Kejadian ke-6

195 9 0
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi. Disaat anak anak lainnya terburu buru melewati pintu gerbang. Shena tidak. Ia sengaja memperlambat langkahnya. Jujur saja, ia sangat malas untuk mengikuti upacara bendera kali ini.

Oleh karena itu, ia memilih terlambat. Dan sekarang ia berdiri didepan pintu gerbang sekolah, berbaris rapih bersama siswa lainnya yang terlambat seperti dirinya.

"Ini absen, cari nama kalian masing masing diabsen kelas kalian. Terus tanda tangan dan tulis berapa menit keterlamabatan kalian." ujar salah satu siswa anggota dari tim disiplin siswa disekolahnya sambil mengangkat tangan kananya yang memegang map snalhekter.

Map itu berpindah- pindah tangan dari siswa ke siswa lainnya. Dan akhirnya berada ditangan Shena. Ia menandatangani dan menulis '5 menit' yang menandakan menit keterlambatannya. Setelahnya, Shena memberikan map itu kepada orang yang berbaris dibelakangnya.

Dan orang itu adalah Yudhis. Mereka tidak berbicara sama sekali. Walaupun Shena menatapnya dengan tatapan terkejut dan Yudhis dengan senyuman tengilnya.

Sampai pada akhirnya mereka dan siswa lainnya yang terlambat dihukum mengambil sampah diseluruh lingkungan sekolah.

Karena Shena bukan siswa yang termasuk alim, taat dengan peraturan sekolah. Dan sangat malas untuk mengambil sampah diseluruh lingkungan sekolahnya. Ia mencari celah untuk segera kabur ke kelasnya.

Dan. Dia menemukan jalannya yaitu lewat halaman parkiran motor sekolah yang terdapat jalan kecil menuju kamar mandi cewek.

"Hhh" Shena membuang nafas lega karena ia tidak ketahuan dengan siapapun.
"Gaberubah ya, masih bandel." baru saja Shena mengehela nafas lega. Ternyata ada satu orang yang mengetahui keberadaanya. Yudhis, ya cowok itu yang berucap dengan kekehannya.

Shena bungkam. Lagi -lagi ia malas berurusan dengan cowok satu itu. Namun, bukan Yudhis namanya kalau berhenti ditengah jalan. Ia tetap mengikuti Shena sampai ke kelas cewek itu berada.

Tapi, tiba tiba ia bingung. Karena Shena yang berjalan didepannya mendadak menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanyanya sambil mengintip kelas Shena.
'Ahh ternyata ada guru' uajar cowok itu dalam hatinya setelah mengetahui apa yang dilihatnya.
"Eh eh mau kemana?" Yudhis terkejut dengan tindakan Shena yang memutar badannya dan kembali menuruni tangga.

Sedangkan Yudhis yang sedari tadi tidak dianggap kehadirannya oleh gadis itu. Ia tetap mengikuti Shena dibelakagnya dengan senyum bahagianya seolah -olah habis memenangkan lotre.

Ternyata, Shena memilih pergi ke kantin untuk membeli sebotol air mineral lalu ke perpustakaan sekolahnya di lantai 3.

Yudhis tersenyum simpul. Karena tebakannya salah. Ia fikir , Shena akan membaca buku di perpustakaan ternyata ia mencari tempat ternyaman untuk tidur sampai jam pelajaran pertama habis.

"Lo ga tidur semalem?" tanyanya yang sudah duduk disamping Shena.

Shena bungkam. Ia memilih menaruh kepalanya diatas tangannya yang berada diatas meja lalu menutup kedua matanya dan berusaha untuk tidur. Yudhis yang melihat itu, hanya tersenyum simpul. Dalam hatinya dia tidak akan menyerah sampai ia kembali mendapatkan hati Shena.

"Bola basket lo aman. Ada dikamar gue. Kalo mau ambil dateng aja kerumah. Nyokap juga kangen sama lo." ujar Yudhis sambil memainkan rambut panjang Shena.

"Don't touch me!" Shena mengangkat kepalanya dan menatap Yudhis tajam.

"Iya, maaf."
Yudhis tau, ia akan sulit mendapatkan kembali hati Shena. Karena ia telah membuat gadis itu sangat membencinya.

Namun, tekadnya kuat. Ia akan membuat gadis itu kembali berada disisinya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

"Dari dulu sampe sekarang. Cuman lo She yang gue harapin. Ga ada cewek lain. Dari dulu gua gapernah berhubungan sama siapapun selain lo. Dari dulu juga gue pengen jelasin. Tapi keadaan maksa gue buat pergi saat itu. Waktu itu gue sama Riri.."

Sebelum Yudhis menyelesaikan omongannya. Shena bangkit dari duduknya. Ia tidak ingin mendengar apapun yang diucapkan Yudhis. Karena menurutnya itu hanya 'bullshit'.

Shena tidak peduli berapa kali atau sekencang apapun Yudhis memanggil namanya. Ia tetap berjalan menuju kelasnya. Ia akan terus menghindari lelaki itu.

Namum, baru saja ia ingin menuruni tangga...

***

COME BACK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang