[4] Hancurnya Ketenangan Reta✔

2.1K 132 3
                                    

Reta keluar kelasnya dengan wajah yang sangat tidak bersahabat, ia pikir hari ini sangatlah buruk. Banyak hal yang membuatnya sangat kesal. Bukan hanya soal Azhar yang terus mengganggunya, tapi guru mata pelajaran hari ini membuatnya sangat-sangat kesal.

Pak Toto, guru Biologi yang membuatnya kesal. Tunggu! Bukan hanya Reta yang di buat kesal setengah mati oleh Pak Toto, tapi seluruh murid IPA XII-3. Bagaimana mereka tidak kesal? Pak Toto adalah guru yang sangat pelit dan pilih kasih, bukan hanya itu Pak Toto juga guru yang suka membandingkan murid dan anaknya.

"Ta, lo balik bareng gue atau sama Azh-"

"Gue. Nggak. Pacaran. Sama. Azhar." Ucap Reta yang memotong perkataan Ashilla, dan menekankan disetiap katanya.

"Hhh! Iya deh iya, lo balik bareng gue atau sama Azh--"

"Bareng lo."

"Ya elah, motong ucapan gue mulu lo. Jangan jutek kali, Ta." Kata Ashilla, menurutnya Reta selalu saja jutek dan judes. Walau ia memang tulus bersahabat dengan Reta yang sifatnya banyak tidak di sukai teman-teman lainnya.

Mendengar apa yang Ashilla ucapkan, Reta hanya diam seribu kata dengan wajah juteknya. Dan, itu membuat Ashilla sempat mengelus-ngelus dada.

Baru saja mereka ingin berjalan menuju halte, tapi tiba-tiba Azhar datang dengan wajah yang ceria bersama dua orang temannya.

"Hai Reta," sapa Azhar. Reta yang sudah tau kalau itu suara Azhar, ia hanya memutarkan bola mata malas sambil menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari angkot.

"Ta, Azhar manggil tuh." Ucap Ashilla sambil menyenggol lengan Reta.

"Bodo."

"Kalian pulang naik apa?" Tanya Azhar.

"Naik angkot, kayak biasanya." Jawab Ashilla yang sesekali melirik salah satu teman Azhar.

"Lo kenapa lihatin gue mulu?!" Ketus Reza, teman Azhar yang Ashilla suka.

"E-eh ... ng-nggak apa-apa." Gugup Ashilla.

"Lo suka ama Reza, ya?" Tanya Boby. Si King kepo.

"Ng-nggak." Jawab Ashilla gugup.

Sedangkan Azhar, ia sibuk sedari tadi berbicara dengan Reta yang terus saja tidak di hiraukan, tapi Azhar tak putus asa.

"Pulang bareng aku, yuk!" Ajak Azhar pada Reta.

Reta terus saja menunggu angkot jurusan rumahnya lewat, ia tidak memperdulikan ajakan Azhar.

Setelah menunggu dan mendengarkan apa yang Azhar ucapkan, akhirnya angkot jurusan rumahnya datang juga.

"Shil, lo balik atau nggak? Kalo nggak gue duluan." Ucap Reta dan langsung ingin masuk ke dalam angkot.

"E-eh, gue bareng lo." Ashilla langsung masuk ke dalam angkot, meninggalkan Azhar dan kedua temannya.

"Kalian bertiga naik nggak?" Tanya supir angkot kepada Azhar, Reza, dan Boby.

"Bang, dua cewek yang baru masuk tolong di suruh turun. Saya bayar deh, Bang." Pinta Azhar pada supir angkot, dan menunjukkan uang 50.000 dua lembar kepada supir angkot.

"Yang bener, Dek?" Tanya supir angkotnya.

"Iya, Bang."

Reta yang merasa kenapa lama angkot yang ia dan Ashilla naiki tidak jalan-jalan, membuatnya semakin kesal.

"Bang, kok gak jalan-jalan sih?!" Tanya Reta kesal.

"Maaf, Neng. Saya di suruh Bos nyetor uang, jadi nggak bisa anter Neng berdua." Ucap Abang supir angkot.

AzharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang