Sejak hari itu, Singto tidak lagi memperdulikan Krist, tidak seperti biasanya yang selalu mengganggu dan selalu mencari kesalahan pria manis itu.
Pria tampan itu jarang berbicara dan juga jarang keluar dari kamar serta ruangan kerjanya ketika ada dirumah, entah apa yang merasuki Singto, hingga dirinya menjadi lebih pendiam.
"Rumah ini jadi sepi." Gumam Gun, yang melangkahkan kakinya menuruni tangga, sambil menatap Krist yang kini tengah sibuk mengepel lantai.
Gun melihat Singto berjalan dari arah lain, membuat pria mungil itu langsung memejamkan matanya, takut jika Singto akan menendang ember seperti biasanya, namun sudah beberapa lama dia tidak mendengarkan suara apapun, membuat Gun mengintip sedikit apa yang terjadi.
Dan langsung melongo tidak percaya saat melihat Singto melewati Krist begitu saja, padahal biasanya pria itu senang sekali menyiksa Krist, tetapi kenapa sekarang pria itu bersikap acuh.
Namun entah mengapa itu justru membuat Gun seketika itu juga langsung cemas, apa pria itu mempunyai rencana lain untuk Krist, bisa saja itu terjadi.
"Tutup mulutmu, Gun. Nanti ada sepuluh nyamuk yang masuk bagaimana?" Tanya New,yang entah darimana sudah berdiri di samping Gun.
Gun hanya melirik pria itu sinis, "biarkan saja, memang Kenapa." Jawab Gun sinis.
"Gun, masih marah karena hal tadi?" Tanya New.
"Tidak tahu." Jawab Gun, pergi melenggang begitu saja meninggalkan New.
"Gun, tingkahmu saja masih seperti anak kecil, rubah dulu sikapmu baru nanti kita bicarakan hal itu lagi." Ujar New.
"Aku tidak perduli, aku kesal padamu." Sahut Gun, menatap New dengan bibir mencebik, dan langkah kaki yang menghentak-hentak, persis seperti anak kecil yang tidak di belikan mainan oleh orang tuanya.
Pria mungil itu justru menghampiri Krist, dan merangkul lengan pria manis itu dengan manja.
"P'Krist..." Panggil Gun.
"Apa?" Tanya Krist.
"Kemana perginya pria tua itu."
"Mungkin kekantor."
"Oh, ini sudah selesai atau belum? Jika belum sini aku bantu."
"Tidak perlu sebentar lagi selesai."
"Gun, P' pergi dulu ya." Ujar New, mendekati pria mungil itu, tetapi pria mungil itu justru menghindarinya, tidak seperti biasanya yang langsung menempel pada pria itu.
"Pergi sana." Usir Gun.
"Emmm, hati-hati dirumah ya." Kata New sambil mengusap lembut rambut Gun, tetapi pria mungil itu justru menepisnya.
Setelah New pergi, Gun menatap ke arah perginya pria itu dengan cemberut, membuat Krist menatapnya tidak biasanya mereka seperti itu.
"Kalian bertengkar?" Tanya Krist.
"Iya." Gun menatap Krist, dengan pandangan ingin tahu, "P'Krist apa aku Kekanak-kanakan?" Tanya Gun.
Krist menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung harus menjawab apa, "katakan saja yang sejujurnya." Pinta Gun.
"Iya, kau memang terlihat seperti anak kecil." Jawab Krist.
"Apa orang sepertiku tidak bisa merawat seorang anak dengan baik?" Tanya Gun.
"Hah, anak? Maksudnya."
"Aku ingin punya anak, tapi P'New tidak mau, dia tidak memperbolehkan aku mengadopsi anak, katanya aku harus merubah sikapku dulu, baru dia akan mengijinkannya, bukankah itu jahat namanya. Aku mau sekarang bukan nanti." Jelas Gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]
Fanfic[ Completed ] apakah sebuah hubungan yang dilandasi dengan sebuah rasa dendam akan bisa berakhir bahagia nantinya? Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Cast pendamping : Atthaphan Poonsawas [ Gun ] Thittipoom techa-apaik...