Brakkk…!!!
“Ahh.. sumpah itu pak Dorademon, bener- bener sadis pake banget.”
“Kyaaahhh…!! Bedak ku luntur anjirr. Sumpah itu guru gak punya ati.! Mending pak Jon banget.!”
“Gak.! Aku gak setuju mereka berdua itu sama aja Ter 11, 12 sama aja.” Rina menjawab berapi- api.
Tera memerhatikan wajahnya yang memerah karna terkena sinar matahari dengan raut sebal. “Ini percuma aja seminggu sekali aku maskeran, sekali di hukum muka ancur gini.”
“BISIK. Nih makan.!” Rika memberikan dua mangkuk bakso langganan dan dua botol air mineral.
Mereka berdua langsung diam dan memakan makanan mereka layaknya orang yang tidak makan selama beberapa dekade. Zura yang melihat itu hanya mampu menggeleng kepala.
“Sebenarnya apa yang terjadi.!” Tanya Zura.
Mereka masih sibuk makan tanpa sedikit pun mengubris ucapan Zura, membuat dia mendesis sinis kearah mereka berdua. Rika pun hanya diam sambil membaca dokument yang entah mungkin sangat penting sampai wajahnya terlihat sangat serius.
“Guys ada yang aneh disini.?”
Zura merengutkan kening, dan menatap kearah Rika seakan berkata. ‘Apa yang aneh.?’
Rika menaruh dokument itu dimeja dan menatap keempat sahabatnya dengan raut wajah yang serius. “Dari data ini, Dianst dan Inag itu satu SD sampai SMA hanya saat kuliah mereka berpisah.”
Zura mencoba memahami kata yang diucapkan Rika.”Jadi, maksudmu kematian mereka berhubungan,?”
“Mereka lulus dari sekolah ini, dan yang paling membuat aku merasa aneh adalah mereka bersahabat selama ini. Dianst, Inag, dan Reina.”
Rina berhenti menyuapkan makanan kearah mulutnya, mengangkat sebelah alis kearah Rika. “Reina.?”
Rika mengangguk. “Reina kakakmu Zur.”
‘Tidak mungkin kak Rei yang melakukannya. Aku tau dia sangat menyayangiku, tidak mungkin dia yang mencoba menjebak diriku bukan? Tapi kalung itu, hanya kak Rei yang mengetahuinya.’
“Sepertinya kita punya tersangka utama yang harus kita selidiki.” Ucap Tera dengan senyum miring diwajah cantiknya.
“Hey. Kita gak bisa nuduh orang sembarang Ter, lagi pula jika memang benar itu kak Rei apa motifnya. Sedangkan seperti yang dikatakan Rika mereka bersahabat. Itu sama sekali tidak masuk akal jika kak Rei membunuh sahabatnya sendiri.” Rina menatap Tera tak suka.
Tera memutar bola mata. “Mungkin ini seperti kasus pada umumnya kak Rei suka dengan kak Dianst tapi kak Dianst suka dengan kak Inag. Karna sudah muak dengan mereka akhirnya kak Rei membunuh mereka berdua. Tapi karna kak Rei takut dipenjara dia menarik Zura kedalam masalah ini agar dia bisa aman dan pasti dia yang akan selalu mendapat kasih sayang dari orang tua tanpa khawatir Zura akan mengambil kasih sayang mereka.” Tera menjentikkan jarinya diwajah Rika dengan bangga.
Zura menatap datar Tera. “Aku tidak setuju dengan pemikiranmu.”
“Kamu tidak setuju? Fine kita liat saja.”
“Kasus ini gak semudah yang kamu pikirkan Ter.!” Rika membuka samsungnya dan memperlihatkan sebuah foto seorang gadis berpakaian merah marun. Darah yang terlihat mengering berceceran dilantai. Wajahnya tidak terlihat karna dia sedang menunduk.
“Jika kita lihat dari foto ini bisa dipastikan sebelum jantungnya ditusuk dia di siksa terlebih dahulu, kamu tau dia adalah anak dari detektif Davin hanya segelintir orang yang mengetahui dia adalah putri detektif. Untuk menjangkau rumahnya kita akan menemui banyak CCTV dan asal kalian tau pembunuh itu sama sekali tidak terlihat di rekaman CCTV. Kesimpulannya adalah pembunuhan ini dilakukan secara terencana dan sudah disiapkan jauh- jauh hari.”
Zura mengangkat sedikit alisnya. “Dan yang mampu menghindari CCTV dan harus mengenal semua jalan, bagian dalam rumah adalah orang terdekatnya.”
“Kamu benar, sedangkan di dokument ini kak Rei dan kak Dianst sudah tidak berhubungan selama lebih dari 2 tahun sejak keluar dari SMA ini.”
“Hm. Entah kenapa aku merasa kita harus menyelidiki kasus ini dari sekolah dan mencari dokument kesiswaan saat 3 tahun yang lalu dari sekolah ini.” Ucap Zura dan diangguki oleh Tera dan Rika.
“Tapi ada yang lebih penting dari mencari dokument.” Rina menatap serius kearah para sahabatnya, “Kita harus melindungi kak Rei, dia adalah kunci dari masalah ini.”
“Aku akan menyuruh bodyguard ku menjaga kak Rei 24 jam.” Ucap Zura enteng, mungkin karna beban masalahnya telah berkurang sedikit jadi dia merasa sedikit lega.
“Ah.. kenapa aku merasa hari ini Zura sedikit banyak berbicara dan menunjukan beberapa expresi tadi.?” Ucap Tera.
Rina dan Rika mengangguk, menatap Zura dengan pandangan WOW. Zura mengangkat bahunya acuh dan meminum jus jeruknya yang tinggal setengah tanpa memerdulikan ucapan Tera.
“Kenapa nih kantin kok tumben sepi banget.” Rina mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka.
“Oh my GOD.!” Teriak nyaring Tera.
Rika melirik jam tangan ditangannya.”Anjir.. kita telat masuk kelas.!”
“Whaattt….!” Rina berteriak tak kalah nyaring.
Rina, Tera berdiri tiba- tiba hingga kursi yang mereka duduki terjatuh. Mereka berdua langsung berlari layaknya dikejar setan.
Zura hanya menaikan satu alisnya. “Satu jam lagi pulang.”
“Iyos. Dari pada masuk kelas yang ada nanti malah dihukum suruh lari mending sekalian bolos.”
“Mba UHT. Batagor satu, susu coklat plus es batunya yang banyak satu.!” Teriak Rika kearah kios batogor.
“Siap neng.!” Mba UHT langsung mengirim pesanan Rika.
Tak beberapa lama terdengar suara langkah kaki tergesa- gesa menghampiri Zura dan Rika. Terlihat dua gadis yang berlari meninggalkan mereka, kembali lagi dengan wajah merah padam yang pasti mereka tau kalau Rina dan Tera menahan amarahnya.
Rina terdengar sedang mengabsen hewan yang ada di ragungan. “Anjir kita lari kaya di kejar setan situ malah enak makan batagor.!” Ucap Rina berapi- api.
Tera duduk dengan tak sopan merebut susu coklat yang ada disamping Rika. “Kejamnya kalian gak ngomong mau bolos.”
“Kamu gak nanya.”
“Seenggaknya nyegah kita dong waktu kita lari gimana sih.”
“Ngapain? Tar juga kalian sadar sendiri.” Rika menyahut tanpa merasa bersalah.
“KAMU.!” ucap Tera dan Rina sambil menunjuk kearah Rika dan Zura.
Zura mengangkat bahu seakan mengatakan. ’Aku gak ikut campur.’
***
Huh.. apa kalian merasa alur cerita kurang menarik?
Harap dimaklumi karna ini adalah pertama kalinya aku menulis genre misteri/thailer. Dan perlu kalian ingat juga ini adalah cerita pertama ku yang dulu berjudul The dead sekarang aku tambahkan sedikit.Nah aku justru berharap kalian bisa memberikan aku kritik dan saran demi kelanjutan masa depan cerita ini.
Terima kasih
Dan
Sampai jumpa.#Rafa
Aha aku anak baru, semoga pertemuan awal kita berkesan dihati para pemirsa semua.#Rina
Kyaaa.... Rafa Ia lope nyuu..!!
*menggandeng tangan kanan Rafa* kamu harus duduk sama aku yah, jangan sama Zura nanti kamu bisa jadi es balok.#Tera
No...!!! *menarik tangan kiri Rafa* kamu harus duduk disebelah aku aja jangan sama Rina, dia itu suka mencak- mencak gak jelas kalau lagi marah. Yang ada wajah ganteng kamu bisa bonyok kaya si Anjar.#Rika
Salahkan tukang kopi, banyu butek di jual.#Zura
*memandang kearah luar menganggap mereka semua tidak ada.*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Death of Mysterious
Mystery / ThrillerHigh rank° 164 -jumat 27/04-2018 5 trailer 30/03-2019 3 piskopat 11/05-2019 👀Mari ikut kepermainan ku.👀 Saat kau sudah masuk jangan pernah berhenti ditengah jalan. "Tebak siapa aku.?"