Dia, Sehunku.
Ah, sepertinya aku harus belajar berhenti menyebutnya Sehunku.
Karena pria itu sudah berpaling dariku, pada seorang pria yang aku akui sangat manis.
Mungkin banyak dari kalian yang ingin Sehun menjadi top, kaum atas.
Tapi ketahuilah, bagiku, Sehun itu jauh dari kata dominan. Dia sangat manis, imut disaat yang bersamaan.
Bisa diabetes aku lama-lama jika harus berhadapan dengannya.
Dia itu ceroboh, dan kecerobohannya yang membuat kami bertemu. Ah, bukan, aku sudah sejak lama menaruh perhatian padanya tapi tidak berani mendekatinya. Katakan saja aku ini pengecut.
Dia anak jurusan bisnis, anak kesayangan di jurusan bisnis. Para dosen dan mahasiswa lain sangat menyukai pria albino itu.
Apa daya aku yang hanya mahasiswa jurusan komputer yang gedungnya terletak dekat dengan gedung jurusan bisnis.
Pertama kali aku menatapnya adalah saat dia dengan percaya dirinya maju ke panggung saat festival kampus, dia hanya berdiri disana sambil berkata, "Nikmati saja wajahku."
Ah, manisnya.
Baiklah manis baik, aku akan menikmati wajahmu. Wajah manismu.
Sejak saat itu aku makin suka menatapnya saat kami tidak sengaja berpapasan.
Dan suatu malam, aku baru pulang bermain game di pc bang. Tapi malah diserempet oleh orang yang naik sepeda dengan ugal-ugalan.
Baru saja mulutku hendak menyumpah padanya, dia sudah berucap duluan.
"Maaf tuan, aku sedang buru-buru! Kalau ingin protes besok datanglah ke universitas Hanyang jurusan bisnis! Katakan kau mencari si albino ya!"
Begitu teriaknya. Aku ingat betul bahwa itu adalah suara anak kesayangan jurusan bisnis. Oh Sehun.
Awalnya aku ingin mengikutinya, tapi aku urungkan. Aku lebih memilih pulang dan tidur.
Sampai pukul 2 malam pun, aku belum bisa tidur. Masih berpikir apakah besok aku harus menemui pria manis itu atau tidak.
Ah, pria manisku.
Entah pukul berapa aku ketiduran, tapi saat aku bangun sudah pukul 8 pagi.
Tanpa pikir panjang aku segera mandi dan memakai baju terbaikku. Ya, aku akan menemuinya.
Seperti biasa, aku menggunakan sepeda ke kampus. Ramah lingkungan, sekalian olahraga. Jarak kampus hingga apartemenku hanya sekitar 15 menit bersepeda. Aku bukan tipe anak manja yang harus menggunakan kendaraan bermesin untuk sampai kampus.
Lagipula kan lebih asik saat kau membonceng kekasihmu dengan sepeda daripada dengan motor. Lebih romantis.
Saat aku di depan gedung fakultas bisnis, para wanita mengerubungi. Wajar saja, aku masuk ke dalam 5 besar orang tertampan satu kampus. Ditambah lagi aku beberapa kali menjadi model.
Aku diam saja saat para wanita itu bertanya macam-macam, aku hanya menanggapinya dengan senyum tipis.
Sampai sebuah suara mengalihkan pandanganku ke pintu masuk gedung jurusan bisnis.
"Itu dia!" Teriak seorang wanita dengan rambut pirangnya.
"Aku?" Ah, manisnya. Lihat itu! Manisku sedang menunjuk dirinya sendiri dengan wajah kebingungan.
Kericuhan tadi tiba-tiba menjadi hening. Para wanita memisahkan diri, memberi jalan padaku.
"Oppa tampan itu mencarimu, Oh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seme is Uke
Fanfiction[Hunkai] Oh Sehun, anak bungsu dari keluarga Oh. Dijodohkan dengan Kim Jongin, seorang anak tunggal dari keluarga Kim. Bukan dijodohkan, tapi terpaksa dijodohkan karena untuk mempererat hubungan bisnis. Sehun menolak mentah-mentah. Kenapa? Karena Jo...