12. Kencan Pertama

15 4 2
                                    

Masalah bukan suatu hal yang rumit tapi sesuatu yang diperumit karena orang yang menghadapinya, ini saatnya gue menentukan pilihan hidup gue. Gue mencoba untuk kembali menerima, menerima sesuatu yang sudah dihadapkan dengan gue, perlahan gue membuka hati untuk Dirga. Gue ga mau kehilangan Dirga yang memiliki cinta yang besar kepada gue dan mencoba mencintainya dengan tulus, serta melupakan Agil seseorang yang gue cintai tapi perlahan akan gue lupakan. Gue hanya gamau menyiakan hidup yag berhaga untuk orang yang ga memperhatikan perasaan gue. Gue bukan mengejar status dalam cinta tapi takdir tetap berjalan dan alasan yang masih belum bisa gue ungkap sampai ke pada bab ini.

Hari demi hari perasaan nyaman dan sayang tumbuh kepada sosok yang dulunya gue benci, Dirga. Ya, melihat perjuangannya gue semakin menaruh perasaan kepada dia yang menjadi arti dalam kata cinta saat ini. Dirga selalu menaruh perhatian setiap harinya, gue berpikir awalnya Dirga bakalan sama dengan mantan gue, Dimas. Nyatanya, mereka berdua berbanding terbalik, setelah gue menerima Dirga masuk ke dalam celah hati gue, gue merasakan ketulusan disana, cintanya semakin bertambah setiap harinya begitu juga dengan gue.

Hari libur sekolah merupakan hari yang gue tunggu-tunggu. Satu semester ga berasa udah dijalani di SMA ini, dan waktu Dirga untuk meninggalkan sekolah juga semakin berasa.

Kriing handphone gue berbunyi, terlihat foto dirga terpajang di layar handphone, gue pun segera menjawab panggilannya.

"Haii Plutoo, ini dengan merkurius"

"Sejak kapan Dirga jadi Merkurius?"

'Sejak Merkurius punya Planet baru namanya Pluto'

'Pluto gak nanya"

"Tadi nanya kok"

"Masaa?"

"Iyaaaa tadi pluto nanya, makanya Dirga jawab"

"Masaa bodoo, wahahahaha"

"Ah, Pluto sekarang nyebelin ya?"

'Tapi Dirga sayang kan?"

"Iyaaa bangeet"

"Dirga bucin whahahahahaha"

"Kan karena Pluto"

'Yaaiin biar cepet"

"Eh nanti malam dinner yuk?"

"Kemanaaa?"

"Kemana Dirga bawa Pluto ajaaa"

"Yaudah, Dirga belum mandi kan? Pluto mau nge drakor Dirga mandi dulu sana bye!"

ucap gue langsung mematikan sambungan telepon.

Jujur selama dengan Dirga gue baru pertama kali ini pergi bersama dia, bisa dibilang ini kencan pertama gue. Waktu liburan hanya gue habiskan untuk menonton drakor, emang ga ada obatnya kalau udah tentang drakor, marathon pun bakal gue lakukan. Kalau gak nonton drakor ya ngabarin Dirga, kerjaan lain ngusilin Kak Venus.

Jam sudah menunjukan pukul 17;00 dan gue masih belum mandi, gue lebih milih liat mas Lee min ho di layar laptop gue daripada berinteraksi dengan air.

"Heh adek gue yang jorok" ujar kak venus tiba-tiba masuk ke kamar gue.

"Apaaa? Lagi nonton nih, liat deh kak mas Min Ho ganteng banget buat aku jadiin suami kan?" celetuk gue

"Suami lo ada di depan pintu tuh'" ujarnya

"Ha? Gini deh kak, gue tau kak gue suka mengkhayal sama oppa korea gue, cuman gimana ya gue gak sampai segitunya ngarep Min Ho di depan pintu jemput gue terus ke korea terus buat anak terus hidup bahagia, gak gak, enggak mungkin" celetuk gue yang membuat Kak Venus jijik mendengarnya.

DiligitisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang