[24] Akankah Bertemu?

2.1K 81 22
                                    

Kini, setelah tiga hari berlalu saat kejadian terakhir bersama Azhar. Tiga hari juga Reta menunggu kepulangan Budenya, ia menunggu kotak tua itu kembali pada tangannya.

Tidak seperti biasanya juga Bude Rani pergi selama berhari-hari tanpa mengabari atau sekadar menitip pesan kepada Mbok Dini, ingin rasanya Reta menelpon Budenya itu tapi ia langsung ingat sikap Budenya beberapa hari yang lalu dan langsung mengurungkan niatnya itu.

Tok... Tok... Tok...

Ketukan agak keras terdengar di pintu kamar Reta dengan suara jelas dari Mbok Dini yang memanggil nama Reta.

"Iya Mbok," jawab Reta.

Reta berjalan menuju pintu, lalu membukanya dan menemukan Mbok Dini didepannya.

"Kenapa Mbok?" tanya Reta lembut.

"Gini Non, Nyonya ada pesan buat Non Reta. Dan Mbok disuruh menyampaikan,"

Reta mengernyit, merasa sedikit aneh dengan situasi ini. Karena biasanya Bude Rani jika berpesan lewat Mbok Dini hanya persoalan pekerjaan rumah saja.

"Kata Nyonya, Non disuruh siap-siap bawa semua baju dan barang-barangnya 'Non." lanjut Mbok Dini

"Lho, buat apa Mbok?" tanya Reta masih dengan keadaan bingung. Ia tidak mau jika Budenya asal menyuruh tanpa persetujuan Reta.

"Mbok ndak tau juga, cuman disuruh sampein aja."

"Reta mau telpon Bude dulu aja, ngapain suruh Reta bawa barang-barang." ucap Reta, diakhiri gerutuan dari bibirnya.

"Terserah Non aja, Mbok ke belakang dulu. Mari, Non."

Setelah kepergian Mbok Dini, Reta langsung mencari kontak telpon Budenya lalu membuat panggilan.

*panggilan terhubung
"Hallo, Bude..."

Suara telpon dari Budenya terdengar seperti dikeramaian, panggilan Reta tak dihiraukan.

"Bude..."

"Hallo, hallo, siapa?"

"Ini Reta,"

"Nggak usah banyak tanya, langsung aja kemas barang-barang kamu. Yang penting-penting aja, habis maghrib Bude jemput kamu dirumah." ucap Bude langsung, seolah ia tau kalau Reta akan banyak tanya.

"Bude nggak bisa main suruh gitu dong, Reta nggak--"

"Nggak usah nge-bantah kalau kamu mau kotak jelek ini utuh."

Setelah satu kalimat tekanan dari Bude Rani, panggilan langsung diputus sepihak. Reta kesal sendiri jadinya, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti kemauan Budenya kali ini.

Re-Zhar

Berbeda situasi jika dalam versi Azhar, selama tiga hari ini Azhar memutar keras memorinya. Ia mengingat-ngingat jika ada kesalahan besar yang membuat Reta memilih lepas tiba-tiba, namun memori tentang kesalahan itu tidak ia temukan. Dan sebenarnya bisa saja jika Azhar mau menemui Reta langsung ke rumahnya, tapi itu tidak mudah bagi Azhar. Apalagi mengingat sikap Reta tiga hari lalu, Azhar jadi berpikir bahwa tidak mungkin dengan mudahnya Reta menjawab pertanyaan bahkan menerima kedatangannya.

Tidak tau apa yang harus Azhar lakukan, ia selama tiga hari ini juga serba salah. Merasa tidak menyangka juga kalau Reta akan secepat ini pergi dari kehidupannya, Rasa sedih dicampur kebingungan membekas dalam diri Azhar saat ini.

Sebuah cara sederhana Azhar temukan, secara tiba-tiba. Ia berniat untuk mencari tau melalui Ashilla--sahabat dekat Reta satu-satunya.

*room chat

Azhar:
Shil
Ashilla
Penting

Ashilla:
Apaan?
Soal Reta nih pasti

Azhar menghela napas lega, ia bersyukur Ashilla membalas dengan cepat.

Azhar:
Iya, serius nih tapi soal Reta
Lgsg aja deh, lo tau si Reta kenapa sama gua?

Ashilla:
Gua gk ada kabar-kabaran sama dia lagi nih
Gk tau apa-apaan gua.

Azhar:
Ya udh, kalo gitu lo tanya-tanya sama dia dong.
Bantuin gua Shil, penting ini

Ashilla:
Nih, gua lgsg cht dia nih.
Puas lo
Ntar gua kabarin lagi

Azhar:
Secepatnya ya Shil, gua tunggu lho.
Makasih tapi

Azhar keluar dari ruang pesan dengan Ashilla, ia memilih untuk keluar dari kamarnya. Azhar perlu minum, ia juga perlu makan sebenarnya.

***

Setelah mengisi perutnya yang jarang di isi selama tiga hari ini, Azhar kembali ke kamarnya. Ia ingin melihat ponselnya, kalau-kalau ada kabar terbaru dari Ashilla soal Reta.

Sesampainya dikamar, Azhar langsung mengambil ponselnya di atas nakas. Lalu menge-cek notifikasi, ternyata ada banyak pesan dari Ashilla. Azhar membukanya dengan menggebu-gebu.

Ashilla:
Zhar
Azhar
AZHAR
Lo harus tau, ini penting bangeeet.
Azhar lo kmna sih
RETA HABIS MAGHRIB MAU PINDAH IKUT BUDENYA

Detak jantung Azhar semakin cepat, apalagi setelah membaca pesan terakhir dari Ashilla yang terkirim sekitar dua jam yang lalu. Dan sekarang sudah pukul 17.15.

Azhar:
Gua ke rumah Reta skrg
Lo dimna Shil?
Ashilla
Reta belum pergikan?


***

Selamat malam, bagian ke-24 akhirnya saya update. Sengaja updatenya waktu malam, supaya jika yang buka pagi nanti atau siangnya akan merasa kejutan (semoga haha).

Jika ada yang ingin disampaikan, boleh tulis dikolom komentar. Dukungan kalian sangat saya perlukan, tapi jangan dipaksakan hahaha.

Sampai jumpa update selanjutnya, for love.

AzharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang