You and Me

3.6K 203 20
                                    

Okey, aku datang kembali dengan ff ini. Di part kali ini adalah moment untuk appa dan omma Hyunra yaitu, Kyuhyun & Jaera. Mungkin tidak begitu romantic karena saya bukan orang yang pintar menyusun kata-kata romantic, tetapi semoga kalian menyukainya. Happy Reading *bow*

NOTICE!! : Huruf MIRING+TEBAL=FLASHBACK

You and Me
-Chapter 8-

Sebelumnya-

"apakah kau yakin jika itu 'mereka' berdua?",
"jika kuperkirakan, mungkin 90% aku yakin. Tidak! Saat ini bahkan aku yakin 100% mengingat mereka begitu ingin menundukkan Jaera dalam kuasa mereka. Yang diinginkan keduanya hanya harta yang dimiliki Jaera saat ini dan mungkin saja mereka ingin menggunakan Hyunra yang merupakan titik kelemahan dari seorang Shin Jaera",

Raut wajah tak suka yang diperlihatkan Kyuhyun untuk Jong Ki menghilang sejak pria itu menceritakan sesuatu yang penting mengenai Hyunra. Raut wajahnya berubah menjadi cemas dengan keadaan putrinya. Detik itu juga, Kyuhyun mempercayakan Jong Ki untuk menjaga putrinya dengan baik karena dia sadar, kecemburuannya terhadap pria ini terlalu berlebihan. Jong Ki hanya berusaha untuk menjaga Hyunra dan Jaera sebaik dan senyaman mungkin.

"Jong Ki-shi, kuharap kau bisa membantuku untuk menjaga Hyunra", balas Kyuhyun serius.
"tanpa kau suruh, aku akan melakukannya sekuat tenaga bahwa untuk mempertaruhkan nyawaku",
"terima kasih...", Jong Ki membalasnya dengan senyum tipis.

~~

Setelah pembicaraan tersebut, Kyuhyun mulai menganggap Jong Ki biasa. Dia tidak melihat ketertarikan Jong Ki pada Jaera, yang lebih menonjol justru Jong Ki terlihat ingin melindungi Jaera dan Hyunra sebagai seorang kakak. Malam ini dia kembali tidur bersama Hyunra yang sekarang tidur dengan lengannya sebagai bantal. Wajah polos Hyunra selalu membuat hati Kyuhyun berbunga-bunga seakan mendapat sebuah penghargaan lebih dari piala yang selama ini dia dapatkan bersama member Super Junior.

"cute, my daughter very cute and pretty, like a mother...", gumam Kyuhyun. Kemampuan bahasa inggrisnya pun lumayan meningkat karena keseringan berbicara bersama Hyunra. Jadi bisa dibilang, dampak yang dibawa oleh Hyunra selalu mengarah ke positif dan untuk kebaikannya. Mungkin dulu dia begitu membenci bahasa inggris karena membuatnya frustasi dengan pengucapannya yang sedikit membingungkan, tapi demi bisa mengobrol dengan mudah bersama putrinya, ia rela belajar lagi bahasa yang dibencinya tersebut.
"maafkan daddy, baby Hyun... daddy sangat menyayangimu tapi daddy masih belum mengingat semuanya. Daddy begitu penasaran dengan pertemuan daddy bersama mommymu dan bagaimana bisa kami mendapatkan dirimu... maafkan daddy karena meninggalkan kalian berdua selama beberapa tahun ini. Tapi daddy berjanji, daddy akan berusaha mengingat semuanya... jadi, daddy mohon bersabarlah, baby...",

Ucapan yang dilontarkan Kyuhyun seperti sebuah penyesalan yang sangat dalam seraya menatap putrinya yang terlelap dalam dekapannya. Hingga ia tak menyadari seseorang mendengar ucapannya di depan pintu yang terbuka sedikit. Cho Hanna, wanita paruh baya itu memandang putranya yang sedang berceloteh pada Hyunra seakan gadis kecil itu mendengar semua keluh kesahnya. Tatapannya sendu memandang punggung putranya hingga tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

"kebencian ini...", batin Hanna seraya menyentuh dadanya yang terasa nyeri melihat kesedihan putranya sendiri.
"haruskah aku melupakan kebencian ini?", pandangannya terjatuh pada seorang wanita yang baru saja berada di lantai dua, dia berhenti tepat diujung tangga ketika melihat keberadaan Hanna di depan kamar Kyuhyun.
"n-nyonya Cho...", Jaera mengkerutkan keningnya heran melihat ibu Kyuhyun dengan wajah dibasahi air mata. Apakah ada hal yang terjadi?
"a-ada apa? M-mengapa anda menangis?", tanya Jaera gugup. Bisa dibilang dia tidak terbiasa berbicara dengan Cho Hanna mengingat hubungan keduanya begitu jauh dari kata damai.
"tidak, mataku kelilipan!", jawab Hanna ketus. Jaera mendengarnya merasa tenang-tenang saja karena dia sudah terbiasa menerima perlakuan dari Hanna yang begitu membencinya.
"kalau begitu, aku permisi...", Jaera bermaksud undur diri, namun Hanna segera mencegahnya.
"a-apakah kau sudah ingin tidur?", pertanyaan yang dilontarkan Hanna membuat langkah Jaera terhenti. Wanita itu semakin heran dengan sikap Hanna yang sedikit berubah. Walau masih dengan nada ketus, namun wanita paruh baya itu sudah bisa berbicara banyak padanya dengan isi pembicaraan bukan hinaan dari Hanna.
"sebenarnya aku belum mengantuk...",
"ayo kita bicara!",

Wife, Daughter, and My MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang