Kejadian ke-8

192 4 1
                                    

Setelah kejadian kemarin,  Shena semakin diam hingga Rana teman sebangkunya yang kini duduk dengannya di kantin merasa diasingkan,  ia merasa sedang duduk bersama sebuah patung.
"she,  lo kenapa sih?! "
Karena sudah muak dengan keterdiaman Shena,  ia bertanya dengan nada kesal.
"gue gapapa,  pengen diem doang"
"lo mikirin apa si? " tanya Rana ulang dengan muka yang mengepresikan 'capek tau ga gue liat lo kaya gini'
"gue belum bisa cerita"
"ceritaiin gua tentang lo sama Yudhis, lo tega simpen rahasia sama gue hah??!"
"dia bukan orang penting" ketus Shena, ia malas untuk ngomongin seputar cowo itu,  karena cowo itu lah yang membuat ia diam seperti ini.
"bukan orang penting tapi dipikirin" sindir Rana lalu menusuk baso kecil yang ada di mangkuk baso miliknya.

Shena diam,  kalau dipikir -pikir benar kata Rana,  kalau Yudhis tidak penting lantas untuk apa ia memikirkannya.
"gua capek Ran,  gua ke uks ya abis istirahat" Akhirnya Shena memutuskan pergi ke uks untuk meinstirahatkan pikirannya dan tubuhnya yang memng sedang kurang fit saat ini.
"lo cabut lagi? "
Shena hanya menganggukan kepalanya.
"lo gila ya,  kita udah kelas 3 mau lulus. Jangan buat ulah deh."
Salah satu keburuntungan yang Shena mikiki adalah ia mempunyai teman yang dapat mengingatkan ia tentang kebaikan seperti Rana.
"gua beneran sakit ran,  sini tangan lo taro dijidat gue" ia mengambil tangan kiri Rana yang sedang memegang garpu dan ia taruh di keningnya.
"eh anjir demam lu? "
Shena menganggukan kepalanya. Ia memang sedang terkena demam,  ia lupa kalau ia belum minum vitamin.  Daya tahan tubuhnya memang lemah terlebih lagi kemarin ia hanya makan sekali saat dicafe bersama Yudhis.
"ayo ke uks, udah kelar gue nih" Rana berdiri dari duduknya dan menarik lengan Shena untuk berdiri juga dan akhirnya mereka berdua pergi ke uks.

****

Jam pulang sekolah telah berbunyi saat itulah sepasang kaki yang memakai sepatu brand terkenal asal USA melangkah lebih cepat dari biasanya.

Yudhis Adiatama, sosok laki laki yang kini dengan gagahnya dan memikirkan segala kemungkinan akan kondisi Shena saat ini yang sedang berjalan lemas keluar pintu gerbang sekolah. Ia melangkah secepat mungkin agar bisa meraih tangan Shena yang bergelantung bebas.  Dan

hupp..

Berhasil ia genggam tangan mungil tersebut. 
"pulang bareng gue" paksanya.
"kali ini gausah usik gua pliss"
"lo sakit She"
"lo yang lebih sakit"
"sakit jiwa" lanjutnya dengan ketus.
"kan karena lo" dengan senyum evilnya Yudhis membalas ucapan Shena.
"dih.. Sinting"
"udah ayo" ajaknya yang langsung menarik tangan Sehena menuju motornya diparkiran halaman sekolahnya, Sementara Shena ia menghela nafas kasar dan pasrah karena kali ini ia tidak punya tenaga yang kuat untuk melawan Yudhis.


COME BACK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang