Please Don't - Part 4

5.3K 553 47
                                    

Di tengah malam New terbangun dari tidurnya, dilihatnya Gun yang tengah tertidur pulas di sampingnya, membuat senyuman manis muncul di wajahnya.

Tetapi saat mengingat pertanyaan yang tadi sempat di lontarkan oleh Gun kepadanya itu, senyuman di wajah New langsung hilang, bagaikan di tiup oleh angin.

Pria berkulit putih itu, memposisikan dirinya untuk duduk, lalu turun dari atas tempat tidur, dan berjalan pergi dengan perlahan meninggalkan Gun yang tengah tertidur itu sendirian di sana.

New keluar dari dalam kamarnya, dan berjalan menelusuri sebuah lorong-lorong yang terlihat cukup gelap, Langkah kaki pria itu tiba-tiba terhenti di depan pintu sebuah ruangan, yang terletak ujung lorong tadi, tangan New langsung membuka kenop pintu ruangan itu dengan pelan, lalu berjalan masuk ke dalam sana.

Senyum pria itu langsung merekah, saat melihat ke arah pigura foto yang terpasang manis di dinding ruangan itu, ada sosok seorang wanita yang tengah tersenyum di dalam sana.

Namun senyuman New tidak bertahan lama, raut wajah New perlahan berubah menjadi sedih, dia menatap wanita itu dengan tatapan sendu.

Ekor matanya memandang ke setiap sudut ruangan itu, membuat New menghela nafas beratnya, karena sekarang dadanya mulai sesak, apalagi saat dia tidak sengaja melihat beberapa tangkai bunga yang kini tengah mengering di dalam vas bunga yang terletak di nakas meja, membawa ingatannya melayang pada masa lalu.

Flashback.

Hari itu New yang baru saja pulang kerumahnya, berjalan memasuki sebuah ruangan dengan senyum mengembang di wajahnya, sambil membawa mawar putih untuk seseorang, pria berkulit putih itu berjalan mendekati seorang wanita yang saat ini tengah duduk di atas tempat tidurnya, sambil membaca sebuah buku.

Pria itu mendudukkan dirinya di sisi lain tempat tidur, dan memandang wanita itu dengan senyuman manis yang merekah di wajahnya.

"Ini untukmu." Ujar New seraya memberikan bunga itu.

"Terima kasih P." Sahut Windy membalas senyuman New.

"Sama-sama, sayang. Bagaimana kabar pangeran kecil kita? Apa dia nakal lagi, selama P' pergi?" Tanya New, sambil mengelus perut wanita itu dengan lembut.

"Dia tidak nakal, dia anak yang baik." Jawab Windy.

"Benarkah? Jangan menendang terlalu keras, baby. Kasian mommy." Ujar New, berbisik pelan di perut Windy.

"Baby. Tidak akan nakal dan menendang mommy terlalu keras lagi, Daddy." Sahut Windy, sambil menirukan suara anak kecil, yang menggemaskan, membuat new dengan gemas mencubit pipinya, lalu mengacak-acak rambut Windy, setelah itu menarik wanita itu kedalam pelukannya.

"P'New..." Panggil Windy dengan suara manja.

"Apa sayang?" Tanya New.

"Kau memelukku terlalu erat P." Jawab Windy.

"Maaf." Ujar New, sambil melepaskan pelukannya pada wanita itu, dan menyandarkan kepalanya Windy di bahunya, keduanya saling menatap dan saling tersenyum manis satu sama lainnya.

Flashback End.

New yang mengingat kenangan akan hal itu, langsung jatuh terduduk dan menangis, pria itu memeluk lututnya sendiri, dan menyembunyikan wajahnya di balik lipatan tangannya, di iringi oleh suara isakan yang terdengar dari mulutnya.

[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang