Dia.
Agil Tirtaputra, orang yang sudah membuat gue terjebak dalam dilema jatuh cinta, dia yang sudah mendorong gue ke lembah dalam, dia juga yang ga bisa gue tidur semalaman, gue rasa gue sedang dimabuk cinta.Seperti biasa gue dan Tania selalu pergi sekolah berdua, ya rumah kami memang berdekatan, dan jarak ke sekolah juga tidak cukup jauh.Tapi kali ini tidak, ada orang yang menyebalkan yang datang di depan pintu rumah gue, dia adalah Kak Dirga, ya ketua osis di SMA gue.
"Get, bareng yuk?" Ajakanya ke gue, gue pikir Kak Dirga ini gak punya otak kali ya? Gue udah bilang sama dia kemaren, gue cuman ngasih dia satu kesempatan, tapi kenapa dia datang lagi?
"Nggak!" Ucap gue singkat.
"Lo tega ya, Get. Gue itu bangun pagi-pagi hanya demi lo, ayolah, Get. Sekali ini aja" Jawabnya dengan penuh harap ke gue.
Resek kali sih ni orang batin gue.
"Lo gak denger gue? Kalau Nggak ya Nggak! Masih kurang jelas?" jelas gue ke Kak Dirga
"Lo mikirin Tania kan? Tenang kok,Get. Gue dah izin sama dia buat ngaterin lo ke sekolah" ujarnya sambil tersenyum miring.
Skakmat mau di taroh dimana muka gue, ternyata Kak Dirga lebih cerdik dibanding gue. Dia punya segala cara untuk berpikir, ah membosankan!
"Belagu lo ya? Gue gak mau jadi bahan gosip kakak kelas, karena goncengan sama lo. Gak ah gue gak mau!" gue ngomong seperti ini karena gue tahu, kalau Kak Dirga adalah primadonanya sekolah, ya emang sih dia lebih ganteng daripada mantan gue, dia juga lebih terkenal dan ditambah lagi dia ketua osis di SMA, mungkin karena modal tampang kali ya?
"Gak, lo yakin sama gue, Get." ujarnya meyakinkan gue"Yaudah, buruan, nanti telat juga" terpaksa gue mengiyakan kemauannya, gue lagi gak mau berdebat panjang sama Kak Dirga yang lebih keras kepala dibanding gue.
Setelah itu gue langsung pamit ke kakak gue, untung aja dia gak nanyain gue pergi sama siapa, kalau gak gue bakalan diejek sama dia, untung aja dia di kamar saat gue pamit.
"Dirumah ada siapa?" tanyanya
"Urusan lo? Lo mau anterin gue sekolah atau mau kepo?" tanya gue yang sudah muak dengan basa-basi Kak Dirga.
"Oke Geta"
Kak Dirga pun langsung menstater motornya, dan gue langsung naik ke atas motor si tukang nyebelin itu.
"Pegangan" sahutnya
"Amit-amit ih, megang lo, gak muhrim juga!"
"Ya udah deh"Perjalanan pun dilalui dengan kecerewtan Kak Dirga, gue gak tau ya mulutnya kayak cewek bener, ngomong aja terus, gue rasa pas dikandungan ibu Kak Dirga suka nge-gosip tu, makanya anaknya jadi begini, gue hanya diam saja mendengar ceritanya yang tidak bermutu menurut gue.
Ditengah perjalanan motor Kak Dirga tiba-tiba mendadak berhenti.
"Eh kok berhenti sih? Ini kan belom sampai?" tanya gue
"Gak tau nih, Geta. Berhenti sendiri, mogok kayak nya" ujarnya
Gue pun langsung turun dari motornya.
"Lo, ini gimana sih? Terus gimana gue ke sekolah? Telat gue nanti, kena hukum pula gue!"
"Bentar gue benerin motornya, gue ada kok bawa perkakasnya, lagian hari masih jam setengah tujuh kok, Geta. Lo jangan cemas buat dihukum, kan ada gue"
Tidak tau kenapa, muka gue serasanya merah mendengar kalimat terakhir Kak Dirga.
"Hmm" jawab gue singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diligitis
TeenfikceSemua tulisan ini aku persembahkan untuk orang-orang yang pernah ada didalam hidupku, orang-orang yang aku cintai dengan sepenuh hati , walau mereka tak pernah menetap dan pergi. Setidaknya, semenjak mereka hadir, sudah ada angan yang pernah teruc...