Part 16

13.9K 1K 15
                                    

Happy Reading...


Kaila menjerit kesakitan, ketika kakinya di pegang oleh Musa.

"Kau terkilir.." ucap Musa melihat pergelangan kaki Kaila yang membengkak.

"Jelas terkilir, rasanya sakit Musa!" ringgis Kaila kesal.

"Istighfar Kaila jangan marah-marah terus..." ucap Musa membuat Kaila sebal.

Musa menggendong Kaila menuju tukang urut yang kebetulan tak jauh dari tempat Kaila terjatuh. Kaila merasakan aroma tubuh Musa dan detak jantungnya yang berdetak kencang. Kaila merasa nyaman di gendong oleh Musa. Berbeda dengan perasaan Musa yang panik, dia tak mau terjadi apa-apa dengan Kaila dan kenapa gadis ini membuat tubuh Musa meremang?

Musa beristighfar, berusaha meredupkan gairahnya. Musa lelaki normal, tentu saja Musa terangsang apa lagi dada gadis itu menempel jelas di punggungnya dan rasanya empuk dan hangat.

Oh sial.. Musa mengencangkan istighfarnya.

Akhirnya Musa terus berjalan menyusuri jalan setapak dan akhirnya mereka sampai. Musa mendudukan Kaila di balai-balai lalu memanggil pak Udin. "Assalamualaikum pak Udin..." panggil Musa dan tak lama seorang lelaki tua keluar.

"Wa'alaikum salam, eh den Musa.." ucap lelaki itu sambil menatap Musa yang tampak pucat.

"Ada apa den?" tanya Pak Udin.

"Istri saya terkilir pak.." ucap Musa dengan ada cemas.

Lalu pak Udin melihat Kaila yang sedang duduk di balai-balai, tampak kesakitan. Pak Udin menyiapkan minyak urut dan perlengkapannya.

"Sini bapak urut, neng tahan ya.." ucap Pak Udin dan mulai mengurut kaki Kaila.

Kaila menjerit kesakitan sambil meremas lengan Musa dengan erat.

"Musa.. Sakiit..." ringgis Kaila membuat Musa kasihan dan memeluk Kaila dengan lembut sambil  beristighfar.

Kaila terdiam, antara sakit dan jantungnya yang berdegup kencang merasakan perlakuan lembut Musa. Hatinya merasa tenang mendengar Musa beristighfar.

"Sedikit lagi neng.." ucap pak Udin sambil  menarik  agak kencang pergelangan kaki Kaila.

"Aakh..." jerit Kaila kesakitan.

Kaila menangis sejadi-jadinya.

"Jangan dulu berjalan selama tiga hari biar uratnya  bener dulu dan minum jamunya." ucap Pak Udin.

"Terima kasih pak.." ucap Musa sambil memberikan uang secukupnya.

"Sama-sama nak, hati- hati.di jalan." ucap Pak Udin.

"Assalamualaikum.." ucap Musa

"Wa'alaikum salm." balas pak Udin dan Musa pun menggendong istrinya pulang.

Kaila hanya bisa terdiam di gendongan Musa,  seharusnya dia menurut pada Musa. Kalau saja dia tak marah dan kesal mungkin kejadian ini takkan terjadi.

Mereka pun sampai di rumahnya.

"Istirahat dulu Kaila.." ucap Musa dengan kening yang di basahi keringat. Walau berkeringat tubuh Musa tetap wangi, pikir Kaila membuat wajahnya merona. Musa membaringkan Kaila di ranjangnya.

"Saya buatkan minum.." ucap Musa cepat namun Kaila menahannya.

"Aku tak haus.." ucap Kaila.

"Ini jamu, agar kau cepat pulih.." ucap Musa sambil mengelus pipi Kaila dan gadis itu pun mengangguk.

Musa sudah masuk kedalam hatinya, Kaila tak dapat menahan lagi perasaannya pada Musa. Kaila jatuh cinta pada Musa dan itu rasanya sungguh berbeda. Musa cinta pertama Kaila dan entahlah, Kaila hanya bisa merasakan perasaan nyaman dan bahagia bersama Musa. Meski pun Musa memperlakukannya secara sederhana.

*****

Musa meremas miliknya, ya Allah kenapa gadis itu begitu menggodanya. Musa tahu Kaila halal baginya namun apa Kaila mau di sentuh olehnya? Musa menghela nafas sambil beristighfar meredam syahwatnya. Stelah merasa lebih baik, Musa segera membuat jamu untuk Kaila minum. Musa mengambil air dan memasukannya ke dalam panci dan merebus dedaunan yang tadi di berikan oleh pak Udin.

Selesai membuat jamu, Musa menuangkannya ke dalam gelas dan membawanya ke kamar. Musa terkejut melihat Kaila kesulitan melepas celana panjangnya.

Musa merasa canggung namun kasihan melihat Kaila meringis kesakitan sambil berusaha melepaskan celana.panjangnya. Kaila halal jadi Musa tak perlu takut rafal Musa di dalam hatinya.

Musa mendekatinya dan menyimpan gelas berisi jamu di atas meja kecil lalu membantu melepaskan celana panjang Kaila dengan hati-hati. Paha mulusnya terlihat indah dengan celana dalam berwarna putih.

"Astaghfirullah..." ucap Musa yang merasakan miliknya berdiri kembali. Kaila menutup pahanya dengan selimut sambil menatap lucu ke arah Musa. Wajah Musa memerah dan terlihat aneh di mata Kaila.

Musa tersenyum.

"Sudah selesai." ucap Musa sambil membawa pakaian kotor Kaila ke dalam keranjang pakaian.

"Minumlah jamunya Kaila, saya keluar dulu sebentar.." ucap Musa dan Kaila hanya mengangguk.

Diri Kaila sekarang setengah telanjang, mau bawa baju di lemari kakinya masih sakit, mau meminta tolong kepada Musa, malu. Kaila akhirnya menyelimuti tubuhnya dan mencoba beristirahat.

*****

Kaila tertidur sebentar karena terbangun oleh suara berisik di luar kamarnya.

"Musa?" panggil Kaila ketakutan, namun tak lama datang Indra dan Musa.

"Ada apa neng? Bagaimana kaki neng?" tanya Indra yang tampak begitu mengkhawatirkan Kaila.

Berbeda dengan ayahnya yang jika Kaila sakit dia hanya memanggilkannya dokter lalu menghilang.

Kaila tersenyum.

"Mendingan pak.." ucap Kaila.

"Jamunya tak di minum Kaila? Tidak pahit kok.." ucap Musa sambil menyodorkan gelas dan membantu Kaila minum. Rasanya hambar dan berbau dedaunan khas jamu.

"Cukup Musa.." ucap Kaila menahan mualnya dan Musa tak mau memaksa lagi meski Kaila hanya menghabiskan setengah gelas saja.

"Nanti di minum lagi ya.." ucap Musa dan Kaila hanya mengangguk.

Indra senang melihat Kaila dan Musa berbaikan kembali.

"Saya bawakan neng bubur sumsum, sepertinya neng bakalan suka." ucap Indra sambil memberikannya pada Kaila.

"Mau saya suapi?" tanya Musa yang tahu Kaila kesulitan bergerak.

"Iya." ucap Kaila dengan wajah merona. Musa pun keluar dari kamar Kaila untuk mengalaskan  unur kedalam mangkok.

Indra menatap gadis di hadapannya.

"Berbaktilah pada suami neng, Insya Allah neng bakal menemukan kebahagiaan neng bersama Musa." ucap Indra.

"Aku tak mencintai Musa pak..." ucap Kaila berusaha menutupi perasaannya. Indra tersenyum.

"Nanti juga kau akan mnyayangi Musa dan ibadah itu tak harus karena cinta kepada orangnya. Tapi karena Allah.." ucap Indra membuat Kaila mengernyitkan dahinya.

Indra tersenyum. "Cintailah Allah, niscaya kau akan di cintai oleh Allah dengan mengirim Mahluk Allah untuk mencintaimu, untuk menyayangimu dan kau akan menyayanginya sebagaimana dia.menyayangimu." ucap Indra membuat Kaila tersenyum.

"Pak, aku jadi ingin tahu banyak tentang Islam.." ucap Kaila.

"Suamimu bisa mengajarkannya padamu, iya kan Musa?" tanya Indra yang kebetulan melihat Musa datang sambil membawa bubur sumsum di dalam mangkok.

Wajah Kaila merona, bagaimana dia bisa belajar jika hatinya berdegup kencang jika berdekatan dengan Musa?


Tbc

MUSA (Tamat/ Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang