Trouble

3K 202 8
                                    

Kembali lagi dengan cerita ini… wah, entah ada atau tidak yang membacanya tapi aku akan tetap melanjutkannya hingga akhir. Jadi, semoga tidak bosan dengan tulisanku yang ancur ini. *bow*

-Trouble-
Chapter 4


“appa... Nuna...”, tubuh kedua orang ini membeku melihat siapa yang ada dihadapan mereka. Bahkan bibir mereka kelu tak bisa berbicara apapun untuk pria itu, pria yang mereka tak harapkan untuk datang di waktu ini. Tetapi keterkejutan mereka belum berhenti sampai di sana saat dengan jelas gadis kecil yang mereka khawatirkan itu memeluk kaki pria yang masih menatap mereka dengan pandangan bingung sekaligus heran.
daddy, kenapa kau ada di sini?”,

DEG! Daddy?!

Kyuhyun, pria itu mengalihkan pandangannya dari ayah dan kakak perempuannya itu kepada gadis kecil yang masih memeluk kakinya kemudian mengangkatnya ke dalam gendongannya. Senyum mengembang di wajahnya ketika Hyunra telah berada dalam gendongannya.

“lalu Hyunra kenapa bisa di sini?”, tanyanya balik pada Hyunra seraya melangkah mendekat ke arah Ahra dan Young Hwan yang masih tak bisa berkata apapun setelah diberikan dua kejutan sekaligus. Kedatangan Kyuhyun yang tiba-tiba dan juga keakraban Kyuhyun dengan Hyunra yang notabenenya adalah anak biologisnya. Apalagi sebutan Hyunra pada Kyuhyun. Apakah ada hal yang mereka lewatkan selama ini? Atau Kyuhyun sudah mengetahui identitas Hyunra yang sebenarnya adalah anaknya?
“Hyunra datang dengan Grandpa...”, Kyuhyun melirik ayahnya yang juga menatapnya dengan intens lalu kembali menatap gadis kecilnya.
“memang mom kemana?”,
Grandpa ingin membawa Hyunra bertemu dengan auntie Ahra dan kata Grandpa, Grandpa sangat merindukan Hyunra makanya Grandpa mengambilku dari mommy”,

Young Hwan membuka mulutnya melihat Hyunra dan Kyuhyun yang sudah sibuk dengan candaan mereka, tak jauh berbeda dengan Ahra yang melihat aura lain dari tubuh Kyuhyun. Aura kasih sayang. Hal itu begitu terlihat dan terasa bagi semua orang yang melihat Kyuhyun dan Hyunra karena dari cara berbicara dan saling menyentuh, mereka bisa melihat kelembutan yang dilakukan Kyuhyun agar tidak menyakiti Hyunra sedikit saja. Dan itu sungguh membuat Ahra takjub karena melihat sisi lain adiknya yang terkenal evil ini.

“Kyuhyun-ah, bagaimana kau bisa mengenal Hyunra?”, tanya Ahra tak bisa membendung rasa penasarannya. Ia ingin tahu dimana adiknya ini bertemu dengan anak sendiri dan ingin menguji apakah sebenarnya Kyuhyun tahu kebenaran tentang identitas Hyunra sebagai anaknya atau tidak.
“karena Hyunra adalah fansku, dia mengidolaiku, dia mencintaiku, makanya kami bisa mengenal”, jawab Kyuhyun tanpa menatap kakaknya itu karena saat ini perhatiannya tertuju pada Hyunra yang tengah memainkan jari kecilnya di wajahnya. Dia sudah merindukan Hyunra padahal mereka baru berpisah satu hari. Hidupnya terasa hampa tanpa Hyunra sehari saja.
“lalu, nuna dan appa kenapa bisa mengenal Hyunra? Kalian mengenal eommanya, Shin Jaera?”, ayah dan putri itu saling pandang sesaat kemudian kembali menatap Kyuhyun yang sudah menatap mereka. Mereka berpikiran hal yang sama. Kyuhyun tidak mengetahui kebenarannya. Pria ini masih melupakan Jaera.
“ahh… itu… appa mengenal Shin Jaera, dia... Teman kerja appa”, Kyuhyun masih diam dengan mata memincing curiga. Teman kerja? Tetapi kenapa bisa sedekat itu? Dan Hyunra tadi bilang jika ayahnya ini merindukannya, itu tanda mereka memiliki hubungan sangat dekat. Kyuhyun bergumam dalam hati tanpa merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Hyunra di wajahnya, dia justru merasa nyaman dengan sentuhan lembut dari jari mungil halus itu.
“dan kenapa Hyunra dibawa ke sini? Appa merindukannya? Memangnya dia lebih dari teman kerja appa dan sering bertemu Hyunra sebelumnya?”, Young Hwan menelan ludahnya gugup. Jaera benar jika membawa Hyunra ke rumah ini begitu berbahaya, tetapi dia tak menyangka jika Kyuhyun akan pulang, dia sangat jarang pulang sehingga mereka tak bisa menebak kapan Kyuhyun pulang ke rumah. Kali ini dia harus menjawabnya dengan lebih cerdik. Anaknya mulai melontarkan kata-kata untuk menyudutkan orang lain jika ingin mengetahui kebenarannya.
“Kyuhyunie, appa dekat dengan eommanya dan itu pertanda appa juga dekat dengan anaknya. Lagipula appa menyukai Hyunra, dia anak yang pintar dan menggemaskan”, Kyuhyun mengalihkan pandangannya kembali menatap Hyunra yang masih sibuk menjelajahi wajahnya.
“nuna yang akan bertanya kali ini, sama seperti pertanyaanmu tadi...”, Kyuhyun menatap kakak perempuannya itu dengan alis naik.
“kenapa kau bisa sedekat ini dengan Hyunra? Kau bilang dia adalah fansmu, tidak biasanya kau bisa sedekat ini dengan fansmu. Bukankah kau hanya menganggap mereka sebagai idola ke fans? Sepertinya kau tidak melakukan itu pada Hyunra”, bukannya menjawab Kyuhyun malah tersenyum sambil menatap Hyunra yang terlihat mulai mengantuk karena sedang menguap seraya mengusap matanya yang mungkin terasa gatal menggunakan punggung tangannya.
“kau memang benar, nuna...”, Ahra mengkerutkan kening dengan jawaban itu. Matanya terus menatap apa yang dilakukan adiknya ini. Dengan lembut Kyuhyun menarik tangan Hyunra yang mengusap matanya tadi kemudian diganti dengan jari-jari panjangnya, mengusapnya sangat lembut seraya meniupnya.
“aku memang menganggapnya lebih dari fans, entahlah... Hanya saja aku benar merasa nyaman berada didekat Hyunra. Seperti penyemangat hidupku berada di dalamnya. Tanpa dirinya sehari saja, aku begitu merindukannya dan justru aku tidak ingin berjauhan dengannya”,
“kau bahkan membiarkannya memanggilmu daddy, kau tak keberatan dengan hal itu? Bukankah itu terdengar berlebihan? Kau hanya idolanya, bukan appanya”, kali ini ayahnya yang bertanya. Kyuhyun menggeleng menjawabnya kemudian menarik kepala Hyunra agar bersandar di bahunya ketika melihat tatapan gadis kecilnya mulai terlihat mengantuk.
“aku justru menyukainya. Aku tak masalah sama sekali jika ia memanggilku seperti itu dan aku juga tak keberatan jika ia menganggap diriku adalah appanya. Aku akan senang jika ia juga merasa senang..”,

Dalam hati Young Hwan dan Ahra mereka tersenyum lega. Apa ada hal yang tidak membahagiakan selain melihat anak dan ayah yang terpisah selama bertahun-tahun ini bisa sekompak ini dan saling menyayangi satu sama lain, padahal mereka tak tahu bahwa mereka memiliki hubungan darah. Mungkin ini memang takdir dari tuhan yang tak ingin menjauhkan ayah dan anak itu.

“sudahlah. Aku ingin menidurkan Hyunra dulu...”, keduanya hanya diam saat Kyuhyun berjalan menuju kamarnya sendiri, namun langkahnya terhenti dan kembali berbalik, menatap ayahnya dengan pandangan ragu.
“appa, berapa lama Hyunra berada di sini?”, Young Hwan tersenyum melihat tatapan penuh harapan terpancar dari mata putranya itu.
“berapa lama yang kau inginkan?”,
“aku ingin selama mungkin bisa bersama Hyunra, tapi aku memikirkan eommanya. Aku juga akan menginap malam ini jika Hyunra berada di sini hingga esok”,
“appa tidak bisa menjanjikan bisa menahan Hyunra selama mungkin bersama kita, dan appa akan bernegosiasi dengan Jaera. Jadi appa usahakan dulu, eoh?”, Kyuhyun mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya seraya mengusap lembut punggung Hyunra yang mulai terlelap di bahunya. Ahra dan Young Hwan terus menatap punggung itu hingga menghilang dibalik pintu kamar.

Rasa terkejut itu masih ada, bahkan tak bisa dihilangkan untuk beberapa menit ini. Walau begitu mereka senang bisa melihat Hyunra dekat dengan Kyuhyun.

“apakah karena ikatan darah yang kuat sehingga membuat mereka bisa merasa nyaman satu sama lain, bukan begitu appa?”,
“appa juga tidak tahu, Ahra-ya. Appa masih terkejut melihatnya. Awalnya appa pikir ini adalah bencana dan kesalahan yang appa buat dengan membawa Hyunra ke sini, tetapi appa tak menyesal telah memohon pada Jaera agar dapat membawa Hyunra ke sini. Kita jadi tahu bagaimana hubungan mereka seperti apa...”, Ahra mengangguk setuju menanggapi ucapan ayahnya.
“ya, appa. Appa lihat kan tadi? Kyuhyun berubah total dan bersikap seperti seorang appa sesungguhnya”, Young Hwan tersenyum samar-samar mengingat tindakan Kyuhyun terhadap Hyunra begitu lembut. Ya tuhan, seandainya Kyuhyun tahu Hyunra adalah anaknya, akan seperti apa reaksinya? Apakah dia akan terkejut dan menyangkalnya atau justru menerimanya dengan terbuka tanpa rasa curiga? Mengingat Kyuhyun melupakan kenangannya bersama Jaera.

@at Jaera’s apartemen.

Jong Ki mengusap punggung wanita di sampingnya ini mencoba untuk menenangkan hati yang sedang dilanda cemas. Jaera. Dia benar tak bisa tenang karena merasa menyesal harus membiarkan Hyunra dibawa oleh Young Hwan. Perasaannya benar-benar kalut.

“tenanglah, di sana ada Cho Ahra dan tuan Cho yang akan menjaganya. Walau aku tak begitu mengenal keluarga itu, tapi aku yakin mereka tak akan menyakiti cucu dan keponakan mereka itu”, ujar Jong Ki sehingga wanita di sampingnya ini mendesah berat. Ia masih merasa ragu dengan keputusannya membiarkan Hyunra dibawa oleh Young Hwan. Bukannya ia berpikiran buruk, tapi ia hanya khawatir terjadi hal buruk di sana dan juga berdampak bagi Hyunra. Ia tak ingin anaknya mengetahui kebenaran yang sebenarnya dekat-dekat ini. Masih ada hal yang harus diurusnya sehingga ia tak bisa membiarkan orang memberitahu identitas ayah Hyunra.
“oppa, aku-aku hanya khawatir, bagaimana jika pria itu pulang ke sana? Dia bisa saja pulang sewaktu-waktu ke rumah itu. Lalu apa yang dikatakan tuan Cho saat melihat pria itu di sana dengan Hyunra berada di sana? Bisa saja karena tak memiliki pilihan lain, tuan Cho akan berkata jujur pada pria itu_”,
“pria yang kau sebut-sebut itu adalah ayah dari anakmu, Jae. Kenapa kau seakan enggan menyebut namanya? Apakah kau begitu membencinya sehingga untuk menyebut nama Kyuhyun saja begitu sulit?”, potong Jong Ki.
“oppa, aku serius!”, rengek Jaera sehingga pria itu tertawa kecil.
“aku juga serius, Jae. Apa salahnya jika ayah dan anak itu bertemu? Tuan Cho pasti bisa mengatasinya dengan baik, maka dari itu jangan berburuk sangka dulu. Tenanglah... Aku akan buatkan cokelat cair untukmu agar membuatmu tenang”,
“oppa~”, Jong Ki tak menghiraukan rengekan Jaera karena dia justru terus melangkah menuju dapur sambil bersiul santai. Jaera mendesis kesal melihat kelakuan pria yang telah bersamanya bertahun-tahun itu.
baby, apa kau baik di sana? Mom khawatir...”,
Di saat Jaera masih dilanda rasa cemas, ponselnya berbunyi dengan nomor asing. Dia terima panggilan tersebut.

“yeobseyo?”,
“Shin, ini aku!”,

Tuan Cho. Jaera sangat kenal dengan panggilan pria paruh baya itu untuknya. Entah mengapa Young Hwan lebih sering memanggil marganya saja ketika mereka berbicara berdua.

“tuan Cho? Ada apa? Apa ada hal buruk terjadi? Bagaimana dengan Hyunra? Haruskah aku yang menjemputnya ke sana dan_”,
“Shin! Aku bahkan belum menjawab pertanyaan pertamamu. Tenang saja Hyunra aman di tempatku, bahkan sekarang dia sedang tidur siang di kamar Kyuhyun. Tapi, Shin... Ada hal yang ingin kukatakan padamu”,
“hal apa?”,
“bisakah Hyunra menginap di sini?”,
“t-tuan Cho, aku_”,
“Ahra ingin tidur dengan keponakannya, satu kali saja. Apakah kau tak mengizinkannya? Dia- Ahra!- halo? Jaera, ini aku, Ahra. Jae, boleh ya? Apa yang appa katakan benar? Aku ingin sekali tidur dengan keponakanku yang lucu itu”,

Jaera mengusap keningnya saat mendengar suara Ahra yang berbicara. Sekarang apa yang harus dilakukannya? Dari jauh Jong Ki melangkah mendekati Jaera yang semakin stres daripada beberapa menit lalu membuatnya mengkerutkan keningnya.

“Jae, ini cokelatmu!”, Jaera mendongak menatap Jong Ki lalu menerima gelas yang disodorkan pria itu lemah.
“Jae, siapa itu? Ada suara pria di sana? Siapa pria itu?”,
“bukan siapa-siapa. Eonni, maaf sebelumnya. Tapi_”,
“Jae~~ kumohon, izinkan...”,

Wanita ini menghela nafas pelan. Tidak ada cara lain untuk menolak keinginan keluarga Cho itu. Jaera dengan berat hati mengizinkan untuk membiarkan Hyunra menginap di sana.

“baiklah, tapi ingat! Jaga dia baik-baik!”,
“aaa!! Thank you, Jae! So much! Aku akan menjaganya”,
“baiklah, terima kasih. Kalau begitu kututup”,
“Jae tunggu!”,

Jaera tetap menggenggam ponselnya di samping telinganya seraya menunggu ucapan Ahra selanjutnya. Lama ia menunggu karena Ahra tak kunjung berbicara. Hingga ucapan Ahra membuat Jaera terdiam.

“maaf dan aku merindukanmu. Maaf karena aku terlambat mengetahui semuanya dan aku sangat merindukanmu setelah beberapa tahun kita tak bertemu, walaupun kita belum mengenal dengan baik karena hanya pernah bertemu sekali, tetapi aku sangat merindukanmu. Ya sudah, kututup”,

Maaf? Rindu? Jaera bergumam dalam hati mengingat kata-kata dari Ahra. Bahkan dia tak melakukan apapun yang salah padanya, tapi dia minta maaf padanya. Apakah ia harus menerima semua ucapan Ahra padanya? Sedangkan wanita itu tak memiliki kesalahan apapun padanya, seluruh keluarga Cho tak memiliki kesalahan apapun padanya tapi, setiap ia bertemu dengan mereka pasti aka nada kata maaf yang keluar dari mulut mereka. Dan Jaera yakin, Ahra sudah tahu tentang kehamilannya dulu di rumah sakit karena Jaera merasakan tatapan Ahra saat dirinya mengusap perut waktu itu.

“kau, baik-baik saja?”, Jong Ki membuat kesadaran Jaera kembali pada tempatnya semula. Kepalanya mengangguk dengan tangan meraih cokelat cair yang dibuat Jong Ki untuknya.
“dari siapa?”, tanya Jong Ki.
“tuan Cho... Dia bilang ingin Hyunra menginap hingga esok. Ahra eonni ingin tidur dengan Hyunra sekali saja”,
“kau sudah bertanya tentang keadaan Hyunra?”, Jaera mengangguk pelan.
“sekarang kau tidak khawatir lagi kan? Tuan Cho pasti menepati janjinya untuk menjaga Hyunra”,

Jaera tak membalasnya. Pikirannya masih berkeliaran kemana-mana. Banyak yang dipikirkannya, tetapi kali ini bukan tentang Hyunra. Tetapi kejadian apa yang akan dialaminya lagi esok hari, esoknya, dan esoknya lagi. Kenapa setiap kejadian yang dialaminya mengarah kepada Kyuhyun? Terlebih membuat anak dan ayah itu semakin dekat. Yang harus dilakukannya, bersiap-siap untuk menerima kejutan dari takdir yang telah ditentukan tuhan untuknya.

**

Di sebuah perusahaan yang memuat bidang perhotelan mewah ini terlihat sibuk dengan penurunan pendapatan yang biasa mereka dapatkan dan semua itu disebabkan oleh perusahaan SJ Corp & Co yang berhasil menarik seluruh perhatian masyarakat Korea. Walau semua itu membuatnya hampir pailit, tapi kegeramannya hilang begitu saja begitu ia mengetahui pemimpin perusahaan itu. Sungguh mengejutkan tapi membuatnya bahagia di lain sisi. Seseorang yang selama ini memang ia cari keberadaannya hanya untuk sekedar informasi, tapi ternyata seseorang itu menyodorkan dirinya padanya sehingga membuatnya dengan mudah menemukan tempat persembunyian seseorang itu.

“sajangnim, apa yang harus kita lakukan? Saham kita menurun dan para karyawan juga mulai memberontak”, sekertaris seorang pria paruh baya yang duduk santai di tempat duduk kebanggaannya itu tak menanggapi sedikitpun ucapan itu.
“sajangnim_”,
“buat pertemuanku dengan CEO SJ Corp & Co. Segera!”,
“baik, sajangnim!”,

Tanpa diketahui oleh sekertarisnya itu, pemimpinnya ini telah menyunggingkan senyum liciknya. Matanya terus mengarah pada kehidupan di luar yang dilihatnya dari jendela besar di ruangannya.

“assa! I found you, dear!”,

Tok tok

“sajangnim, saya telah membuat janji dengan CEO SJ Corp & Co. Jadwalnya telah diatur, anda akan bertemu 2 hari lagi di restoran Jepang”,
“terima kasih, sekertaris Jang”, ia beranjak dari duduknya dan menatap sekertarisnya dengan pandangan tajam penuh intimidasi, tetapi sang sekertaris yang sudah terbiasa dengan sorot mata itu terlihat biasa saja mendapat tatapan tersebut.
“tetapi, Shin sajang. Maaf jika saya lancang, apakah anda tahu CEO di sana?”, tanya pria muda dihadapannya ini. Pertanyaan itu membuat senyum licik terhias di wajah bossnya ini.
“tentu saja, sekertaris Jang. Aku bahkan sangat mengenalnya..”, pria itu mengkerutkan keningnya mendengar ucapan bossnya ini.
“dia adalah anakku. Putri tunggalku”,

<other place>

Sekumpulan pria itu terlihat membuat lingkaran di ruang santai mereka. Dan topik yang mereka angkat kali ini adalah seorang wanita bernama Shin Jaera. Mereka, member Super Junior. Topic yang tak ada habisnya karena hati mereka semua ingin mengingat dimana bertemu Jaera di masa lalu. Mereka sangat yakin jika pernah bertemu Jaera di suatu tempat dan tentang hubungan dengan Jaera dengan Kyuhyun yang sepertinya dekat.

“aku juga merasa begitu, wajah dan namanya pernah terlihat dan terdengar oleh indra penglihatan dan pendengaranku. Menurut analisaku, dia pernah muncul dihadapan kita, tetapi di masa lampau”, ujar Eunhyuk panjang lebar dan perkataannya membuat lirikan aneh tertuju untuknya.
“ada apa?”, tanyanya heran.
“kata-katamu berlebihan sekali. Seperti ilmuan yang dicampur seorang detektif”, cecar Heechul.
“sudahlah, tapi Eunhyuk memang benar. Jaera sepertinya pernah bertemu kita sebelum pertemuan saat ingin menemui Hyunra yang kabur ke sini”, kata Leeteuk mengalihkan topik kembali fokus.
“tapi, masalahnya... Dimana tempat itu? Bahkan salah satu dari kita tak ada yang mengingatnya”, sambung Sungmin frustasi. Sebenarnya pembicaraan ini tidak begitu penting. Namun, yang membuat pembicaraan ini penting adalah masalah Jaera yang sepertinya memiliki hubungan dengan magne mereka di masa lalu. Mereka yakin akan hal itu.

Semuanya menggaruk kepala belakang mereka karena ucapan Sungmin membuat mereka ikut frustasi. Sampai ketika salah satu dari mereka tersentak dan berdiri sehingga semua pandangan langsung tertuju pada orang tersebut yang hanya memasang wajah polosnya.

“kau mengingat sesuatu, Ryeowook-ah?”, tanya Eunhyuk penuh harap saat internal magne mereka itu sedikit membuat pencerahan dengan wajah sumringahnya.
“tidak, hyung. Aku pikir kita tanya saja pada Ahra, kakaknya Kyuhyun. Dia pasti tahu sesuatu”,

Desahan kecewa keluar dari mulut pria-pria itu. Harapan terbang begitu saja karena jawaban yang diberikan Ryeowook, sedangkan orang yang tadi berbicara hanya menampilkan senyum tiga jarinya. Padahal mereka sudah menaruh harapan pada Ryeowook yang kemudian pria itu juga menghempaskan harapan mereka begitu keras ke dasarnya.

“baiklah, tapi setidaknya saran yang dikatakan Ryeowook ada bagusnya juga untuk kita mencari informasi tersebut”, ujar Leeteuk bijaksana.
“hyungdeul, aku buatkan makanan saja karena sedaritadi kita berpikir terus, akan lebih baik sekarang kita makan”, semuanya setuju dengan ucapan Ryeowook bahwa wajah mereka langsung cerah.
“buat yang banyak, Wook-ah!”, pekik Eunhyuk dan Shindong kompak.
“tanpa diberitahu, aku sudah tahu porsi yang harus kubuat!”,

-Trouble-

Wanita paruh baya itu tersenyum pada pegawainya yang menyapanya ketika dia melintas. Hari ini dia datang ke butik hanya untuk memantau perkembangan butik saja.

“Ny. Cho, anda datang?”, wanita ini hanya mengangguk menjawabnya dengan mata terus memperhatikan butik miliknya ini. Memperhatikan setiap detail butiknya dan perkembangan apa saja yang sudah terjadi selama sebulan penuh.
“apakah ada masalah?”, tanyanya.
“tidak, Ny. Cho. Semua berjalan lancar tanpa hambatan”,
“bagus”,
“oh ya, kami baru saja kedatangan gaun pesta yang dibuat oleh Ms. Selly yang anda minta. Gaunnya ada di sebelah sini”,

Mereka menuju gaun yang dimaksud pegawai yang menjabat sebagai manager yang ditunjuknya di butik tersebut. Ia adalah Choi Hanna alias ibu dari Kyuhyun. Pemilik butik yang terkenal di Korea dengan pakaian bermerek di dalamnya dan perlu merogoh dompet sangat dalam untuk bisa mendapatkan pakaian dari sana karena nilainya berpuluh-puluh juta. Kegiatannya memantau deretan gaun terhenti saat salah satu pegawainya mendekatinya.

“permisi, Ny. Cho. Ada pelanggan yang ingin sebuah gaun untuk anaknya dan dia ingin untuk rancangannya sesuai apa yang diinginkannya”, Hanna menoleh melihat pegawainya berbicara.
“dimana dia? Aku akan berbicara dengannya”,
“sebelah sini, Ny. Cho”,

Hanna berjalan mengikuti arah pegawainya ini melangkah dan dia bisa melihat punggung seorang wanita yang sepertinya masih muda berdiri di depan beribu gaun pesta untuk anak kecil karena memang dia menyiapkan untuk seluruh usia. Dan tidak hanya gaun dan pakaian wanita, tetapi untuk kaum adam pun dia menyediakannya.

“nona, anda bisa berbicara dengan pemilik tempat ini jika ingin request pesanan anda”, wanita ini membalikkan tubuhnya dan seketika tubuh kedua wanita berbeda generasi ini membeku di tempat mereka masing-masing.
“k-kau...?!”,

~~

Keduanya terdiam sangat lama setelah mereka telah berada di ruangan kerja Choi Hanna. Jaera bahkan tak pernah berani menatap wanita dihadapannya ini. Tatapan yang diberikan wanita paruh baya dihadapannya membuatnya enggan untuk membalas tatapan itu. Jika ini dalam urusan bisnis, ia tak akan pernah terlihat selemah dan pengecut seperti ini. Tapi kali ini lain. Ia tak ingin semakin membuat masalah dengan Hanna.

“kenapa kau kembali? Ingin mengusik hidup putraku lagi?”, tak ada jawaban dari Jaera bahkan dia telah menyugestikan otaknya untuk tak membuka mulut sedikitpun. Yang dia harus lakukan adalah pergi secepatnya dari hadapan wanita itu.
“jawab, Shin Jaera! Jangan berpura-pura bisu!”, Jaera menghela nafas sebelum mengangkat wajahnya untuk dapat menatap lawan bicaranya ini. Sejenak ia merasa gemetar ketika matanya sudah bertatapan dengan mata yang sudah terlihat tua itu. Tatapan itu adalah tatapan yang diberikan dulu di saat ia menyuruhnya pergi dari kehidupan Kyuhyun. Di rumah sakit.
“maaf, Ny. Cho. Tapi, saya kembali ke Korea bukan untuk bertemu Kyuhyun. Saya juga tahu diri bahwa anda membenci saya, tapi apakah salah jika saya kembali ke tempat kelahiran saya ini? Anda tidak bisa menghalangi saya... tujuan utamaku kembali bukan untuk mengusik Kyuhyun lagi karena saat ini kami sudah tak memiliki hubungan apapun bahkan aku sudah menganggapnya siapapun. Dan jika pertemuan ini membuat anda takut, aku mohon maaf. Aku hanya tak sengaja karena ingin membeli gaun pesta itupun dari rekomendasi teman kerja yang mengatakan di tempat inilah kita bisa mendapatkan gaun yang indah dan sesuai dengan selera yang kita inginkan. Apakah aku salah dalam hal ini, Ny. Cho?”, balas Jaera panjang lebar. Matanya dengan tegas membalas tatapan tajam yang terpancar dari mata Hanna yang merasa takjub dengan kalimat panjang itu. Ini pertama kalinya Jaera berbicara selama itu dihadapannya karena dulu Jaera enggan berbicara panjang lebar padanya. Dan ia tak menyukai perubahan Jaera, wanita ini terlihat sudah berani melawannya.
“kau sudah mulai berani menatapku ternyata”, desis Hanna penuh emosi.
“maaf jika saya lancang, tapi tak akan ada Shin Jaera yang lemah dan selalu terintimidasi lagi. Saya telah berubah jika anda belum mengetahui kenyataan tersebut. Dan jika anda takut saya akan mengusik putra anda, maka saya dengan senang hati tak akan pernah muncul dihadapannya lagi! Saya permisi...”, Jaera bangkit dan segera pergi tanpa menundukkan tubuh seperti biasanya. Yah, memang ia telah berubah karena dia telah membunuh Shin Jaera dulu. Dia tak ingin merasa tertekan lagi, saat ini dia adalah CEO SJ Corp & Co yang disegani banyak orang, dia tak terkalahkan, dan tak pernah berada di bawah atau merasa takut. Setidaknya, dia mulai bisa menguasai emosinya di depan Hanna dengan tak mengatakan bahwa putranya yang selalu mendekat pada kehidupan mereka, Jaera dan Hyunra. Kyuhyun yang selalu mendekati anaknya sehingga Jaera pun tak bisa mencegah pria itu karena jika tidak, maka Hyunra akan membencinya lagi. Cukup berminggu-minggu dia dibenci oleh anaknya itu, mulai sekarang dia tak akan membuat Hyunra kecewa lagi. Tapi, jika keadaan sudah mendesak, dia rela melakukan apapun untuk melindungi Hyunra dari ancaman Hanna ataupun siapapun.

Hanna menatap kepergian Jaera dengan pandangan marah. Dia marah karena wanita itu kembali dan dia juga benci wanita itu mulai tak takut lagi padanya seperti dulu. Di raih ponsel dalam tas tangannya. Pikirannya langsung tertuju pada seseorang.

“yeobo, apa kau tahu Shin Jaera ada di Korea? Aku baru saja bertemu dengannya. Apa kau mengetahui hal itu? Jangan berbohong! Aku akan marah padamu jika kau berani berbohong. Baiklah aku percaya padamu”,

Hanna menghembuskan nafas cepat kemudian mengingat pertama kali bertemu Jaera. Saat itu Kyuhyun membawa kehadapannya dan suaminya dan saat itu adalah pertama kalinya Kyuhyun membawa seorang gadis ke rumah mereka. Hanna juga bisa melihat dengan jelas bagaimana seorang Shin Jaera saat itu. Seorang gadis baik, sopan, cantik, dan berakhlak walau dia tidak kaya, tapi dia tak peduli hal itu. Namun, ada masalah lain yang membuatnya harus membenci gadis itu bahkan membuat gadis itu takut padanya. Dia benar malas untuk membicarakan masalah itu, jadi hentikan sampai sini saja.

Di sisi lain Jaera masuk dengan cepat ke dalam mobilnya. Nafasnya tersengal-sengal karena berlari, jantungnya semakin berdetak padahal sejak awal telah berdetak cepat dan semua itu karena pertemuan tidak sengajanya dengan Hanna, ibu Kyuhyun. Jaera menggelengkan kepala seraya menunduk dengan kedua tangan memegangi kepalanya.

“kenapa? Kenapa harus bertemu dengannya? Kenapa dunia terasa sempit sehingga aku harus bertemu dengannya?”, gumam Jaera tak percaya.
“apakah mulai sekarang aku harus menjauhkan Hyunra dari keluarga Cho? Karena kurasa semakin mereka dekat, semakin terbongkar identitas Hyunra kepada Ny. Cho. Aku tak ingin Ny. Cho menyakiti anakku”,

@at Cho’s home.

Jaera memandang rumah tersebut ragu, saat ini dia tengah menunggu Young Hwan untuk keluar dari rumah sambil membawa Hyunra. Dia tak mungkin keluar karena kemungkinan untuk bertemu Hanna sangat besar, ini rumahnya. Dia bisa melihat pria paruh baya itu keluar dari rumahnya, tetapi tidak membawa anaknya. Saat sudah masuk ke dalam mobilnya, Jaera yang ingin mempertanyakan Hyunra terdiam ketika__

“Hyunra bersama Kyuhyun, Shin. Di dalam”, Jaera membuka mulutnya ingin bertanya, tetapi suaranya bahkan telah tercekat sehingga dia hanya bisa menggerakkan kedua tangannya.
“aku tidak tahu mengapa Kyuhyun pulang, maaf sebelumnya. Hari ini dia baru datang dan menemukan Hyunra. Tapi tenang, aku sudah memberi alasan yang tepat untuk Kyuhyun jadi tak perlu berpikiran macam-macam”, kelegaan sedikit menghinggapi Jaera mendengar penjelasan Young Hwan, tetapi dia masih khawatir tentang Hyunra. Hari ini dia harus membawa Hyunra pergi dari rumah ini secepat mungkin.
“aku harus membawa anakku pulang!”, singkat, padat, jelas. Jaera tak ingin bertele-tele untuk mengatakan tujuan utamanya. Sifat to the pointnya keluar di saat ia ingin melindungi anaknya dari keadaan terdesak.
“kenapa? Aku masih ingin berlama-lama dengan cucuku, lagipula Hyunra juga nyaman di rumah ini. Biarkan dia tinggal beberapa hari lagi”,
“itu akan membuat Ny. Cho curiga, tuan Cho. Kyuhyun juga bisa curiga, aku tak mungkin biarkan Hyunra lama-lama di rumah ini”,
“kenapa tidak? Ada aku, Ahra, dan Kyuhyun yang bisa menjaga Hyunra jika memang istriku mulai curiga. Lagipula Shin, Kyuhyun tak pernah ingin melepaskan Hyunra sedikitpun. Aku saja hanya bisa menggendong cucuku itu sebentar saja. Dia... begitu menyayangi anaknya, tanpa disadarinya”,
“tuan Cho...”,
“jika kau bersikeras ingin membawanya. Masuk saja dan minta sendiri pada Kyuhyun. Kenapa kau seakan enggan masuk ke dalam? Apakah rumahku terlihat buruk untuk kau masuk ke dalamnya?”,
“tuan Cho, kumohon... kau tahu alasan terkuatku untuk tak menginjakkan kakiku di sana”, Young Hwan menghembuskan nafasnya sekali kemudian menarik tangan Jaera dalam genggamannya. Ditatap wanita ini lekat dengan pandangan sendu.
“Shin, sejak aku tahu Kyuhyun memiliki anak darimu bahkan telah lahir dan tumbuh menjadi gadis kecil yang pintar dan cantik, aku sudah menganggapmu sebagai anakku juga. Menantuku, lebih tepatnya calon menantuku. Jadi, jangan sungkan. Istriku akan kembali dari butik hampir sore dan ini masing tengah hari. Masuklah dan coba bujuk Hyunra dan Kyuhyun. Aku tak ingin memotong kebahagiaan mereka di tengah jalan”,

Lama sekali Jaera berpikir tentang cobaan tersebut. Dia tak ingin mengambil resiko lebih banyak lagi, tadi dia sudah bertemu Hanna, resiko terberatnya. Dan dia tak ingin resiko itu muncul lebih banyak dengan masuk ke dalam. Bisa saja Hanna pulang lebih awal dan apa yang akan dikatakannya tadi.

“maaf tuan Cho, mungkin lain kali. Aku akan biarkan Hyunra tinggal beberapa hari lagi, tapi tolong antarkan dia atau aku akan datang jika waktunya habis. Mungkin aku akan menjemput Hyunra 3 hari lagi, jika sempat atau aku akan kirim Jong Ki oppa untuk menjemputnya”, Young Hwan menyipitkan matanya mendengar nama pria yang pernah disebut oleh Hyunra juga waktu itu. Pria yang selama ini merawat Hyunra bersama Jaera.
“Shin, siapa pria itu? Apakah kalian memiliki hubungan dekat?”,
“Jong Ki oppa hanya temanku, kami sudah bersama sejak Hyunra masih dalam kandunganku. Jadi, dia juga termasuk orang kepercayaanku, yang paling dekat denganku”,
“kalian cukup dekat, tapi ingat! Hanya putraku yang akan menjadi appa dari Hyunra dan juga suami darimu. Tidak boleh pria lain!”,
“tuan Cho!”,
“aku hanya berkata apa yang kuinginkan dan kebahagiaan kalian semua, Shin. Ya sudah, aku turun. Kau benar tak ingin masuk?”, Jaera mengangguk lalu Young Hwan turun dari mobil Jaera yang terparkir di deoan rumah keluarga Cho. Jaera memijit keningnya pelan. Hanya ini yang bisa dilakukannya? Mengapa dia selemah ini dihadapan Young Hwan? Seharusmya dia tetap bersikeras membawa Hyunra, tapi apa sekarang? Ahh, tapi biarlah. Masuk ke dalam hanya seperti masuk ke dalam jurang yang sangat dalam, bukan masalah keluarganya, tapi hanya dua orang itu. Dua orang yang berperngaruh untuk kehidupannya.

**

Tubuh Jaera hampir saja oleng saat melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini. Seorang pria paruh baya yang awalnya duduk itu berdiri diiringi senyum lebar menghiasi wajah keriputnya. Jong Ki kebingungan melihat Jaera tak bergerak sedikitpun untuk mendekati klien mereka itu.

“k-kau...?”,
dear, long time no see. I miss you, dear”, Jongsuh maju selangkah dan dia bisa melihat penolakan Jaera yang mundur menjauh darinya. Pria muda di samping putrinya itu masih memandang Jaera dan Jongsuh heran.
“Jae, kau baik-baik saja? Apa kau sakit?”, tanya Jong Ki khawatir seraya memegangi Jaera. Ia bisa merasakan tatapan takut di mata Jaera dan tubuh Jaera yang sedikit bergetar.
calm, dear. Dad not going to hurt you”,

Dad? Jong Ki menatap pria dihadapannya itu tak percaya. Apa itu pertanda pria ini adalah ayah Jaera, ayah yang telah membiarkan putrinya memperjuangkan hidupnya sendiri selama bertahun-tahun. Dan sekarang muncul tanpa diundang setelah anaknya telah sukses. Liciknya.

sorry, Mr. Shin. Mungkin kita akan buat jadwal pertemuannya lagi, direktur Shin sedang kurang baik sekarang”,
shut up, Mr. Song! You can’t keep me with my daughter”, Jong Ki baru akan membalas ketika Jaera menyentuh lengannya dan menganggukkan kepala. Jaera menegakkan tubuhnya seraya menghembuskan nafasnya berusaha menahan pening di kepalanya karena masalah yang dihadapinya semakin banyak bermunculan kepermukaan.
“baiklah, kita akan lanjutkan pekerjaan kita. Dan kumohon, Mr. Shin Jongsuh. Jangan membawa masalah pribadi pada pembicaraan kita”,
of course, dear”,

Malapetaka Jaera sepertinya tak berhenti di sini saja. Pertemuannya dengan ayah kandungnya membuatnya sangat terguncang. Dia tak tahu jika klien yang harus ditemuinya adalah ayahnya, kenapa dia tidak teliti menerima tawaran klien? Oke, kita lihat apa yang sebenarnya diinginkan ayahnya ini. Setelah pembicaraan tersebut berjalan lancar walau dengan suasana dingin mencekam, tapi pertemuan itu terus berlanjut. Dan sekarang mereka tengah mengakhiri meeting tersebut dengan makan siang bersama.

“bagaimana keadaanmu, dear? Baik? Maaf karena baru muncul dihadapanmu setelah beberapa tahun berlalu”, tak ada balasan dari Jaera karena dia hanya sibuk dengan makanannya, dia ingin cepat-cepat menyelesaikan makanannya dan segera berlalu sejauh mungkin dari ayahnya.
are you upset, dear? Well, you deserve to be upset and angry at me for having abandoned you. But, i’m still your father”,

Masih bungkam. Jong Ki melirik wanita di sampingnya ini semakin khawatir. Bagaimana perasaan Jaera setelah bertemu ayah kandungnya ini? Pasti campur aduk. Dia ingin sekali membawa Jaera pergi agar dia bisa membuat perasaan Jaera lebih baik, tetapi sepertinya Jaera mencoba melawan ayahnya.

dear...”,
please... don’t call medear’! I’m not your daughter anymore!”,
why are you talking like that, dear? I’m your father and you’re my daughter”,
NO! I’m not your daughter!! Stop, Mr. Shin... please...”,

Hening. Sejenak keduanya terdiam setelah perdebatan tersebut. Jaera berdiri diikuti Jong Ki setelah makanannya habis. Ia bersumpah tidak akan berurusan dengan pria ini lagi. Tidak akan pernah! Hatinya kembali remuk ketika bertemu dengannya dan jka hal ini terus terjadi, maka hatinya akan hancur berkeping-keping setelah ia berusaha untuk memperbaikinya selama bertahun-tahun.

I’m sorry, dear”, Jaera tak ingin mendengar ucapan Jongsuh lagi dan langsung berlalu pergi disusul Jong Ki di belakangnya. Melihat kepergian putrinya itu, Jongsuh justru menyunggingkan senyum liciknya seraya meraih gelas berisi kopi hitam yang dipesannya.
what the hell? She hates me? Oh, great...”, dilirik pergelangan tangannya yang melingkar jam tangan.
“ini semakin menarik. Benar bukan... Dear?”,

TBC

Saya cuap2 di sini lagi. Kira-kira masih ada yang tertarik dengan cerita ini atau tidak? Jangan lupa vote dan comment, dilarang keras PLAGIAT!

Wife, Daughter, and My MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang