0+10

4.5K 358 31
                                    

Katakan saja aku naif, munafik, atau semacamnya. Aku tidak akan marah. Karena nyatanya begitu.

Benar katanya, aku ini kurang ajar. Diberi hati minta jantung.

.

.

.

.

.

Kali pertama aku bertemu dengannya, si tiang yang meluluhkan hatiku.

"Sehun, ayo berkencan!"

"Sehun, ayo nonton film!"

"Sehun, ayo bermain bersama!"

"Sehun, ayo berpacaran!"

Dan masih banyak kalimat lain darinya yang mengajakku untuk berkencan.

Aku luluh semudah itu? Tentu saja tidak. Bahkan aku menerima ajakan kencannya setelah dia memintaku ratusan kali.

Dia pernah bilang kan? Yang keberapa katanya? 109?

Sepertinya ingatannya itu tidak bagus.

Jelas-jelas aku menerima ajakannya yang ke-112.

Huh, katanya cinta tapi begitu saja tidak ingat.

Chanyeol menyebalkan!

.

.

.

.

.

Hari itu, Chanyeol mengenalkan teman virtualnya padaku. Dia bercerita dengan semangat.

Katanya temannya itu adalah pro gamer. Dan dia sangat ingin bertemu dengan si pro gamer itu.

Jujur saja aku cemburu. Dia menghabiskan seluruh waktu luangnya didepan pc hanya untuk sekedar bermain bersama atau bertukar pesan tidak penting dengan si pro gamer itu.

Kim Kai namanya.

Ingin rasanya aku menemui Kai lalu mengajaknya berkelahi karena sudah berani mengambil perhatian Chanyeolku.

.

.

.

.

.

Tidak terasa sudah 1 tahun lebih kami berkencan. Sebentar lagi kami akan wisuda. Tinggal menunggu hari saja.

Dan tepat di hari jadi kami, kami wisuda.

Aku senang sekali.

Dia mengenalkanku pada orang tuanya, walaupun hanya sebagai teman. Bundanya dan ayahnya sangat berwibawa dan ramah.

Tuan Park Yunho dan nyonya Park Boa.

Pantas saja Chanyeol tampan. Dari pabriknya ternyata.

Setelah kedua orang tua Chanyeol pamit pulang, aku menarik kekasihku ke keluargaku yang sibuk berfoto dengan teman-temanku.

Luhan, Baekhyun, Zitao, Ten dan juga Taeyong. Itu sahabatku, anak angkat yang tidak terdaftar di kartu keluarga orang tuaku.

Sejak mereka sampai disini hingga sekarang pun keluargaku asik berfoto dengan mereka.

Mama memberiku buket bunga. Papa memberiku kunci mobil, mobilnya masih di rumah tapi. Dan kakak tersayangku, Yeonseok, memberiku permen. Biar mulutku tidak bau katanya.

Coret kata tersayangku untuk Yeonseok hyung. Aku tidak sayang dia lagi. Huh.

Aku kira saat mengenalkan Chanyeol pada keluargaku, mereka akan bertanya macam-macam padaku. Tapi tebakanku salah.

My Seme is UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang