Jongin mengerjap pelan karena mendengar pintu diketuk. Dengan segera pria manis itu menuju ke depan untuk membukakan pintu.
Cklek.
"Maaf, mencari siapa?" Jongin bertanya, dia tidak mengenal pria dihadapannya ini. Apa mungkin dia Loey?
"Mencarimu manis." Jawab pria itu sambil mengedipkan matanya, menggoda si manis di depannya.
"Berani menggodanya aku lempar gelas ini padamu ge."
Jongin menoleh ke belakang, tunangannya sedang minum air dengan tatapan tajam yang ditujukan ke arahnya.
"Kembalilah ke kamar, bangunkan anak-anak. Katakan daddy mereka sudah datang."
Jongin mengangguk patuh. Setelah mempersilakan tamu pria itu -yang diketahui sebagai daddy dari Yihao dan Yumin- masuk, dia pergi ke kamar.
"Kemana Yifan?"
"Entahlah, dia kabur lagi. Sedang ada masalah dengan Luna."
Sehun menghela nafasnya, "Nanti aku cari dia, beri aku identitas lengkapnya termasuk kartu kreditnya."
Tamu Sehun mengangguk patuh. Dia tidak heran dengan permintaan Sehun, pria albino itu dulu belajar sedikit tentang pemrograman jadi sedikit banyak dia tau dunia hacker. Sepertinya dia ingin melacak Yifan.
"Hunie, kau taruh tas anak-anak dimana?"
Sehun pamit kepada tamunya untuk menghampiri Jongin yang bingung mencari perlengkapan anak-anak. Dilihatnya Jongin sedang mengobrak-abrik isi kamar. Padahal tas itu jelas menggantung di ujung tempat tidur.
"Cari dulu sayang, jangan marah-marah." Sehun mengambil tas itu lalu memberikannya pada Jongin.
Wajah Jongin sumringah mendapatkan tas milik dua anak kesayangannya. Segera dia memakaikan baju pada mereka.
Sehun setia menunggu tunangan manisnya. Dia merasa seperti suami yang menunggu dilayani di pagi hari.
Bukan, bukan melayani sejenis itu, tapi melayani seperti menyiapkan pakaian, memakaikan dasi, dan berbagai kegiatan yang seorang istri lakukan pada suaminya yang akan berangkat kerja.
"Nanti kita sarapan di luar ya Hun?"
Sehun tidak bisa menolak permintaan Jongin. Ini hari terakhir mereka disini, dia harus menuruti semua permintaan si manis. Apapun itu.
"Iya."
.
.
.
.
.
"Jadi pria tadi pamannya?"
Sehun mengangguk, matanya sibuk melihat makanan di daftar menu. Kenapa si manis memilih restoran Itali sih? Seperti lidahnya tawar saja dengan masakan sana.
"Namanya siapa? Dia tampan."
"Si tua itu kau bilang tampan? Hangeng? Tidak mungkin dia lebih tampan dariku."
Jongin hanya mencibir omongan Sehun. Padahal pria tadi -Hangeng- jauh lebih mapan daripada Sehun. Jongin sih mau-mau saja jika dia harus menikahi Hangeng.
Sangat bersedia.
"Sehun, aku mau yang seperti itu." Ucap Jongin sambil menunjuk salah satu pengunjung yang sedang makan.
Sehun menggeleng tegas, Jongin menunjuk risotto. Dan dia yakin si tam itu tidak akan menyukainya. Makan bubur abalone saja dia muntah-muntah, apalagi makan risotto.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seme is Uke
Fanfiction[Hunkai] Oh Sehun, anak bungsu dari keluarga Oh. Dijodohkan dengan Kim Jongin, seorang anak tunggal dari keluarga Kim. Bukan dijodohkan, tapi terpaksa dijodohkan karena untuk mempererat hubungan bisnis. Sehun menolak mentah-mentah. Kenapa? Karena Jo...