Happy Reading.....
Kaila tersenyum pahit.
"Bapak becanda kan?" tanya Kaila namun Indra hanya diam.
"Pak, Musa mana mungkin memperkosa Nur, Musa hanya mencintai Kaila!" isak Kaila perih.
Indra memeluk menantunya dengan sayang.
"Ini ujian, kau dan Musa harus bisa melewatinya." bisik Indra.
"Lalu apa yang harus Kaila lakukan sekarang?" tanya Kaila bingung.
"Karena Nur sudah menjadi istri sah Musa, kau harus bersikap baik pada Nur. Kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai Nur tega menfitnah Musa, bapak yakin pasti ada yang Nur sembunyikan." ucap Indra.
"Bersabarlah, Musa sendiri terpukul apa lagi dia harus menikahi Nur dan di hukum cambuk." ucap Indra membuat Kaila menangis.
"Kau harus kuat, jadilah istri solehah.." ucap Indra sambil mengecup sayang kening menantunya.
"Bawakan Musa makan, dia pasti lapar." ucap Indra dan Kaila mengangguk.
Kaila membawakan makanan kesukaan Musa, dia melihat Musa menelungkup sambil terisak.
"Musa, makan yuk?" ucap Kaila mencoba membujuk Musa namun pria itu tetap diam.
"Musa..." ucap Kaila lagi sambil menyimpan nampan berisi makanan di meja dan memeluk Musa. Namun Musa meringis kesakitan. Kaila penasaran kenapa Musa tampak kesakitan? Kaila pun membuka punggung Musa.
"Astaghfirullah..." isak Kaila sedih melihat kulit Musa yang lecet akibat libasan cambuk.
"Saya menerima hukuman yang tidak saya perbuat!" isak Musa perih.
"Astaghfitullah Musa, istighfar.." bisik Kaila lembut. Kaila mengusap kepala Musa dengan sayang.
"Apapun yang terjadi, aku tetap mencintaimu Musa, aku percaya padamu.." bisik Kaila membuat hati Musa lega.
Musa duduk dan langsung memeluk Kaila dengan erat.
"Terima kasih ya Allah, Alhamdulillah.." puji syukur Musa mengetahui kesolehan Kaila.
Kaila tersenyum lalu mengecup bibir Musa.
"Cepat sembuh biar kita bisa bermain jima.." canda Kaila membuat wajah Musa merona, Musa merasa beruntung, Kaila begitu mencintainya.
"Alhamdulillah, Allah sudah mengirimkan malaikat cantik kepadaku... Aku mencintaimu Kaila..." bisik Musa dengan lembut.
"Aku juga mencintaimu Musa sayang.." ucap Kaila lalu mencium bibir Musa.
"Makan ya? Ini Kaila yang masak loh!" ucap Kaila dan Musa mengangguk pelan."Aku suapi.." ucap Kaila sambil menyendokan nasi ke mulut Musa.
Musa mengunyahnya.
"Bagaimana?" tanya Kaila penasaran.
"Enak, kau sudah pintar memasak." puji Musa sambil tersenyum.
"Kalau begitu habiskan." ucap Kaila dan Musa mengangguk.
Kaila senang melihat Musa memakan masakannya dengan lahap.
"Setelah ini aku akan obati luka di punggungmu." ucap Kaila dan Musa hanya mengangguk.
Kaila merasa sedih, Musa terlihat rapuh dan pendiam. Kaila ingin Musa yang mesum kembali ceria dan memanjakannya. Kaila berharap Musa akan segera sembuh dan melewati ini semua.
****
Satu minggu berlalu, Musa sudah tampak sehat, tinggal sisa lebam di wajah dan luka mengering di punggungnya. Nur pun sudah dalam keadaan sehat dan mulai terbiasa tinggal di rumah Indra.
Kaila malas menemui Nur. Bagi Kaila, Nur hanyalah pengganggu rumah tangganya sehingga Musa harus menikahinya dan bertanggung jawab atas apa yang tidak dia perbuat.
Nur mulai berani keluar kamar dan menyapa Indra. Kaila tak masalah asal jangan mendekati Musa suaminya. Namun Kekhawatiran Kaila begitu menganggung, karena Nur mulai berkeliaran di dalam rumah. Kaila mendekati Musa.
"Musa..." sapa Kaila sambil bergelayut manja di tubuh Musa yang sedang duduk di tepi ranjang.
"Apa istriku sayang?" tanya Musa.
"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya pada Nur?" tanya Kaila membuat Musa tersenyum.
"Entahlah..." ucap Musa bingung.
"Kau mau berjanji sesuatu padaku?" tanya Kaila.
"Apa?" tanya Musa.
"Jangan menyentuh Nur. Berjanjilah..." ucap Kaila membuat Musa mengernyitkan dahinya.
"Kenapa?" tanya Musa.
Kaila terdiam, dia berfikir sejenak.
"Kau bilang Nur di perkosa, apa kau tak jijik?" tanya Kaila membuat Musa tersenyum.
"Kau ini, mau dia wanita penghibur sekali pun dimata Allah sama. Dia seorang manusia yang sama derajatnya dengan manusia lain." ucap Musa.
"Oh jadi kau mau menjima Nur?" tanya Kaila galak membuat Musa meringis.
"Ya sudah jika kau mau menyentuhnya kau tak usah menyentuhku lagi!" ucap Kaila sebal. Musa terkekeh lalu memeluk Kaila.
"Meski kewajibanku menafkahi Nur lahir dan bathin. Saya belum siap menyentuhnya, bagaimana jika Nur hamil? Saya tak mau anaknya tercampur." ucap Musa membuat Kaila merasa sedikit tenang.
"Musa..." bisik Kaila.
"Hmmm.." guman Musa.
"Jima aku.." ucap Kaila sambil terkikik.
Musa tertawa geli.
"Sudah lama Musa.." bisik Kaila malu.
"Hmm... Baiklah, mari kita bersuci dulu, biar kita memiliki anak soleh dan solehah." ajak Musa dan Kaila pun tersenyum senang.
Nur yang menguping pembicaraan mereka merasa cemburu dan sedih, bagaimana pun Nur mencintai Musa dan lelaki itu sudah menjadi suaminya. Nur iri kepada Kaila yang bisa begitu intim dengan Musa.
Meski yang memperkosanya adalah Rudi, tapi Nur lebih rela di sentuh oleh Musa daripada Rudi, bajingan berengsek yang sudah menghancurkan hidupnya.
Nur memejamkan matanya sambil menangis, kenapa nasibnya jadi seperti ini? Ternyata menjadi madu itu tidak enak, Nur tidak bahagia.
Nur mendengar suara tawa dari kamar sebelah lalu desahan Kaila dan Musa yang saling bersahutan pelan menahan rintihan membuat dirinya teringat kembali apa yang dilakukan Rudi padanya. Nur menutup telinganya dengan bantal dan berusaha melupakan kejadian pahit itu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSA (Tamat/ Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓
РазноеSebagian di hapus dan tersedia dalam bentuk PDF Untuk info lebih lanjut bisa wa 081912211433 Musa Pratama pria alim, agamais, tegas dan baik hati bertemu dengan Kaila Tjandra gadis liar yang hobi bersenang-senang, sombong, keras kepala dan judes tak...