Langit sangat cerah hari itu, saat singto mendudukkan dirinya di sebuah bangku, di salah satu taman yang berada di dekat rumahnya.
Pria tampan itu mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang daritadi tengah di tunggunya, tetapi sampai sekarang tidak kunjung datang juga.
Membuat Singto kesal, dan bangkit dari tempat duduknya, untuk pergi dari taman itu, untuk apa menunggu seseorang yang tidak pernah tepat waktu.
Singto mulai melangkahkan kakinya, berjalan menelusuri taman itu menuju parkiran, namun tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya, dan anehnya pria yang menabraknya itu justru yang jatuh ke atas tanah, bukan dirinya.
"Maaf." Ujar pria itu.
Tangan Singto terulur untuk membantu pria itu bangkit dari sana, melihat hal itu pria yang menabraknya menatap wajah Singto, itu adalah Krist, pria manis itu menerima uluran tangan pria tampan itu, dan bangkit dari atas sana.
"Sekali lagi maaf, dan terima kasih." Ujar Krist, setelah itu berjalan pergi meninggalkan Singto, dengan langkah terburu-buru.
Sedangkan Singto hanya bisa menatap kepergian pria manis itu dengan tersenyum, karena Krist terlihat sangat manis, meskipun dia tidak mengenalnya.
Singto melanjutkan lagi langkah kakinya, dan saat dirinya sampai di parkiran mobil, dia melihat pria itu lagi, tetapi kini pria manis itu bersama dengan seorang pria lain dan keduanya terlihat sangat akrab, itu adalah Toptap.
Toptap merapikan rambut kekasihnya yang terlihat berantakan, dan Krist hanya tersenyum pada pria itu, dan memeluk erat lengan pria itu.
Singto yang melihatnya, entah kenapa dia tidak suka, tidak suka pria itu berdekatan dengan pria manis yang tidak sengaja menabraknya tadi, meskipun mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.
Dengan cepat Singto langsung membuka pintu mobilnya, dan melakukanya untuk pergi meninggalkan taman itu.
**
Singto menggenggam tangan Krist, kemudian mengarahkannya untuk mendekati wajahnya, sebelum menciumnya, lalu setelah itu beralih untuk menatap pria manis tersebut, senyum simpul terpasang di wajah Singto saat ini, pria tampan itu membelai pipi Krist dengan lembut.
"Apa kau mengingatku?" Tanya Singto, meskipun dia tahu tidak akan pernah ada jawaban yang akan keluar dari mulut Krist.
"Apa kau tahu, waktu itu. Saat pertama kali aku melihatmu, aku langsung menyukaimu, tetapi kau.. kau adalah alasan kenapa adikku pergi, karena itu aku mengurungmu bersama denganku, supaya tidak ada orang lain yang bisa memiliki mu." Ujar Singto.
"Tapi, yang aku lakukan justru menyiksamu, dan membuatmu sakit hati, aku tahu itu tidak bisa di sebut perasaan cinta, karena aku tidak pernah berperilaku baik padamu, maafkan aku, aku tahu sebanyak apapun aku meminta maaf padamu, itu tidak akan pernah merubah apapun, tapi sekali saja aku ingin mengatakannya langsung, jika aku menyesal dan aku ingin meminta maaf padamu, jadi cepatlah sadar, jangan tinggalkan aku." Tambah singto dengan mata berkaca-kaca.
Mengingat semua perlakuan buruknya pada Krist, semua ucapan kasarnya, dan juga semua hinaan yang di tunjukkannya pada Krist, semua itu hanya bisa melukai perasaan krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]
Fanfic[ Completed ] apakah sebuah hubungan yang dilandasi dengan sebuah rasa dendam akan bisa berakhir bahagia nantinya? Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Cast pendamping : Atthaphan Poonsawas [ Gun ] Thittipoom techa-apaik...