8. Dia (Dirga) Lagi

41 7 0
                                    

Haiii, balik lagi, Voment nya jangan lupa ya, kasih dukungan terus, kali ini Kak Dirga lagi, Agilnya kapan yah? Kayaknya Pluto sama Agil apa sama Kak Dirga yah? Tunggu aja di cerita-cerita berikutnyaa!!!
Tinggalkan jejak yaah, jn jadi readers yang pendiam
Author cinta kalian.

Beri aku waktu, waktu untuk melupakan segala kepedihan yang aku rasakan


Deruan hujan masih terdengar di atap halte, hidung gue mulai memerah, halte adalah tujuan utama gue untuk berteduh saat ini. Dingin, terasa. Gue masih belum bisa melupakan kejadian kemarin, dan sekarang lihatlah, malang. Gue memutuskan untuk pergi dari rumah.

Entahlah, apa yang akan terjadi dengan gue selanjutnya, sekarang gue hanya ingin sendiri, entah kenapa rasanya tidak ada di dunia ini yang mengerti akan gue.

Hujan masih mengguyur dengan deras, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiri gue.

"Pluto" ujarnya ke gue, sontak gue langsung melihat ke sumber suara

Kak Dirga? Ngapain dia disini? Darimana dia tau gue disini? Ahh! - batin gue

"Ini, lo pakai, lo bisa demam kayak gini. Cepetan masuk mobil gue" ucapnya sambil memberikan sebuah jaket ke gue.

"Lo?" ucap gue "Ngapain disini? Gue gak mau pakai itu, lo pergi aja gue gak apa-apa, semua orang bohong ke gue, gue gak percaya lagi sama orang termasuk diri gue" sambung gue

"Bohong? Semua orang? Ke lo? Hah, lo terlalu nggak nganggap keberadaan gue kayaknya, Geta. Emang siapa saja yang bohong sama lo, sampai lo jadi kayak gini" tanyanya kepada gue, dia yang berdiri pun langsung duduk disebelah gue

"Gue gak bisa cerita-"

"Iya, tapi kan nggak semua orang di dunia ini yang membohongi lo" potongnya sambil memberikan jaket yan gue tolak tadi "Pakai, kalau gak gue yang makekin ke lo" ancamnya ke gue

Gue pun langsung memakai jaketnya setelah mendengar ancaman basi dari dia.

"Memang, tapi lo pernah gak rasanya dikecewain? Sakit bukan? Haha, apalagi perasaan, sakit kan kalau perasaan itu dibohongi?" tanya gue kepada dia, sontak membuatnya terdiam.

"Lo tau, Get. Gue bahagia kek gini cuman covernya doang, lo tau gimana kehidupan gue sebenarnya? Gak kan?" ucapnya ke gue, "Gue itu sebenarnya broken home" sambung Kak Dirga, ucapanya tadi membuat gue terkejut. Bagaimana mungkin? Kak Dirga terlihat bahagia selama ini, bahkan dia tidak pernah murung kelihatannya.

"Lo terkejut ya? Haha, gue baru bagi rahasia gue ke lo aja kok, karena gue percaya sama lo, Geta. Lo itu kuat tapi lo itu baperan-" ucapnya, gue pun langsung mencubit lengan Kak Dirga, entah mengapa gue sangat jengkel kalau gue dibilang baperan.

"Lah? Kenapa? Lo gak terima gue bilang baperan? Ah, dasar cewek" celetuknya

"Tau ah, gue lagi ada masalah, tolong deh Kak, sekali ini aja jangan ganggu gue" ucap gue kepadanya

"Gue gak bakal ganggu lo kok, gue bakal ada disisi lo, yah, walaupun gue pikir lo gak bakal anggap ada keberadaan gue"

Makasih kak udah ada saat gue sedih, tapi gue malu buat mengutarakannya ke lo, karena selama ini gue jutek an banget sama lo, gue harap lo bisa ngerti gue. - batin gue

Hujan masih terdengar deras, dan Kak Dirga pun juga tak berhenti berbicara, tapi entah kenapa apa yang dibicarakannya ke gue, gue tidak bisa memahaminya, dan gue hanya meng-iyakan, men-tidakan, dan hanya "Ooh" kata yang keluar dari mulut gue. Gue masih belum bisa move dari masalah gue kemarin.

DiligitisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang