Dekat dengamu surganya duniaku, jadi jangan pergi dan mengubah duniaku menjadi neraka
Minggu, adalah hari yang paling gue idamkan, bagaimana tidak? Hari minggu selalu menyediakan waktu-waktu indah bersama orang-orang yang gue sayangi, quality time itu kata kebanyakan orang, dan gue adalah sosok makhluk yang mengidam-idamkan hari minggu.
Tidak seperti biasanya, minggu-minggu yang selalu gue lewati selama ini hanyalah menghabiskan waktu bersama sahabat gue dan tidak lupa bersama kakak gue. Tetapi tidak dengan hari minggu ini, entah mengapa Agil mengajak gue pergi bersamanya.
Mendengar kabar itu, entah mengapa degup jantung gue berdetak tak teratur, serasa gue tidak bisa bernafas, rasa bahagia gue sudah merubah suasana dalam hati gue.
Awalnya kakak gue tidak mengizinkan gue pergi bersama Agil, perlu diketahui kakak gue adalah orang yang parnoan, dia takut akan terjadi apa-apa dengan gue, gue tau maksud kakak gue baik, tapi gue gak mau kehilangan waktu berharga ini bersama Agil, gue pun meyakinkan kakak gue, bahwa Agil adalah cowok yang baik-baik.
Setelah dengan rengekan dan sikap manja gue, kakak pun mengizinkan gue pergi bersama Agil. Tapi dengan satu syarat, yaitu, kakak gue harus mengintrogasi Agil, dia menyuruh Agil ke rumah, dan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaannya.
"Kalau itu mau kakak, ya sudah, Pluto bakal kasih kabar ke Agil" Ujar gue percaya diri
"Jangan dikasih tau, lo tau kan cowok itu banyak alasan, cowok itu punya banyak kata-kata manis, bahkan mereka bisa menpersiapkan nya dalam sekejap" sahut kakak
"Gue mau kasih tantangan sama nih cowok, apa bener dia bisa jaga adek gue satu-satunya ini?" sambung kakak.
"Lo parnoan banget sih kak, udah gue gak bakal di apa-apain kok sama Agil" sahut gue dengan semangat.
"Gak, kakak nggak mau kejadian sebelumnya terulang lagi ke kamu! Kakak nggak mau kamu ngeluarin air mata kamu cuman buat cowok! Kakak gak bakal terima itu! Oke?"
"Ta,,pi. Itu kan mantan pluto kak! Jangan dibawa-bawa Agil kesini. Agil belum salah apapun kak, salah Agil cuman satu, dia udah nyuri hati Pluto dan udah buat Pluto jatuh lagi ke lembah dalam yang curam itu"
"Ngomong apaan sih ni bocah? Kaga ngerti gue? Lembah curam apaan dah? Lo ngambil ekskul puisi ya, Dek. Puitis kali lo"
"Tau ah, bete gue." jawab gue singkat, tiba-tiba terdengar deringan dari ponsel gue, ternyata itu, Agil. Dia bilang dia sudah di depan gerbang rumah gue.
Setelah mendengar perkataannya gue langsung menutup telepon dan menyusul Agil di depan. Tidak seperti biasanya, kali ini Agil membawa mobil dan bukannya motor. Awalnya gue terheran, sih. Tapi apa boleh buat. Dia langsung menurunkan kaca jendelanya dan tersenyum ke gue.
"Masuk dulu Gil, kakak gue mau ngomong sama lo"
"Ooh ada apa ya, Get?" tanyanya balik"Agil!" terdengar suara teriakan dari dalam rumah
"Kakak?" gue terkejut melihat kakak yang berteriak menyebut nama Agil.
Agil pun langaung keluar dari mobilnya.
"Lo itu Agil Tirtaputra ya?" tanyanya
"Iya kak" jawab Agil agak gugup
"Lo harus tanggung jawab!" sambil meninju pelan lengan Agil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diligitis
Teen FictionSemua tulisan ini aku persembahkan untuk orang-orang yang pernah ada didalam hidupku, orang-orang yang aku cintai dengan sepenuh hati , walau mereka tak pernah menetap dan pergi. Setidaknya, semenjak mereka hadir, sudah ada angan yang pernah teruc...