Part 24

12.2K 842 45
                                    

Buat nemenin yang lagi menunggu Adzan Magrib, jangan baper ya....

Happy Reading....

Kaila menatap wajahnya di cermin, pakaian muslim itu cukup longgar di tubuh Kaila.

"Istriku cantik sekali..." ucap Musa senang.

"Pakaiannya kebesaran Musa.." rengek Kaila sambil mencubit bajunya hingga terlihat lekukan tubuhnya. Musa tersenyum.

"Memperlihatkan lekuk tubuhmu itu sama dengan aurat Kaila.." ucap Musa.

"Biar saya saja yang melihat tubuhmu, jangan lelaki lain.." rajuk Musa membuat Kaila merasa di puja dan di cintai oleh Musa.

Kaila tersenyum bahagia.

"Aku akan memakainya jika keluar rumah ya?" ucap Kaila.

"Baiklah.." ucap Musa.

Kaila melepaskan pakaian itu lalu menggantinya dengan pakaian biasa.

"Neng, Musa ayo kita makan!" ucap Indra dari luar kamar.

"Ya Allah, aku lupa membantu bapak!" ucap Kaila sambil menepuk keningnya. Musa hanya tertawa geli melihat tingkah Kaila.

Selesai makan Musa menyiapkan perkakasnya untuk  berkebun.

"Musa, kapan kau bawa sisa barang-barang kita di rumah itu?" tanya Kaila.

"Nanti ya sayang, lagian  barang di sini juga sudah cukup." ucap Musa.

"Pakaianku Musa  mubazir juga jika nanti di makan tikus!" ucap Kaila. Musa tersenyum.

"Iya sayang, nanti saya bawa." ucap Musa sambil bersiap untuk pergi berladang.

Kaila mencium tangan Musa.

"Assalamualaikum.." bisik Musa sambil mencium kening Kaila.

"Wa'alaikum salam.." ucap Kaila.

Kaila menghela nafas, tak terasa sudah sebulan lebih Kaila meninggalkan rumah itu. Kaila merasa lebih betah diam di sini karena di rumah ini ada Indra dan Musa  membuat Kaila merasa kehangatan sebuah keluarga. Kaila menyentuh perutnya. Kapan dia hamil dan punya anak ya? Sepertinya rumah ini akan semakin ramai dan terasa hangat, pikir Kaila sambil tersenyum. Kaila merebahkan tubuhnya di atas ranjang, rasanya Kaila ngantuk dan ingin berbaring. Kaila pun memejamkan matanya.

*****

Sudah lama Nur tak mengunjungi Kaila dan kak Musa, dia berencana akan mengunjungi rumah mereka. Nur membereskan pekerjaannya lalu berangkat ke rumah Kaila, bagaimana ya kabar Kaila? Nur rindu Kak Musa dan Kaila.

Nur berjalan menuruni jalan menuju rumah itu, Nur sempat terkejut melihat dua orang pria yang berdiri di hadapan pintu rumah Kaila.

"Assalamualaikum.." sapa Nur ramah, Nur mengenali Darius karena dia pernah bertemu dengannya waktu itu dan teman yang satunya terlihat tampan namun ada bekas luka di keningnya.

"Kau temannya Kaila kan?" tanya Darius.

"Iya benar kak, apa Kailanya ada?" tanya Nur yang memang tak tahu jika Kaila dan Musa sudah pindah ke rumah Indra.

Tiba-tiba pemuda berwajah cacat itu menarik tubuh Nur dan Darius mendobrak pintunya lalu menyeret Nur ke dalam rumah.

"Kalian mau apa? Lepaskan!" jerit Nur ketakutan, namun pemuda bernama Rudi itu tidak menggubris.

"Jaga di depan, sudah lama aku tak meniduri gadis lugu seperti ini!" ucap Rudi membuat tubuh Nur menegang.

Apa yang akan di lakukan pemuda itu? Nur mencoba meronta namun dengan sekuat tenaga Rudi menamparnya hingga Nur kehilangan kesadarannya..

Rudi tertawa senang dan mulai berbuat tak senonoh terhadap Nur, setelah puas menyetubuhi Nur,  Rudi menyiramkan air ke wajah Nur supaya sadar.

Nur mengerjapkan matanya, nafasnya tersenggal-senggal sambil meringgis kesakitan.

"Sudah kuduga, gadis sealim dia pasti perawan!" ucap Rudi yang sudah puas mengerjai Nur.

"Apa yang kau lakukan? Aaarggghh...." jerit Nur melihat tubuhnya setengah telanjang dengan pakaian terkoyak.

Tiba-tiba Darius berlari ke dalam kamar.

"Rud, ada orang kemari.." ucap Darius panik apa lagi melihat Nur yang tampak berantakan.

"Siapa?" tanya Rudi tegang.

"Sepertinya Musa." ucap Darius karena orang itu mirip Musa dan sudah terlihat dari jauh sedang berjalan menuju rumah itu.

"Tutup mulutmu gadis kampung!" ancam Rudi sambil menampsr Nur, membuat Darius memiliki ide jahat.

"Aku akan membawa warga kemari dan kau Nur, kau harus mengaku bahwa kau di perkosa oleh Musa, jika tidak aku akan memperkosa Aisyah adikmu dan membunuh keluargamu!" ancam Darius membuat Rudi tertawa senang.

"Ingat, jika kau tidak menurut nasib Aisyah akan sama denganmu!" ancam Rudi.

Nur hanya bisa menangis pilu, kenapa nasib buruk menghampirinya? Tak lama Musa datang, dia terkejut melihat pintu rumahnya terbuka.

Musa segera memasuki rumahnya dan lebih terkejut lagi melihat Nur setengah telanjang dalam keadaan menangis. Musa menarik selimut untuk menutupi tubuh Nur.

"Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu Nur?" tanya Musa sambil melihat ke sekeliling. Namun Musa tak menemukan siapapun.

"Kakak..." isak Nur pilu membuat Musa salah tingkah.

"Saya  akan panggilkan abah dan emak" ucap Musa namun Nur melarang, dia menaham tangan Musa.

"Jangan kak, aku malu.." isak Nur membuat Musa setba salah.

"Bagaimana ini..." ucap Musa resah, tak lama terdengar suara orang-orang mendekati rumahnya.

"Jangan tinggalkan aku kak!" isak Nur sambil memeluk lengan Musa.

"Nur, jangan seperti ini!" tolak Musa risih.

Tiba-tiba warga yang melihat Nur berantakan sedang menangis sambil memegang tangan Musa yang berada di sampingnya langsung masuk lalu mengeroyok Musa.

Musa yang tak tahu dengan apa  yang sedang terjadi hanya bisa melindungi wajahnya dengan tangan untuk melindungi dirinya, Musa benar-benar tak siap dengan tindakan warga yang anarkis memukuli Musa dengan keji.

Tbc

MUSA (Tamat/ Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang