Part 14

217 24 0
                                    

Lee Changsub

Sekarang menunjukkan pukul 2 pagi. Aku masih berada di layar laptop dengan ponsel di tanganku. Sejak tadi aku terus menghungi In Na, namun kali ini ponselnya tidak aktif. Jelas sekali dia pasti marah atau menghindariku.

Foto-foto masa lalu itu sekarang berada di hadapanku. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya saat ini. Hampir 3 tahun aku tidak bisa melupakan sosok dirinya secara utuh. Bimbang. Aku tidak tahu harus bagaimana. Sejujurnya aku belum bisa melupakan Chorong, tapi aku harus melupakannya. Sampai kapan aku terus mengharapkan seseorang yang meninggalkanku begitu saja. Mungkin dia sudah bahagia saat ini bersama pria pilihannya.

"Bagaimana keadaanmu? Kenapa perpisahan kita tidak jelas seperti ini? Aku akan debut sebentar lagi. Dulu, kau selalu ingin melihatku menari di layar televisi. Kau akan berdiri di barisan depan dan memberikan semangat untukku. Kau lupa akan semua itu? Aku berterimakasih karena kau telah memberiku semangat untuk masuk ke dalam agensi. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu."

Delete.

Sekarang semuanya benar-benar terhapus. Tidak ada lagi foto-foto dia di sekitarku. Aku juga harus menghapus namanya dalam hatiku.

Drtt Drrttt

"Yeoboseo.." ujarku mengangkat telfon.

"Huh Eomma? Wae geurae?" tanyaku.

"Aniyo. Gwenchana. Aku sedang membuat nada untuk lagu soloku," balasku.

"Manager belum menghubungi Eomma? Ada sedikit masalah pada BTOB sehingga kami harus memundurkan waktu debut. Eomma tenang saja semuanya sudah selesai. Tidak ada masalah lagi sekarang," jelasku.

"ne. Berbahagialah di sana. Annyeong!"
Hebat sekali. Berita BTOB sudah sampai Amerika. Kami belum debut, tapi pemberitaan kami sudah sampai luar negeri. Dari nada bicaranya tadi sepertinya Eomma sangat khawatir. Dia bahkan sampai menelfonku larut malam.

Aku mencoba mendengarkan lagu yang sudah ku atur sendiri. Sebelumnya aku ingin meminta pada Hyunsik untuk membantuku membuat nada. Dia pintar sekali dalam hal seperti ini. Bukan hanya Hyunsik saja hampir semua teman-temanku pandai membuat nada dalam sebuah lirik. Mereka semua tentunya berbakat.

Aku pergi ke dapur untuk mengambil minum. Aku tidak ingat kapan terakhir aku minum hari ini. Kerongkonganku mudah sekali merasa kering.

Saat aku akan kembali ke dalam kamar, aku mendengar suara dentuman lagu. Di ruang latihan? Dini hari seperti ini siapa yang menghidupkan suara musik. Semua lampu sudah mati sejak tadi. Karena penasaran aku mengintip dari samping. Daebakk!!

"Sungjae-ah! Apa yang kau lakukan?" tanyaku begitu tahu Sungjae sedang berlatih dini hari seorang diri.

"ne? Apa suara musiknya terlalu membising? Aku sudah menekan volume paling rendah," ujarnya.

Badannya di penuhi dengan keringat yang bercucuran. Ternyata benar apa yang di katakan Hyunsik tempo hari, dia begitu serius berlatih untuk minggu depan. Setelah lulus SMA aku mengakui dia lebih dewasa dalam menyikapi sesuatu. Aku bahkan tidak menyangka dia bisa berbicara begitu meyakinkan di acara tadi. Usianya belum 20 tahun, tapi dia berusaha menyamakan pemikirannya dengan para Hyungnya.

"Istirahatlah. Esok hari kita tidak ada jadwal, kau lebih baik memanfaatkan waktu senggangmu untuk hal lain," ujarku dengan pelan.

"Sebentar lagi. Aku masih harus menghafal dua lagu lagi. Oia Hyung, jika kau merasa terganggu katakan saja aku akan mematikan musiknya," aku menggeleng. Dia sudah berusaha sangat keras. Aku bangga padanya sekarang.

"Kalau kau lelah istirahatlah," ujarku. Dia mengangguk. Semoga saja dengan permasalahan ini dia bisa lebih baik menyikapi segala sesuatu masalah dengan baik.

••• At The End •••

Park Chorong

Tuhan selalu memberikan kenikmatan di setiap tempat yang berbeda. Pagi-pagi buta, aku sudah bangun dan memandangi pemandangan menyejukkan kota Seoul dari jendela. Banyak sekali tempat-tempat yang harus aku kunjungi di Seoul.

Aku memghirup udara dengan tenang dan penuh dengan penghayatan. Sejuk sekali. Tidak sedikit orang yang menggunakan waktu pagi ini dengan berjalan-jalan pagi.

"Eonni. Apa yang kau lakukan?" tanya Shin Hye.

Dia sudah rapi dengan pakaiannya. Sepertinya dia akan sangat sibuk sekali di hari pertama dirinya bekerja. Aku senang melihat adikku bisa menggapai impiannya perlahan demi perlahan.

"Aniyo. Kau ingin bekerja di pagi buta seperti ini?" tanyaku.

"Aniyo. Aku hanya bersiap saja. Eonni, bagaimana nanti jika mereka tidak menyukai laguku? Aku takut mereka kecewa," Shin Hye.

Dia selalu saja merasa pesimis. Aku paling membenci kata-kata lemah seperti itu. Shin Hye memiliki suara yang bagus. Bahkan sejak dia merilis full lagunya di media banyak sekali yang memujinya. Lagunya masih berada di puncak hingga detik ini. Bukankah itu artinya mereka semua menyukai lagu Shin Hye?

"Kenapa kau selalu saja pesimis. Kau harus menerima semua kemungkinan yang terjadi hari ini. Tanggapan orang itu tidak semuanya sama, mereka memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Kau harus selalu berpikir positif dan jangan pernah merasa kau tidak mampu," pesanku.

"Temanku pernah memberikanku saran. Jika kita merasa gugup, genggamlah kitab. Kita akan merasa dekat dengan Tuhan, dan kegugupan itu akan hilang dengan sendirinya. Aku mencobanya kemarin, dan benar. Aku merasa tidak gugup lagi saat aku menggenggam kitab," Shin Hye.

"Temanmu sangat benar sekali. Siapa temanmu itu? Kau tidak pernah menceritakan teman barumu selama di agensi. Ayo cerita!" ujarku.

"Tidak penting. Dia menjauhiku tanpa alasan yang jelas. Entahlah. Dia memiliki sifat yang aneh sekali," ujarnya.

"Kau punya salah padanya? Terkadang seseorang tidak bisa mengungkapkan kekesalannya karena tidak mau membuat orang itu merasa bersalah."

"Aniyo. Kami baik-baik saja. Dia menghindariku begitu saja tanpa alasan. Eonni tahu BTOB? Orang yang ku ceritakan itu maknae dari BTOB."

Sungjae? Apa yang di maksud Shin Hye Sungjae? Shin Hye tidak pernah mengatakan dia dekat dengan anggota BTOB. Mereka memang satu agensi, tapi apa mereka harus dekat?

"Jangan di pikirkan. Mungkin kalian akan membaik pada waktunya nanti," ujarku tersenyum kecil.

"Eonni akan melihatku di promosi nantikan? Hari ini aku harus tampil di beberapa jadwal televisi. Eonni harus ikut denganku," Shin Hye.

Mwo? Ikut dengannya? Apa tidak membuatnya kesusahan mengajakku juga.

"Aku juga akan mengajak Jinsuk, Eonni tenang saja," lanjutnya. Aku tersenyum. Baru saja aku akan bertanya, dia sudah terlebih dahulu membahasnya.

"Yang sopan sedikit dengan Jinsuk. Setidaknya kau harus memanggilnya Oppa." ujarku.

"Arraseo. Jinsuk Oppa," ujarnya.
Shin Hye sudah lebih baik terhadap Jinsuk sekarang. Dia sudah mengerti bagaimana perubahan Jinsuk. Ku harap, dia bisa lebih menyukai Jinsuk kedepannya.

Aku berusaha menyiapkan hatiku untuk orang lain. Tempatku sudah berbeda. Aku memang berada di Seoul, tapi aku harus membuka lembaran baru di tempat ini. Tidak ada lagi masa lalu itu. Tidak ada lagi Changsub di hatiku. Sulit memang menghapus sosoknya, tapi tidak ada gunanya aku terus menyimpan perasaan ini, seorang diri.

••• At The End •••

At The End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang