Part 8

12K 1K 38
                                    

Happy Reading....

Kaila terkejut ketika Herlan membahas akan menjodohkannya dengan Musa.

"Apa? Aku di jodohkan dengan anak kampung itu? Tidak ayah, aku tak mau!" ucap Kaila ketus.
Musa yang mendengarnya hanya terdiam. Kaila mengdengus kasar.

"Ayah ini bukan kesepakatan kita, ayah hanya akan menghukumku selama 3 bulan dan sesudah ini aku bisa pulang, bukan menikah!" ucap Kaila.

"Kau harus menuruti apa kata ayah, ini demi kebaikanmu!" ucap Herlan.

"Semua demi kebaikanku? Kebaikan macam apa ayah?" bentak Kaila.

Indra dan Musa tampak tegang, mereka tak pernah melihat seorang anak gadis melawan orang tuanya.

"Ndra, bisa tinggalkan kami berdua?" pinta Herlan dan mereka pun meninggalkan ruangan itu.

Herlan menyentuh pundak anaknya.

"Ayah banyak salah padamu sayang, tidak mendidikmu dengan baik dan menjauhkanmu dari agama." ucap Herlan membuat Kaila terisak.

"Ayah ingin kau menikahi Musa karena dia ahli ibadah, ayah rasa dia mampu membimbingmu untuk menjadi lebih baik dengan cinta dan kasih sayang yang Musa miliki.." ucap Herlan lembut.

"Tapi Kaila tak menyukai Musa." ucap Kaila.

Herlan tersenyum.

"Cobalah ta'aruf, setelah itu kalau kau tak suka ayah takkan memaksa." ucap Herlan mulai membujuk Kaila.

"Apa itu ta'aruf?" tanya Kaila. "Seperti pacaran namun lebih bersifat ke pengenalan satu sama lain." ucap Herlan mendustai Kaila karena Herlan berencana setelah ta'aruf Herlan akan menikahkan langsung dengan Musa.

Kalia termenung sejenak, jika hanya seperti pacaran tak masalah. Setelah tiga bulan dia akan kembali ke Jakarta jadi tak ada pernikahan.

"Baiklah!" ucap Kaila senang.

Indra yang mendengarnya dari sisi ruangan merasa lega. Berbeda dengan Musa yang tampak gundah.

Indra menatap anaknya.

"Aku tak mau menikahi non Kaila pak.." ucap Musa.

"Kenapa?" tanya Indra.

"Sifatnya itu pak, keras.." ucap Musa karena sifat Kaila bertolak belakang dengan Intan.

"Justru ini ladang amalmu yang paling banyak. Menuntun seorang ihwan menuju jalan Allah. Lakukan shalat Istiqarah, Insya Allah kau akan menemukan jalan." ucap Indra dan Musa hanya mengangguk pelan.

*****

Herlan pun mulai merencanakan pernikahan anaknya di bantu oleh Indra.

"Aku akan buatkan pesta yang megah untuk anak kita!" ucap Herlan antusias.

"Maaf pak Herlan, saya tak setuju. Ijab kabul saja sudah cukup, yang penting mereka selamat." ucap Indra dan Herlan terdiam.

Betul juga, lebih baik di lakukan secara sederhana agar Kaila tak curiga bahwa dia akan menikah dengan Musa, bukan sekedar ta'aruf pikir Herlan.

"Baiklah." ucap Herlan.

"Tapi pak.. Musa adalah seorang duda." ucap Indra membuat Herlan mengkerutkan keningnya.

"Duda?" tanya Herlan tak percaya.

"Sudah 5 tahun, istrinya meninggal karena sakit." ucap Indra dan Herlan tersenyum.

"Tak masalah." ucap Herlan membuat Indra lega dan mereka pun akan mulai mengurus surat-suratnya.

*****

Musa menatap Kaila yang sedang duduk di kursi sambil menatap ember berisi pakaian, gadis itu tampak kebingungan.

"Ada yang bisa saya bantu non?" tanya Musa.

"Aku mau mencuci bajuku, tapi aku bingung." ucap Kaila karena biasanya yang mengurus pakaiannya adalah pembantu.

"Sini saya ajarkan." ucap Musa sambil membawa ember yang penuh dengan pakaian Kaila.

"Non masukan sabun secukupnya dan air sampai pakaian non terendam. Lalu aduk dan rendam sebentar, setelah itu di kucek. Jika ada kotoran yang menempel, sikat!" ucap Musa lalu memberikan contoh.

Kaila mendengus kesal, oh sial ternyata mencuci baju itu tak semudah memakai baju. Kaila melakukan intruksi dari Musa dan mulai kesal.

"Licin!" keluh Kaila.

"Kalau tak licin non akan kesulitan membersihkan kotoran yang menempel di kain." ucap Musa lembut.

Kaila akhirnya berhasil mencuci pakaiannya sendiri lalu menjemurnya di luar.

"Gampangkan?" ucap Musa sambil tersenyum.

"Cape Musa, cape!" ucap Kaila sambil duduk di pinggir rumah.

Musa menatap wajah Kaila, cantik, menarik dan berkulit putih jauh berbeda dengan Intan yang hitam manis dan pemalu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Kaila membuyarkan lamunan Musa.

"Maaf Non.." ucap Musa dengan wajah memerah. Ya Allah, dirinya sedang melakukan zina mata!! jerit Musa dalam hati.

"Astaghfirullah.." sindir Kaila membuat Musa terkejut, Kaila bisa mengucapkan istighfar. Musa tersenyum.

"Astaghfirullah.." ucap Musa sambil menunduk malu karena sekarang malah Kaila yang mengingatkannya untuk beristighfar.

Kaila pun tertawa geli melihat wajah tampan Musa yang merona. 

Tbc

MUSA (Tamat/ Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang