"Eh, lo gapapa?" tanya Tomy, teman Yudhis yang ditabrak Shena saat menuruni tangga.
Saat Shena menuruni tangga, ia tidak melihat kedepan melainkan melihat kebawah kearah kakinya yang menuruni tangga agar tidak terjatuh.
Itulah sebabnya ia dan Tomy berada diposisi seolah olah Tomy memeluk Shena. Untung saja Tomy bisa menahan beban badan Shena yang menabraknya. Kalau tidak mungkin mereka sudah terjatuh terguling guling kebawah.
"Lepasin dia bangsat!" Yudhis yang sedari tadi melihat mereka geram. Ia tidak suka melihat
mereka yang seperti itu, katakanlah ia cemburu. Ia langsung menarik tangan Shena menjauh dari tubuh Tomy.Shena dan Yudhis meninggalkan Tomy yang masih menatap punggung mereka yang semakin jauh dengan bingung.
***
"Lepas!" Shena sangat benci, kalau ia ditarik tarik seperti ini oleh Yudhis. Terlebih ia sangat benci kalau berurusan apapun itu sama Yudhis. Ia berusaha melepaskan cekalan Yudhis ditangannya. Walaupun terasa semakin sakit saat dia meronta.
"Semakin lo berulah, lo sendiri yang akan buat tangan lo sakit." walaupun Yudhis mengucapkannya dengan santai, namun bagi Shena itu terdengar seperti perintah, kalau ia harus diam.
"Lepasin brengsek!!" kali ini, Shena berhasil melepaskan cekalan Yudhis di tangannya dengan sekuat tenaganya. Lalu, ia berbalik arah menuju kelasnya. Karena, tadi Yudhis membawanya ke arah parkiran motor.Yudhis lupa, kalau Shena adalah cewek yang tomboy, mempunyai tenaga yang kuat, dan itulah yang membuat Shena menjadi pemain basket dan menekuni olah raga bela diri taekwondo.
Ia kembali mengejar Shena. Dan ..
Happ!
Ia kembali mendapatkan tangan Shena. Sedangkan Shena, yang ditarik lagi tangannya oleh Yudhis, menggeram menahan sakit di pergelangan tangan dan memilih pasrah akan dibawa kemana oleh lelaki pemilik suara bass itu.
***
"Coba sini liat tangan lo". yudhis mengulurkan tangannya di tas meja.
Kini mereka, sedang duduk berhadapan di sebuah cafe milik pacar kakak perempuam Yudhis. Yang tidak terlalu jauh , namun juga tidak terlalu dekat dengan sekolahnya.
Yap, benar. Yudhis mengajak Shena untuk bolos sekolah. Jangan tanya bagaimana mereka bisa keluar sekolah, karena Yudhis punya cara tersendiri untuk melewati para satpam sekolahnya.
HAHA..
Pikirnya kali ini, Shena harus mendengarkan semua penjelasannya. Ia tidak akan mebiarkan Shena dalam kesalah pahamannya pada dirinya.
"Siniin tangannya, apa perlu gue tarik lagi tangan lo?" Shena memang keras kepala. Itulah yang ada di dalam otak Yudhis sekarang. Karena sudah kedua kalinya Yudhis meminta melihat tangan Shena, tapi cewek itu tidak mengulurkan tangannya kepada Yudhis.
"Mau lo apa?!" dengan tatapan tajam dan nada sengit yang diucapakan cewek cantik didepannya ini membuat Yudhis menaikan sebelah alisnya.
"Mau gue apa? Yakin itu pertanyaannya? Bukan 'kenapa lo bawa gue kesini?'."
Shena memutar kedua bola matanya malas. Kenapa hanya sebuah pertanyaan yang bermaksud sama hanya beda kata, sangat dipermasalahkan oleh Yudhis. Bagi, Shena maksud dari kedua pertanyaan itu sama saja. Kenapa Yudhis bertanya kembali seperti seolah- olah pertanyaan itu mengandung maksud yang berbeda.
"Oke gue jawab. Kalo lo tanya gue maunya apa. Gampang, dari dulu maunya gue itu lo. Tuhan juga tau, lo juga tau. Bahkan nanti gue akan buat seluruh dunia tau. Kalo Yudhis Ardiatama cuman mau Shena seorang." ujar pemilik sura bass itu dengan senyumnya yang lebar sambil menaik turunkan kedua alisnya. Sedangkan Shena ia melebarkan kedua matanya. Ia tidak menyangka Yudhis menganggap pertanyaan Shena sebuah lelucon. Shena marah. Ia bangkit dari duduknya berusah pergi.
Namun, lagi lagi Yudhis menahannya. Sekarang lelaki itu berdiri di depannya. Mengambil tangan Shena yang tadi ia cekal dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME BACK!
Teen Fiction"gausah ngehindar terus, sampe kiamat juga cuman lo yang gue kejar." ternyata pemilik suara bass yang ia hindari sudah mecekal lengan kanannya. "lepas!" nada sinis yang diucapkannya malah membuat sang pemilik suara bass itu menarik lengannya hinga...