9. Dicitur

52 7 3
                                    

Pernyataan

Pernah saat orang yang lo cinta, nggak punya perasaan ke lo? Dan lo nggak mudah untuk menyerah? Apa pernah? Cinta memang tentang perjuangan untuk mendapatkannya, ya bukan hanya sekedar mendapatkan, tapi juga untuk mempertahankan

-Dirga Pranandes Putra-

Lalu? Bagaimana dengan mencintai diam-diam, bukankah itu seru? Ya aku hanya berharap balasan, tapi benar saja aku tidak bisa mengungkapkan perasaan

-Pluto Margetha-

Pagi yang cerah, gue rasa kehidupan gue sudah berputar 180° sekarang ini, gue rasa sudah banyak kisah yang gue lalui saat ini, sudah cukup rasanya buat gue menderita, sudah! Gue terlalu muak dengan penderitaan, sudah cukup kasihan dengan air mata gue yang selalu keluar karena kepedihan, ya mungkin itu bukan dikarenakan cinta, melainkan keluarga.

"Pluto, udah bangun?" tanya mama gue sambil membukakan gorden di kamar gue, cahaya terang langsun merambat melalui ventilasi dan kaca jendela.

"Iya, Ma" jawabku

Mama pun langsung duduk di kasur tempat tidur gue, sedangkan gue masih bermalas-malasan tiduran di kasur.

"Mandi dulu sana, nanti langsung sarapan ya, ayo anak mama yang cantik" ucapnya

"Pluto masih ngantuk, Ma" jawab gue

"Ayo sayang, bangun, sekolah kan? Sana biar jadi pinter anak mama" celetuknya sambil mengelus-elus halus rambut gue, sambil mengulurkan tanganya membatu gue berdiri dari tempat tidur.

"Iya deh, Ma, Kak Venus dimana? Tumben ga kedengeran suaranya?" tanya gue

"Dia udah berangkat pagi buta tadi, katanya dia mau sidang, mau wisuda"  jawab mama.

"Oh ya udah deh, Pluto mandi dulu" ujar gue

Gue pun langsung berdiri dan mengambil handuk di belakang pintu, sebelum pergi gue menitip pesan ke mama agar tidak membereskan tempat tidur gue, gue nggak mau jadi anak manja, lagian mama adalah orang tua gue, seharusnya gue yang melayani dia, bukannya sebaliknya.

Mama pun meng-iyakan pesan gue tadi, dia pun pergi keluar untuk menyiapkan sarapan untuk gue.

Setelah mandi gue langsung bersiap-siap untuk pergi bersekolah, setelah itu sarapan, kali ini tidak ada sesosok "Dirga" lagi di depan pintu rumah gue, gue sangat bersyukur atas itu.

Hari ini memang berbeda, bahkan sangat berbeda, ya tapi gue menyukainya, mulai hari ini mama berhenti bekerja di perusahaan keluarga, sedangkan papa mengurus perusahaan cabang di kota yang gue tempati.

Dan mulai hari ini, gue pergi ke sekolah bersama papa, ya papa yang mengantar gue mulai hari ini. Kata papa biar sejalan saja, perusahaan papa dekat dari sekolah gue.

Selesai sarapan gue pun berpamitan ke mama, dan langsung pergi ke sekolah bersama papa menggunakan mobil.

"Pasang seatbelt nya, bisa pasang sendiri?" tanya papa

"Bisa pa, Pluto gak anak manja gak bisa ngapa-ngapain deh" jawab gue

Di perjalanan

DiligitisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang