0+5

5.2K 483 20
                                    

"Aku pikir kau menginap dirumah Chanyeol semalam." Jongin mengawali pembicaraan dalam sarapan pagi yang canggung hari ini.

"Awalnya iya, tapi hyung menyeretku pulang, ibu sakit katanya."

"Mama sakit? Sakit apa? Parahkah? Sudah dibawa ke rumah sakit? Apak--..."

"Bertanyalah satu-satu sayang."

Sehun mengusap sudut bibir Jongin yang belepotan. Menggemaskan.

"Hanya alibi, kata hyung kau rindu jadi aku dipaksa pulang."

"Aku tidak rindu." Jongin mengelak dengan rona merah dipipinya.

"Tidak apa jika kau tidak rindu, yang harus kau tahu adalah, aku merindukanmu."

Lempar Jongin ke rawa-rawa sekarang! Dia malu sendiri mendengar ucapan Sehun. Apalagi Sehun mengucapkannya dengan senyumnya yang menawan. Ah, bisa jatuh cinta lagi nanti.



***



Sehun sakit. Sakit gegana. Gelisah, galau, merana.

Dia bingung dengan posisinya. Dia itu bottom, bawahan. Tapi saat mengenal Jongin, jiwa dominannya keluar.

Seperti saat ini, saat Jongin mencuci piring bekas sarapan tadi pagi.

Grep.

"Minggirlah Sehun, kau mengganggu."

Sehun diam, tidak merespon ucapan Jongin. Dia malah mengeratkan pelukannya dan menumpukan dagunya di bahu Jongin. Sesekali saat Jongin menoleh, dia mencium pipinya.

"Aku ingin putus."

Jongin diam. Dia sudah berusaha tidak mengungkit tentang kekasih Sehun itu. Tapi kenapa Sehun malah mengungkitnya. Dia kan tidak ingin Sehun sakit hati karena mengingat masalah itu.

"Tapi dia tidak mau."

Jongin melepaskan pelukan Sehun. Dia beranjak untuk mengambil camilan di kulkas dan membawanya ke ruang tv. Sehun mengikutinya.

"Bantu aku sayang."

Jongin mengabaikan Sehun, dia malah sibuk tertawa karena tingkah para larva di tv, ya, larva warna kuning dan merah itu.

"Sayang..." Sehun merengek.

Tvnya sedang iklan. Jongin akhirnya mengalihkan perhatiannya pada Sehun. Menatap dalam pada iris Sehun.

"Pertama, ini perjodohan atas dasar paksaan. Kedua, aku tidak peduli dengan hubunganmu dan kekasihmu."

"Sayan--..."

"Ketiga, aku tidak suka kau panggil sayang. Panggil saja aku Jongin. Dan terakhir, kita adalah orang asing."

Semua titah Jongin membuat hati Sehun terasa nyeri. Memang awalnya ini hanya karena paksaan dan mereka adalah orang asing. Tapi semenjak melihat Jongin, Sehun jadi ingin memilikinya.

Kata orang sih, kekuatan cinta pertama.

"Aku mencintaimu, Jongin."

Jongin menatap Sehun, "Aku tidak, terima kasih."

.

.

.

.

.

Ntar lanjut lagi ya, yg nulis mau tidur dulu mumpung jamkos:3

My Seme is UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang