"WHAT THE FUCK CAS?! SELAMA INI DIA ADA DI DEKET GUE?!"
Lucas ngangguk, "Emang itu faktanya. Gue zoom-in, lo bisa liat lukanya."
Yuqi merhatiin lagi. Dan si Lucas emang gak bohong. "Tapi... Kok gue bisa nggak tau?"
"Kan lo bego. Makanya gak tau." kata Lucas sambil noyor kepala Yuqi. Habis itu Lucas buang HP-nya ke sembarang arah.
Dibuang gayes.
"Jatuh miskin baru tau rasa." kata Yuqi, ngeliatin HP Lucas yang udah mendarat di pojokan.
"Gue kan $ultan"
Yuqi nggak dengerin kata Lucas barusan. Yang sekarang dia pikirin, dia harus cari cara buat introgasi orang itu.
Tapi apa daya. Otak Yuqi buntu. Semua pikirannya jalan bersamaan, terus berhenti di satu titik. Bikin pikirannya yang lain nabrak satu sama lain.
"Gue harus ketemu dia sekarang."
"Heh ngapain?" cegat Lucas. "Udah malem. Jadwalnya kuyang patroli."
Kaki Yuqi langsung lemes pas Lucas bilang gitu. Soalnya Yuqi pengalaman ngeliat hantu setengah badan itu. Aslinya Yuqi gak takut hantu. Tapi kalau bentukannya sadis gitu ya parno.
"Serius deh Cas. Gue gak pengen bercanda."
"Lah ada gitu gue bercanda?" tanya Lucas, bolak-balikin halaman bukunya. "Noh suara bebek. Liat aja ke depan kalo gak percaya."
"Astaghfirullahaladzim..."
"Hah apa lo bilang?" Lucas udah setengah taun gak bersihin conge. Tapi tadi kedengeran jelas gitu Yuqi nyebut.
Tumben.
Yuqi ngibasin tangannya, "Ude. Cas gue tidur sini ya." kata Yuqi.
"Hm..."
Yuqi baring di samping Lucas, "Gue introgasi besok aja deh."
Lucas diem, terus natep Yuqi, "Kebiasaan lo tuh selalu buru-buru. Mikir juga kagak udah main serobot. Pantes gak pinter-pinter." Sederhana dan menjatuhkan. "Buat planning dulu. Kalau lo tiba-tiba, tu orang bisa curiga. Niat hati mau nangkep buat introgasi, ntar yang ada malah lari duluan."
Yuqi diem. Bener juga...
"Udah. Gue aja yang mikir rencananya. Tapi lo harus lakuin bener-bener."
Yuqi ngangguk, "Makasih kak."
<><><>
"Karena pelaku ini gak ada barang bukti yang cukup, susah Qi buat jadikan dia tersangka."
"Tapi Cas, tanda di tangannya?"
"Itu baru satu bukti. Sebenarnya kalau ada saksi minimal 2 atau 3, atau ada rekaman CCTV, semuanya gampang." kata Lucas sambil nimang-nimang papan ljk. "Tapi kejadian itu, menurut lo, berlangsung di atap sekolah. Gak banyak orang seliweran di sana."
Yuqi diem, nunggu penjabaran Lucas lebih lanjut.
Lucas keliatan mikir, "Berdasarkan film yang gue tonton, seenggaknya harus ada barang bukti lain yang mungkin dia anggap gak berguna. Tapi sebenernya amat berguna buat kita."
"Apa perlu kita ke atap buat nyari barang bukti?"
Lucas geleng, "Justru jadi wajib. Kita wajib ke sana."
<><><>
Selama nyari barang bukti itu, Yuqi cuma bisa ngeluh. Soalnya atap ini baru aja selesai dibersihkan. Kemungkinan barang bukti yang bakal ditemuin itu udah dibuang, terus dibakar sama tumpukan sampah.
Sebenernya Yuqi juga bingung kenapa dia mau mecahin masalah ginian. Ini bukan gayanya Yuqi. Tapi karena Yuqi ngerasa kakak sepupunya itu gak bakal tenang, dia jadi harus bertindak sejauh ini.
Lucas ada di ujung, depan gudang. Kalau bukan karena masalah ini jadi rumit, Lucas gak bakal mau bantu Yuqi.
Yah, daripada Yuqi panas-panasan dan diem aja, akhirnya dia nyamperin Lucas.
Pas lagi bersihin kardus-kardus di pojokan, Yuqi denger suara semacam besi yang jatuh. Dilihat ke sumber suara, Yuqi akhirnya nemuin sebuah pisau logam.
Yuqi ngamatin pisau itu lamat-lamat, sampai akhirnya, "Loh? Cas? Ini pisau di rumah yang hilang itu, kan?"
Tbc
Akhirnya aq update setelah 3 bulan. Hwhwhw. Ada yang kangen gak?
Minta maaf 1ka1 aku selalu molor update karna aku c-book.
Oh iya, menurut kalian cerita ini gimana? Kasih impression(?)nya dong biar bisa lebih baik lagi.
Terus, aku mau ngucapin terima kasih buat yg udah vote, comment, follow akun ini. Huhu aq terharu. Makasih kalian semua. Coba nggak ada yang begitu udah aku unpub cerita ini karna maloe :'v
Sekian