0.5

2.5K 479 80
                                    

Habis kejadian malam itu, Yuqi sama Lucas gak diheranin Luhan. Lah padahal kan gak sengaja ya jatohnya. Emang ada gitu orang yang mau jatoh di atas badan orang lain? Emang ada orang yang mau ditindihin?

Jadilah, mereka berdua gak diurusin. Mau makan, masak sendiri. Mau mandi, mandi sendiri. Mau keluar, jalan sendiri gak ada yang anter. Yaudah anggep aja rejeki anak biadab.

Lalu ke mana Babanya Yuqi? Mamanya? Jadi, sekarang ini ortu mereka lagi di China. Ke Korea kalo lagi gak sibuk. Ya, maklum. Orangtuanya itu dokter di sana. Dokter tradisional. Ya itulah. Jadi, di rumah Yuqi di sana, banyak obat-obat unik yang belum Yuqi ngerti apa gunanya.

Emang, satu keluarga bergeraknya di bidang kesehatan. Eh, kedokteran. Eh. Ya itu deh. Luhan dokter umum, Lucas anggota PMR. Terus Yuqi, punya seperangkat alat dokter dari plastik plus bonekanya yang bisa bunyi.

Nggak papa. Yang penting dokter, katanya.

Ya sudah...

Baidewei,

Ada yang penasaran dua bersaudara itu sedang apa?

Yap.

Bernapas.

Mereka sekarang lagi di atap. Yuqi yang ngajakin. Lucas ikut meski awalnya ogah. Atap banyak spy kan ya. Ntar dikira ngelakuin yang nggak-nggak.

Yaudah gapapalahya.

Tapi di sini, hening. Gak ada satupun yang bicara karena emang bingung mau ngomongin apa.

Lebih baik begini, pikir mereka.

Jadilah, dua orang ini duduk-duduk doang sambil nikmatin angin. Nggak peduli bolos, yang penting nenangin diri.

Lucas bolos? Iya. Emang, setan itu gak mau masuk neraka sendirian.

Tapi Lucas seneng aja, sih. Ternyata bolos gak buruk juga. Kelasnya sering rame soalnya. Sedangkan di sini tenang. Apalagi Yuqi gak lagi cerewet. Alhamdulillah sekali.

Asal gak ketagihan, gak masalah.

"Lucas."

"Biasa Yukhei."

"Iya ya sayang."

"Najis, bajing."

Yuqi ketawa, tapi kemudian diem. Bahaya juga ternyata kalau Lucas sama dia mulu. Hilang dong Lucas yang kalem di dunia ini.

Hadu...

"Gendeng."

'Gendeng? Gendeng telinga?'
- Lucas

"Qi."

"Apa?"

"Ajarin gue cursing."

"Goblok. Ogah. Ntar dosa jariyah gue banyak."

"Lo hidup aja udah dosa Qi."

Yuqi jitak Lucas. Emang sih, Lucas itu gak pernah cursing. Tapi ngomongnya ituloh, suka jujur.

Kampang sekali.

"Sembarangan lo main jitak."

"Lo tuh mulutnya minta digembok."

"Lo dulu lah."

"Lo dulu."

"Lo."

"Yang lair duluan siapa?"

"Ya gak bisa gitu dong. Lo duluan pokoknya."

Hah...

<><><>

"Liburan ke tempat kak Jieqiong yok."

Lucas noleh ke Yuqi, "Ngapain?"

"Ya ketemuan lah. Ngapain lagi emang?"

Lucas balik nonton Tayo. "Iya kalau diajak kak Luhan. Tau aja dia sibuknya kayak Baba."

"Sok doang itu." kata Yuqi. "Kepala lo lindungin gue napadah. Gak keliatan itu tipi."

"Ya lo aja yang geser. Susah amat."

"Otak gue udah geser, males." Yuqi noyor kepala Lucas, "Rambut lo banyak kutunya."

"Hih bicit."

"Lucaaaaas~" Yuqi ngerengek. Andalan bagi anak bungsu kalau kakaknya gak mau nurutin apa yang dia pengen. Sebisa mungkin bikin kakaknya luluh.

Tapi...

"Yukhei, baby. Not Lucas."

Jijik banget napadah. Yaudahlah mending tidur aja siapa tau ntar gak bangun lagi.

Nggak, Astaghfirullah. Masih banyak utang. Terutama utang puasa dari taun kemaren, kemarennya lagi, sebelumnya lagi pun ada yang belum lunas.

Utang uang kas juga...

Hadu.

"Dia bis kecil ramah. Aju, ambat."

Yuqi cuma bisa nutup telinganya kalau Lucas udah nyanyi gitu. Sok banget jadi bocah padahal badan segede babon.

Pusing.

"Btw kak Luhan ke apart katanya." Lucas naro lagi HP-nya.

"Terus kita makan apa dong? Kak Luhan gak ada."

"Ntar ada yang nganㅡ"

Ting tong.

"Nah tuh ambil." titah Lucas.

Hah. Kakak gak boleh dilawan.

Jadilah Yuqi jalan dari duduknya ke pintu depan. Terus dibuka itu pintu, dan....

Ada kurir, nganter makanan. Yaudah Yuqi ambil makanannya terus dibawa masuk. Ninggalin si kurir yang bengong di depan pintu.

"Mbak, belum dibayar mbak..."

Sayang seribu sayang, pintu udah ditutup. Yuqi juga gak denger masnya bilang apa.

Ya sudah, semoga masnya iklas dan makanan Yuqi jadi halal. Mamah tau sendiri.

Tbc

Gaje nah ^^

Bebal ; YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang