Awal masuk sekolah, siapa takut?
Kenalin gue Pluto Margetha anak bungsu dari dua bersaudara, gue lahir tanggal 15 Maret, dan ini cerita gue saat awal masuk SMA. Gue sering dibuat takut oleh kakak gue Venus Margetha tentang MOS.
Dia bilang para senior bakalan galak-galak, nyeremin banget, katanya.Tapi gue nggak terlalu yakin, gue coba untuk berani, dan ternyata pada awal MOS gue dapet kalimat yang membosankan lagi merendahkan, para senior bilang:
"Pasal 1, senior selalu benar
Pasal 2 , junior selalu salah
Pasal 3, jika senior salah kembali ke pasal 1"Gila kan? Kalau mereka benar, mereka MahaBenar dong?
Gue termasuk orang yang gak mau diatur, boleh dibilang gue keras kepala."Eh kamu yang pakai topi merah kesini!" Ujar seorang senior gue.
"Iya kak ada apa?"
"Lo itu anak baru disini! Seenaknya aja ngelanggar aturan! Mana topi lo, kasih ke gue!"Dasar sok senior lo. Batin gue
"Nih, lain kali lo harus ngehargain yang kecil ya, sebelum lo ngehargain yang kecil, gue gak bakal ngehormati lo meskipun lo itu lebih tua daripada gue, maaf ya kakak senior gue lancang!" Ujar gue dengan berani. Seketika senior itu tak berkutip.
"Siapa nama lo?"
"Pluto Margetha, kak"
"Oh, lo tau nama gue siapa?"
"Gak tau,gak guna tau nama lo!"
"Gue, Dirga Pranandes Putra, ketua osis disini. Gue suka keberanian lo ngomong kayak gitu ke senior. Lo pandai memainkan kata. Gue suka" Ujarnya sambil meninggalkan gue di lapangan yang dipenuhi oleh peserta MOS.
Temen gue Tania Deniara Putri takjub melihat kejadian yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Gila lo ya, Pluto! Sahabat tergila lo gue yaa!" ujarnya sambil menepuk-nepuk pundak gue.
"Iya dong. Pluto Margetha gitu loh" Gue membanggakan diri di depan Tania.
Tania merupakan sahabat lama gue, sejak SMP. Gue sama dia sudah kayak saudara. Kami saling terbuka gak ada yang namanya jaim-jaim nya, karena Be Your Self itu yang perlu. Kalian tau Tania adalah sahabat yang selalu ngedukung gue dalam bentuk apapaun.
Tania selalu nasehatin gue, dan selalu memarahi gue jika gue melakukan kesalahan, ya namanya saja sahabat, tidak akan ada sahabat yang akan membiarkan sahabatnya sendiri jika sahabatnya melakukan kesalahan bukan?
Di Kantin
Untung saja Tania sekelompok dengan gue di MOS ini, kelompok Merkurius, cukup bagus. By The Way gue suka sama planet Merkurius, gak tau kenapa ya, suka aja. Mungkin karena dia yang sangat akrab dengan matahari, sedangkan Pluto? Jauh dari rangkulan sang Surya.Ah gue ngaco
"Pluto" Suara lembut yang memecahkan lamunan gue.
"Eh ada apa,Nia?
"Lo ni ya, kalau udah ngelamun gak bakal ngehiraukan gue ngomong, gue daritadi ngajak lo ngomong,lo gak dengerin gue?"
"Iya ya? Gue gak denger maaf"
"Lo mau pesan apa? Bakso atau Batagor?"
"Sama kayak lo aja, Nia"
"Ya udah deh"
Tania pun pergi meninggalkan gue di meja kantin, tidak lama kemudian gue ngelihat wajah yang gak asing, ya itu Dirga Pranandes Putra. Dia berjalan ke arah meja gue. Apa yang mau dia lakukan? Batin gue.
"Lo, Pluto Margetha yang tadi kan?"
"Iya, ada perlu apa lo kemari? Mau ngehina gue lagi? Mau ngomong sok senior lagi? Tolong deh hidup itu jangan suka menindas dan jangan mau ditindas!" ujar gue ke senior yang menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diligitis
Ficção AdolescenteSemua tulisan ini aku persembahkan untuk orang-orang yang pernah ada didalam hidupku, orang-orang yang aku cintai dengan sepenuh hati , walau mereka tak pernah menetap dan pergi. Setidaknya, semenjak mereka hadir, sudah ada angan yang pernah teruc...