Attack & Worried

2.8K 194 5
                                    

Setelah sekian lama, saya ingin sekali melanjutkan cerita ini sampai akhir. Sudah lama buntu cerita di sini, akhirnya punya gairahnya lagi sehingga langsung mengetiknya cepat-cepat sebelum hilang lagi. Mendapatkan inspirasi benar-benar sulit dan butuh pencerahan. Okey, terlalu banyak cikcok… let’s go to reading.

NOTICE!! : Huruf MIRING+TEBAL=FLASHBACK

Attack & Worried
-Chapter 10-

Sebelumnya—

“kita pergi dari sini!!”, gadis itu terlihat pasrah ketika pria ini menariknya naik dalam gendongan di punggung tegap tersebut kemudian keluar dari gudang tersebut menuju sebuah mobil yang terparkir lumayan jauh.
“oppa, kau belum menjawab pertanyaanku! Kenapa ada orang yang menculikku? Apa salahku?”, pria yang saat ini sibuk memasang self belt di tubuhnya masih bungkam seakan menghindari pertanyaan tersebut hingga gadis itu geram sendiri dan merebut kunci mobil yang baru saja ingin dimasukkan dalam lubang untuk menyalakan mobil ini.
“Jong Ki oppa, apakah kau akan terus bungkam? Sebenarnya ada apa?”,
“tidak ada apa-apa, Hye Kyo-ya. Sekarang berikan kuncinya padaku dan kita pergi dari sini! Aku masih ada hal yang harus kulakukan”,
“tidak sebelum oppa memberitahukan kepadaku yang sebenarnya terjadi. Oppa tahu aku diculik? Apa yang diinginkan penculik itu darimu oppa? Apa mereka lawan bisnismu? Atau mereka hanya sekomplotan penculik yang mengetahui bahwa aku adalah kekasih dari pria kaya sepertimu? Atau juga…__”,
“BERHENTI BERTANYA DAN BERIKAN KUNCINYA!!!”,

Song Hye Kyo, nama gadis itu. Gadis itu tersentak kaget dengan bentakan yang dilakukan kekasihnya itu. Matanya membulat lebar karena ini pertama kalinya pria ini membentaknya sangat kuat. Seakan sadar, Jong Ki yang kalut langsung mengubah mimic wajahnya menjadi lembut dan mencoba menyentuh kekasihnya ini namun yang diterimanya adalah dorongan Hye Kyo.

“ada apa denganmu, oppa? apa yang sebenarnya bersarang di otakmu itu?”, tangis Hye Kyo. Jong Ki mengusap wajahnya frustasi melihat kekasihnya ini menangis.
“tuhan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membentakmu. Tapi, kumohon… kita harus meninggalkan tempat ini agar kau bisa sampai di rumahmu dan akan kujelaskan semuanya”, melihat kefrustasian kekasihnya, Hye Kyo mencoba mengerti dan memberikan kunci mobil kepada Jong Ki dan dengan cepat pria itu menghidupkan mobilnya lalu pergi dari tempat itu secepat mungkin. Yah.. dia meninggalkan tempat yang masih diisi seorang gadis mungil yang masih bernyanyi kecil diselingi tangis pilunya. Gadis kecil itu adalah Hyunra yang merasa benar-benar ketakutan dan merasa sendiri di tempat gelap itu.

~~

Ketegangan masih melanda keluarga Cho dan juga Jaera, mereka memikirkan keadaan cucu dan putri kesayangan itu yang masih dalam tahap pencarian oleh kepolisian. Bahkan daritadi Jaera tidak bisa berhenti menangis memikirkan putrinya entah berada dimana disekap oleh kedua orang tuanya. Dia tidak habis pikir mengapa kedua orang tuanya rela melakukan ini kepada cucu mereka sendiri demi harta.

“aku tidak bisa duduk terus seperti ini… aku akan menemui mereka!”, ucap Jaera final. Yah, dia tidak tahan lagi jika harus menunggu. Orang tuanya menginginkan hartanya? Maka ia akan memberikan semuanya yang terpenting adalah keselamatan anaknya.
“kau tidak bisa gegabah, Jaera-ya…”, ucap tuan Cho menenangkan.
“aku tidak bisa duduk tenang sedangkan putriku mungkin sedang menangis di luar sana. Aku tidak bisa membayangkan hal buruk telah terjadi pada tubuh mungilnya… jika sampai omma dan appa menyakitinya, maka aku tidak akan memaafkan mereka walau mereka bersujud dihadapanku sekalipun”, geram Jaera. Rasa sopan kepada orang tuanya memang telah hilang semenjak kedua orang itu meninggalkannya dulu. Dia sudah tidak menganggap dirinya masih memiliki orang tua walau pada kenyataannya orang tuanya masih hidup.
“mereka hanya menginginkan hartaku saja, kan? Kalau begitu aku akan memberikan semua hartaku jika dengan itulah mereka berhenti menggangguku dan putriku. Lebih baik hidup miskin tanpa mereka pedulikan, daripada memiliki harta tetapi mereka terus membayang-bayangi kehidupanku dan putriku”, isaknya. Kyuhyun yang sedari tadi mengusap punggung wanita yang dicintainya ini hanya bisa memandangnya sendu. Kedua matanya juga sudah berkaca-kaca membayangkan kondisi putri mereka yang disekap tuan Shin dan nyonya Lim.
“tapi lebih baik polisi yang meringsuk mereka agar mereka masuk ke dalam penjara, kekayaanmu kau kumpulkan untuk kehidupanmu dengan Hyunra, jangan kau sia-siakan pengorbananmu selama ini. Kau memulai semuanya dari nol, tetapi karena orang tuamu yang rakus akan harta kau menyerahkannya begitu saja”, nasihat tuan Cho.
“tapi, putriku… tuan Cho… putriku… hikss…”,
“aku tahu, kau tenanglah dulu. Saat ini polisi sedang melacak mereka. Kita tunggu dulu kabar dari kepolisian, jika tidak ada hasil baru kita bergerak”, balas tuan Cho. Kyuhyun memindahkan usapannya pada kepala wanitanya kemudian menariknya ke dalam pelukannya.
“tenanglah, Jaera. Masih ada aku di sini, kita pasti menemukan putri kita. Kau tenang dulu. Berpikirlah positif…”, ujar Kyuhyun lembut. Jaera hanya menangis dalam dekapannya namun, semua mata langsung tertuju pada ponsel milik Jaera yang bergetar.

Wife, Daughter, and My MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang