[19] Antara Reza dan Ashilla

1.6K 66 12
                                    

Pagi ini, Azhar sudah siap dengan seragam putih abu-abunya itu. Tidak dengan keadaan rapi, bahkan seragam Azhar terlihat seperti acak-acakan. Dasi yang tidak terpakai, satu kancing atas terbuka, baju seragam yang tidak dimasukan ke dalam celana, rambut yang dibiarkan acak-acakan, dan sepatu yang terlihat kotor. Ah, Azhar, si bad boy kekinian.

Dering telpon terdengar dari nakas yang berada di dalam kamarnya, Azhar segera menerima telpon tersebut. Lalu mengucapkan hallo beberapa kali, karena tidak terdengar suara sang penelpon.

"Woi!" Sarkas Azhar.

Suara dari seberang tetap tidak terdengar, hanya suara kendaraan yang begitu nyaring ditelinga Azhar.

"Ngerjain gue, ya, lo?!"

Tiba-tiba Azhar mendengar suara gelak tawa dari seberang sana, dan Azhar mengenal suara itu. Karena tak asing di pendengaran Azhar.

"Lo, bangke, ya." Ucap Azhar kesal.

Gelak tawa dari seberang sana terdengar lebih nyaring, "Baper-an lo."

"Apa sih, ngapain coba telpon pagi begini."

"Gaya ngomong lo udah kayak cewek aja, ngikut si Reta ya lo."

"Nggak jelas banget sih lo." Rasa kesal Azhar memuncak.

Sambungan telpon Azhar matikan secara sepihak, Boby itu selalu saja berhasil membuatnya kesal setengah mati. Apalagi jika tiba-tiba ia berubah menjadi seorang yang tidak tau apa-apa setelah melakukan sesuatu.

"Ah, Reta," gumam Azhar setelah menepuk keningnya.

Seperti biasa, Azhar akan mengirimkan pesan kepada Reta. Isinya tentang ajakan berangkat sekolah bersama, dalam seminggu ini Reta tidak ada penolakan keras.

"Hallo,"

Azhar tersenyum mendengar suara ketus dari seberang sana, "Pagi, udah bangun?"

Terdengar suara hembusan nafas, "Kalo belum, ya, nggak bakal bisa angkat telpon kamu."

"Jangan ketus-ketus gitu, ini masih pagi lho." Kata Azhar di sela ke kekehannya.

"Kenapa telpon?"

"Kamu udah siap belum? Aku mau ke rumah kamu nih."

"Telat. Aku udah di sekolah."

Seketika Azhar tercengang lalu melihat jam berapa sekarang, ternyata jam menunjukan pukul tujuh lewat lima.

"Kamu..."

Tuuut!

Telpon di putus sambungan oleh Reta secara sepihak, ternyata karma itu memang ada, karena setelah Azhar yang memutuskan sambungan telpon secara sepihak kepada Boby dan kini Azhar merasakan itu.

Re-Zhar

Wajahnya terlihat seperti biasanya, jutek dan tidak ada senyuman. Reta Fernanda, gadis yang di juluki singa betina di sekolahnya itu, kini sedang menatap malas ke arah Azhar yang menghampirinya dengan senyuman.

"Cantik," goda Azhar.

"Nama aku Reta, bukan Cantik."

Azhar mengulurkan tangannya untuk mengacak gemas rambut Reta, "Iya, kamu, Reta cantik."

Mendengar gombalan receh dari mulut Azhar, Reta hanya bisa diam dengan wajah datarnya.

"Maaf,"

"Buat apa?" Tanya Reta.

"Nggak jemput kamu tadi pagi, aku kesiangan Ta. Padahal aku udah niat banget mau jemput kamu, eh..."

AzharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang