Zura memandang ke arah awan yang mendung, pagi ini dia kembali mendengar kabar duka. Lagi dan lagi masalah ini bersangkutan dengannya. Dia merasa lelah dengan semua ini, kali ini bukan mawar merah yang dia dapat tapi dendalion.Kelas masih sepi seperti biasa, Zura kembali memerhatikan bunga ditangannya. Dia yakin orang itu berada di sekitarnya karna dia selalu tau tempat yang akan ditempati Zura dan jadwal kelasnya.
“Kamu benar- benar memiliki pengagum rahasia yah.?”
“Tidak.”
Tera terkekeh mendengar jawaban ketus dari sahabatnya ini, dia merapikan seragamnya dan sedikit membenarkan letak rambutnya yang tidak brantakan sama sekali. Mungkin ini memamg sudah menjadi ritual pagi yang harus di lakukan gadis ini.
“Selamat pagi para fanskuuuuu…..” Rina berlari dan langsung memeluk Zura dan Tera seakan mereka adalah seseorang yang tidak bertemu selama beberapa tahun.
Rika memutar bola mata jengah terhadap kembarannya itu.
“Hey,besok malming lohh.. ini gantian rumahmu Zur,”Mereka bertiga mengangguk, kecuali Zura yang merasa sedikit gelisah. Tapi itu hanya sekejap dia kembali memasang wajah datar. “Baiklah aku akan membersihkan kamar setelah ini.”
“Kami akan membantu mu.” Ucap Tera dengan antusias dan di anggukan oleh si kembar. Zura hanya mengangguk pasrah.
“Kita juga harus membahas tentang Dianst dan Inag. Kau pahamkan maksud kami Zur.”
“Aku tau Rika.”
“Pak Dorademon sedang kesini.” Teriak salah satu anak yang duduk di dekat pintu masuk kelas.
Pak Dorademon adalah termasuk dalam peringkat ke-3 guru killer sesekolah ini. Nama aslinya adalah pak Emond karna tubuhnya yang gemuk dan mirip seperti kucing yang ada di Jepang itu akhirlah nama itu di ubah menjadi pak Dorademon.
Zura memandang awan yang terlihat semakin gelap di atas langit. Dia sama sekali tidak memerhatikan pak Emond yang sedang menenrangkan didepan sana.
Tok.. tokk.. tok..
Pintu kelas diketuk beberapa kali sampai pak Emond yang sedang menerangkan mengeram kesal kearah pintu yang mulai dibuka.
Disana berdiri laki- laki yang memandang pak Emond dengan tajam dan disampingnya adalah Pak Samuel. Kepala sekolah mengatar anak baru? Ini yang membuat kelas yang awalanya tenang mulai berisik seperti kumpulan tawon. Kecuali Zura yang masih asik dengan pemandangan awan mendung dilangit.“Ah anak baru ternyata silahkan perkenalkan dirimu.” Ucap pak Emond dengan wajah yang sangat tak terlihat senang karna jam mengerjanya terpotong.
Dengan wajah dinginnya laki- laki itu memandang semua orang yang sedang balik menatap kearahnya. “Namaku Rafael, kalian bisa memanggilku Rafa.”
Suara bisik mulai merambat dan kembali menciptakan kelas yang berisik. Banyak siswi putri yang jatuh cinta pada pandangan pertama hingga kelas ramai berisi teriakan histeris dari para perempuan, sedangkan murid laki- laki hanya diam dan memandang Rafa dengan tatapan tak suka.
“Pak, bolehkah Rafa duduk di sebelah saya.? Biar Anjar yang duduk dengan Zura.!” Ucap Rina dengan gaya centil.
Tera tak kalah centil dari Rina. Dia berdiri dan mengibaskan rambutnya kesamping. “Pak Emond, Feri sangat suka sekali menjahili saya pak, jadi bisakah jika Rafa duduk dengan saya saja.”
“Hey... hey jangan karena kalian menjadi genk Beauty girl semua anak laki- laki tanpan kalian rampas.” Ucap gadis yang duduk dimeja paling depan yang bernama Salsa. Anak dari seorang derektur dari perusahaan yang terkenal.“Maksud kamu apa.! Kami sama sekali tidak membuat genk.!”
Rafa melihat keadaan kelas yang sangat kacau bahkan pak Emond pun tak mampu untuk meleraikan adu mulut mereka. Memang perempuan adalah makhluk yang merepotkan. Rafa melihat kearah gadis yang sedari tadi hanya diam dan memandang kearah luar cendela. Seakan suara ribut disekitar mereka sama sekali tidak ada.
“Bolehkah saya duduk pak.?” Tanya Rafa kepada pak Emond yang hanya menangguk dan memijat keningnya.
Rafa berjalan dengan tenang di tengah- tengah Salsa, Tera, dan Rina yang sedang berdebat. Merebut Rafa untuk duduk disamping meteka. Laki- laki yang menjadi pasangan duduk mereka hanya memandang kearah Rafa dengan wajah yang seperti mengatakan.
‘Aku sangat membencimu’ atau ‘puas kamu direbutkan oleh gadis-gadis cantik’ atau banyak lagi.
“Rafa kamu mau kemana.!” Salsa memegang tangan Rafa.
Rafa berhenti lalu memandang tangan yang sedang dipegang, seakan mengerti apa yang dikatakan dari sorot matanya Salsa melepas tangannya. Dia kembali berjalan dan kelas hening seakan menikmati setiap detik pilihan yang akan dilakukan oleh Rafa.
Rafa melewati kursi Salsa, melewati kursi Tera, melewati kursi Rina dia berbalik dan berjalan menuju kursi yang ada di paling ujung belakang dengan jendela besar yang mengarah langsung kearah luar.
Rafa duduk dengan wajah dingin dan memandang kearah depan. Semua orang diam memandang dua orang yang memiliki kepribadian sama yaitu dingin duduk bersama.“Huh..” terdengar helaan nafas kasar dari sebelah kanannya. Rafa menengok kesumber suara dan matanya bertemu dengan mata hitam pekat dan tajam dari sosok gadis di sampingnya.
Zura mengernyit binggung.”Siapa kamu.!”
“Baik sekarang kita lanjutkan. Untuk Tera, Salsa, dan Rina silahkan keluar dan lari dilapangan basket sebanyak 3 kali putaran tanpa berhenti.!”
“TAPI PAKK..!!!” Ucap mereka bersama.
“Keluar.”
Mereka bertiga keluar dari kelas dan kelas kembali hening hanya terdengar suara pak Emond yang menerangkan materi PKN didepan sana. Zura pun kembali melihat keluar tanpa memerhatikan lagi orang yang berada disampingnya.
Zura bisa menebak kalau dia adalah murid baru, tapi yang membuat dia binggung kenapa Tera dan Rina dikeluarkan. Mungkin mereka akan menceritakannya nanti saat jam istirahat.
Tapi entah kenapa Zura merasa seseorang yang ada disampingnya sedang memerhatikannya.
“Ada apa.” Tanya zura tanpa mengalihkan pandangan.
“Aku Rafa.”
Zura hanya mengangguk dan melihat kedepan, tangannya mulai mencatat apa yang sedang ditulis oleh sekertaris didepan sana. Dia sama sekali tidak tertarik dengan orang yang duduk di sebelahnya.
***
Ini adalah bab netral yah, karena dari kemarin udah berdarah- darah sekarang tenang. Kalian bisa menghirup nafas segar sebelum kembali berdarah.
#Zura
*menaikan satu alisnya* kamu tau ini adalah cuter roro. Dia sahabat yang mengerti aku.#Tera
Aku suka bertingkah yah.. mau gimana lagi aku orangnya ceria. Kadang Brilly aja suka marah- marah karna aku susah di ajak kalem katanya.#Rina
Hello fans..! Peluk dunk..!! Gak bercanda hehehe. Sering liat klakuan absrud aku yah. Aduh aku jadi malu,😂 salahkan Brilly karna dia yang bikin aku jadi kaya gini.#Rika
*Memutar bola mata* apa.! Mau aku sleding.!#Reina
*Berjalan anggun turun dari tangga.* Dan *brakkk*
Ini semua gara- gara Brilly.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Death of Mysterious
Mystery / ThrillerHigh rank° 164 -jumat 27/04-2018 5 trailer 30/03-2019 3 piskopat 11/05-2019 👀Mari ikut kepermainan ku.👀 Saat kau sudah masuk jangan pernah berhenti ditengah jalan. "Tebak siapa aku.?"