Aku tak bisa percaya pada siapapun lagi selain dirimu", Jong Ki terkekeh kemudian menyetujui ucapan wanita ini.
"baby Hyunra, tenang saja. Uncle telah membuat mommy-mu menyetujuimu untuk mengizinkanmu datang. Sepertinya kalau tidak salah, 3 hari lagi mereka akan mengatakan fanmeeting sekaligus fansigning.  Jadi kau bisa bertatap langsung dengan mereka", mata Hyunra semakin berbinar mendengarnya sehingga dia langsung meloncat kegirangan seraya menari-nari.
"Really?! Ah, uncle thank you! I love you!", Jong Ki menunduk saat Hyunra menyuruhnya berjongkok dan setelah itu dia mendapat kecupan basah pada pipinya. Jaera merentangkan tangannya saat Hyunra berlari ke arahnya kemudian mereka saling berpelukan erat.
"Thank you, mom. I love you", bisik Hyunra pelan.
"Love you too, baby",

-Your Is My Daddy!-

Pletak

Kepala seorang pria menjadi sasaran pria lainnya ketika dia tengah sibuk bermain PSP di atas sofa. Kemarahannya tersulut sehingga dengan cepat dia mendelik tajam pada pria kurus yang tengah berdiri di sampingnya dengan senyum polos bak bocah.

"Maaf, kau tahu kan aku kena hukuman, Hae menyuruhku memukul kepalamu", balas pria itu tak ingin menjadi sasaran amukan dari pria yang umurnya berbeda beberapa tahun di bawahnya ini.
"Hyung! Hentikan, kalian ini kekanakan sekali! Jika ingin mengerjaiku, gentle sedikit dong. Beralasan bahwa kalian bermain benar-benar hanya dilakukan oleh pengecut",  ucapan panjang lebar pria yang sudah tersulut amarahnya itu terdengar tajam dan dingin dipendengaran siapapun. Tetapi, pria yang berdiri di sampingnya itu justru bertolak pinggang merasa tak suka dengan ucapan pria ini.
"Ya! Kami memang sedang bermain, bodoh! Kami bermain true or dare dan aku yang kena memilih dare, salahkan Donghae yang memintaku untuk memukulmu. Asal kau tahu, aku bukan pengecut. Jika memang kesal padaku, mengapa harus menunggu bermain untuk dapat menyerangmu?", balas pria itu tak kalah tajam. Pria yang masih diam di atas sofa itu berdecak kesal seraya mengusap kepalanya yang tadi dipukul dan membiarkan pria kurus itu pergi mendekati beberapa temannya yang hanya memperhatikan mereka dari jauh.
"Ck! Pengganggu!", gumamnya kesal.

~~

Sekumpulan pria yang tengah duduk dibalik meja panjang tersebut terlihat menebar senyum tampan kepada gadis-gadis yang sudah berbaris rapi dan panjang di depan masing-masing yang kini menunggu untuk disodorkan sebuah CD ataupun yang lainnya untuk mereka tandatangani. Yap, mereka sedang fanmeeting dan sekarang bagian fansign. Berebut tempat paling depan adalah yang dilakukan para gadis ini agar bisa mencapi idola mereka dengan cepat. Tak kecuali gadis kecil yang sekarang tengah digendong seorang pria muda berbaris diantara ribuan gadis remaja berbaris di sana sehingga keadaan mereka sedikit mencolok.

Di sudut tempat tersebut, seorang wanita cantik berdiri bersama seorang pria paruh baya yang sesekali membacakan jadwal yang akan dilakukannya hari ini. Sesekali matanya menatap gadis kecilnya yang tengah berbaris di sana bersama pria yang selama ini bersamanya itu dan akhirnya tangan kecil gadisnya melambai ke arahnya seraya tersenyum sangat lebar.

"Uncle, this is like a dream. I can meet with Super Junior!", pekikan tertahan itu membuat pria tampan yang menggendongnya ini tertawa kecil. Ini pertama kalinya dia melihat wajah gadis kecilnya segembira ini. Jarang-jarang karena memang gadis ini sudah terlampau ceria dan sekarang lebih ceria dibandingkan biasanya.
"Are you happy, baby Hyunra?", tanya pria ini yang tak lain adalah Song Jong Ki. Banyak yang meliriknya terpesona karena melihat betapa tampannya pria ini, tetapi mereka sangat kecewa karena pria ini telah memiliki anak di wajahnya yang masih muda.
"Yes, of course i'm happy. Really-really happy, uncle Song!", tegas Hyunra mengatakan perasaan yang mendera hatinya ini.
"Good sounds", balas Jong Ki seraya tersenyum tipis tetapi justru membuat wajahnya semakin tampan.

Bagian untuk Hyunra bertemu dengan idolanya semakin dekat, jantungnya berdetak sangat kencang karena dia benar-benar gugup, dia takut salah mengatakan bahasa Korea yang benar pada idolanya itu dan akhirnya akan membuat imagenya luntur. Oh tidak! Dia benci seperti itu. Tapi, beruntung karena uncle Song menemaninya untuk membantu.

"Uncle, why am i so nervous?", Jong Ki tertawa kecil mendengar ucapan Hyunra yang benar-benar menggelikan itu.
"Because you'll meet with your idol, baby", suara lembut Jong Ki pada Hyunra membuat beberapa gadis remaja didekat mereka memekik tertahan, terlebih saat mendengar kata 'baby' keluar dari mulut seksi Jong Ki.

Di sisi lain, wanita itu ikut merasa tegang melihat putri tunggalnya akan mencapai idolanya itu. Tangannya sudah berkeringat dingin karena dia sudah tahu barisan siapa yang ditempati anaknya itu. Tidak! Dia menggerang frustasi melihat pria itu. Kenapa bisa Hyunra mengidolakan pria itu?

Tiba saat Hyunra dan Jong Ki bertemu idola gadis kecil itu, Jong Ki terlihat terkesiap saat melihat siapa pria yang duduk di balik meja itu. Pria ini…


TBC


Wife, Daughter, and My MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang