Please Don't - Part 6

5.6K 599 97
                                    

Seorang pria tengah mengamati gerak-gerik Krist dari kejauhan, senyum terukir di wajah pria itu saat melihat Krist yang saat ini tengah keluar dari gerbang rumahnya.

Pria itu langsung turun mobilnya, dan menghampiri Krist, yang terlihat seperti tengah menunggu sebuah taksi yang melewati jalanan di depan rumahnya.

"Krist..." Panggil pria itu.

"Kau lagi." Ujar krist.

"Iya, aku tahu ingin mengajakmu pergi bersamaku." Sahut pria itu.

"Pergi bersamamu? Kau lupa siapa yang meninggalkan aku dulu? Itu kau P', kau lebih memilih orang itu daripada aku." Ucap Krist.

"Aku minta maaf, aku tahu aku salah, aku tahu kau tidak bahagia bersama dengannya, jadi lebih baik kau pergi bersama denganku saja." Kata pria itu.

"Tidak P'Top, dia sekarang sudah menjadi suamiku, dan aku menerima semua perlakuannya padaku, jadi jangan ganggu aku lagi." Jelas Krist.

"Dia membencimu, karena kau membunuh adiknya." Ingatkan Toptap.

"Aku tahu, tapi aku tidak apa-apa dengan semua itu,  jangan ganggu aku, aku mohon." Pinta Krist.

"Tapi Krist..."

"Maaf P', semuanya sudah tidak sama seperti dulu lagi, semuanya sudah berakhir saat kau memilih orang itu daripada aku." Potong Krist.

Krist ingin melangkahkan kakinya pergi, tetapi Toptap menahan lengan pria manis itu, dan menarik Krist ke dalam pelukannya. Tidak memperdulikan penolakan yang di berikan oleh pria itu.

Tiba-tiba, ada yang menarik tubuh Toptap hingga pria itu hampir terjungkal ke belakang, orang itu adalah Singto, yang menatap kedua orang yang berada di hadapannya dengan pandangan benci.

Dua orang yang merusak hidup adiknya kini berada tepat di depan matanya saat ini, rasanya Singto ingin menyeret dan membunuh kedua orang itu. Lihat saja mereka berdua akan mendapatkan balasan yang setimpal untuk itu, hanya tinggal menunggu waktunya saja.

"Kau benar-benar mencari mati denganku?" Tanya Singto kepada Toptap.

"Kau hanya menyiksanya disini, untuk apa kau mempertahankan dia." Jawab Toptap yang di jawab seringaian lebar oleh Singto.

"Kenapa kau ikut campur memang? Kau yang membuangnya? Apa kau tidak tahu malu datang kesini dan mengajaknya bersama denganmu lagi?" Tanya Singto.

"Aku lebih baik darimu yang mengurungnya hanya karena adikmu yang sudah mati itu." Jawab Toptap.

Singto menatap tajam pria itu, memang karena siapa adiknya meninggal, Itu karena mereka berdua yang tidak punya hati. Singto mencengkeram erat kerah pakaian yang di kenakan oleh Toptap, dan memukul wajah pria itu dengan membabi-buta.

Krist yang melihatnya, mencoba untuk merelai keduanya, tetapi Singto justru mendorongnya, tetapi Krist langsung bangkit dan memegangi lengannya Singto.

Merasakan hal itu Singto bertambah kesal, karena krist membela pria itu, Singto menatap Krist tajam, dan mengibaskan lengannya yang di pegangi Krist dengan erat, lalu menampar pria manis itu.

"Kau." Singto menunjuk Krist dengan tangannya, "berani sekali kau membela pria itu." Ujar Singto tajam.

"Tidak, aku tidak membelanya, aku hanya tidak mau kalian bertengkar hanya itu saja." Sahut Krist sambil memegangi pipinya, yang menjadi korban Singto barusan.

Kesal dengan keduanya, Singto menendang Toptap yang tubuhnya masih ada di jalanan dengan kencang, lalu menyeret paksa Krist untuk ikut bersama dengannya.

[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang