2 Minggu kemudian.
Siang hari itu, Krist yang saat itu tengah duduk bersama Gun di halaman belakang rumah, Gun menggoda Krist dengan bersikap seperti ingin menyuapkan ice cream yang tengah di makanya kepada Krist, tetapi saat Krist membuka mulutnya Gun langsung menjauhkan sendok ice cream dari mulut Krist dan memakannya sendiri.
Krist menatap Gun dengan tatapan malas, karena pria mungil itu senang sekali menjailinya.
"P'Krist, mau?" Tanya Gun, sambil menyendok ice cream dan memakannya dengan tatapan menggoda padanya.
"Mau." Jawab Krist, menggangukan kepalanya.
"Buka, mulutmu. Akkk..."
Pria manis itu membuka mulutnya dengan lebar menerima suapan dari Gun, tetapi sesampainya ice cream itu di mulutnya Krist langsung menyergit.
"Tidak enak." Ujar Krist sambil menutupi mulutnya dengan tangan.
"Tidak enak bagaimana? Ini ice cream rasa coklat kesukaan ku." Sahut Gun.
"Rasanya pahit, Gun." Kata Krist.
"Manis begini, darimana itu datangnya kepahitan, mungkin jika makan ini dan melihat P'Sing, pasti rasanya berubah jadi pahit." Ucap Gun heran, apa lagi saat Krist kini berlari menjahuinya.
Apa ice cream ini beracun?
Tapi kalau itu beracun, harusnya dia yang lebih dulu keracunan, tapi Gun baik-baik saja. Gun langsung melangkahkan kakinya pergi menyusul Krist, dan menemukan pria manis itu ada di kamar mandi, di dalam sana Krist tengah memuntahkan apa yang tadi dimakannya.
"P'Krist kenapa?" Tanya Gun, sambil mengusap pelan punggung Krist.
"Tidak tahu, belakangan ini aku sering muntah, dan juga pusing." Jawab Krist dengan suara serak.
"Pasti karena P'Krist belum makan kan? Ayo, aku bantu untuk kekamar, setelah itu kau harus makan, aku akan mengambilkan makanan untukmu." Ujar Gun, sambil memapah Krist membantu pria manis itu untuk berjalan ke dalam kamarnya.
Setelah sampai di sana, Gun mulai membaringkan Krist, di atas tempat tidur, dan menyelimutinya.
"Tunggu disini, na." Ucap Gun, yang di jawab anggukan oleh Krist.
Tidak lama kemudian Gun datang sambil membawa nampan makanan untuk Krist, pria mungil itu mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur, dan membantu Krist untuk duduk.
"P'Krist, harus makan." Seru Gun.
"Tidak mau, aku malas." Tolak Krist.
"Tidak, kau harus makan P." Tuntut Gun dengan wajah yang galak.
"Jangan memasang wajah seperti itu, Gun. Itu justru membuatku ingin tertawa." Jawab Krist.
"Jahat." Cetus Gun, sambil mengerucutkan bibirnya.
"Baiklah, mana." Ujar Krist, sambil menatap Gun.
"Ini, kau harus menghabiskannya, aku membuatnya dengan sudah payah tahu." Gun tertawa mengingatnya, "ini ekperimen pertamaku yang akhirnya berhasil aku buat juga, setelah sepuluh kali gagal hari ini." Lanjutnya.
"Kau berusaha sangat keras, akhir-akhir ini." Ujar Krist menggoda Gun.
"Tentu, demi mendapatkan apa yang aku mau, aku harus melakukan apapun, terima kasih karena mau membantuku." Sahut Gun, sambil mencubit pipi Krist dengan gemas.
Pria manis itu mulai menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya, tetapi baru beberapa suap Krist langsung memegangi perutnya, lalu salah satu tangannya meletakan piring makan itu di atas tempat tidur begitu saja, sebelum beralih untuk membekap mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]
Fanfiction[ Completed ] apakah sebuah hubungan yang dilandasi dengan sebuah rasa dendam akan bisa berakhir bahagia nantinya? Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Cast pendamping : Atthaphan Poonsawas [ Gun ] Thittipoom techa-apaik...