"she lo gapapa?" Tidak lama dari kepulangan Alfan, Rana sudah ada dirumahnya yang memang sangat dekat jarak antar runahnya dengan rumah Shena.
"Ran gue bingung."ujar Shena dengan lesuh
" kenapa? "
"Yudhis masa lalu gue, gue gatau harus gimana." rasanya ia sangat menangis kali ini.
"ikutin hati lo aja. Gue juga gabisa ngasih saran she. Gue gapernah ngalamin soalnya."
"kalo dibilang masih suka, iya. Tapi untuk balikan gue gabisa."
"kenapa She, dicoba dulu aja."
"gue cupu Ran, terlalu takut." Kali ini Shena sudah menitihkan air matanya. "tapi gue ngerasa Yudhis selalu mencoba deket terus,gue gabisa menghindar."
"She, jangan nangis udah ya. Lu istirahat dulu deh. Nanti cerita lagi."
"gue gabisa Ran, gue gabetah sekolah jadinya."
"she lu tidur dulu ya, pliss asli gue gatega liat lu kaya gini."Dengan bujukan Rana akhirnya Shena tertidur. Sulit diawal untuknya terlelap walaupun kepalanya terasa sangat pening. Namun, ia harus memikirkan kesehatannya bagaimanpun juga ia harus istirahat, ia harus menghilangkan terlebih dahulu soal Yudhis dikepalanya.
***
Sudah hampir seminggu, Shena tidak masuk sekolah karena sakit. Dan selama seminggu berturut turut juga Yudhis tak pernah absen untuk menjenguknya. Entah apa yang ada dikepala cowok itu yang membuat Shena bingung.
Sekarang Shena sudah bisa bersekolah lagi. Pagi ini Yudhis menjemputnya, entahlah Shena juga terkejut tiba - tiba lelaki itu sudah didepan pintu gerbangnya saat ia keluar rumahnya untuk segera berangkat.
"hai, bareng yuk. Hampir telat nih." dengan gaya yang menawan diatas motor sportnya dengan senyuman yang sangat menawan dengan santai ia menyapa Shena, sementara Shena terkejut tak menyangka Yudhis ada dirumahnya untuk mengajaknya berangkat ke sekolah bareng.
"gue berangkat sendiri, makasih."
Setelah mendengar jawaban dari cewek yang ia puja, dan ia tahu bahwa cewek itu akan pergi dengan ojek online yang sudah menunggunya dekat tiang listrik samping rumahnya dan sebelum Shena melewati dirinya untuk bertemu ojek online itu, ia turun dari motor dan melangkahkan kakinya menuju ojek online tersebut.
"pak, maaf ya. Dia berangkat sama saya. Ini pak sebagai gantinya." ia mengeluarkan uang satu lembar berwarna biru.
"loh, oke mas. Terimakasih." lalu ojek online itu pergi berbarengan dengan suara Shena yang menggema di telinganya.
"lo apaan si, lo ga ada hak untuk kaya gitu tau ga!" sarkas cewe itu.
Yudhis menggandeng tangan Shena, menuntunya ke arah motornya smabil berkata "nurut aja, berangkat sama gue."
"gue gasuka dipaksa kaya gini." ia menghentakan genggaman mereka.
"She, ini kita hampir telat loh."
Shena hanya berdecik sebal, ia bingung harus gimana, jika ia memesan ojek online lagi hasilnya pasti akan sama selama Yudhis masih ada didepannya, tapi ia tak ingin berangkat bareng dengan cowok itu, namun disisi lain jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh yang artinya ia hanya punya waktu menuju ke sekolah setengah jam sementara waktu yang dibutuhkan ke sekolahnya memakan waktu 27 menit, ia tak ingin datang telat dan hukum dengan cowok ini lagi."kenapa diem, hmm?" suara Yudhis yang terdengar lembut membangunkan Shena dari lamunannya. "Ayo naik" lanjutnya.
Akhirnya ia menuruti perintah Yudhis.****
Jam pulang sekolah telah berbunyi, Shena dan Rena serta murid lainnya bergegas untuk pulang namun ada yang ganjal dalam hati Shena, entah apa dia juga tidak tahu.
"she, lo kenapa si? Gelisah gitu." tujas Rana yang heran dengan cara berjalan Shena yang sedikit beda dari biasanya.
"engga" jawabnya. "eh lo naik apa?" Tanya Shena kembali ke Rena.
"ojek She, apa lagi haha"
"eh She, lo tau ga, Yudhis di uks." lanjut Rana.
"gatau, biarin aja."
"dia jatoh katanya saat main bola dilapangan pas jam istirahat tadi."
"biarin ajalah Ran, jangan racunin otak gue. Pulang yuk"
"lo ga pengen liat dia She? ."
Sejujurnya dalam. Hati Sheina ia ingin tahu soal keadaan cowok itu, cemas? Sepertinya tidak atau mungkin ia menampik rasa itu.Namun, tiba-tiba sosok pria yang sedang dibicarakan mereka datang.
"eh hi, Sheina pulang bareng gue gapapa ya Ran?."
Tiba-tiba saat Shena ingin menjawab pertanyaan Rana, Yudhis sudah ada didepannya. Entah dari mana ia datang.
"duluan ya Ran" lanjutnya sambil menarik tas Shena dengan kaki pincangnya.***
"lo apaan si, maksa banget." ketus Shena saat sudah berada diparkiran sekolahnya.
"mau ngajak kerumah, lo ga kangen sama mertua? Nyokap nyariin lo terus."
"apaan si, gua ga mau ya. Gue ada kursus."
"bolos dulu aja yu, soalnya kalo pulang dari kursus kesorean. Kaki gue udah sakit banget kepingin diurut dirumah cepet cepet She."
"engga, gue gamau. Lo pulang aja sana."
"she, gue udah bilang mama kalo bakalan bawa lo kerumah."
"salah lo."
"pliss She, kaki gue sakit nih."
"lagian emang lo bisa bawa motornya, engga kan? Pulang aja sana sendiri bareng temen lo."
"engga, gue masih sanggup."
"gue ga mau ambil resiko. Gausah macem macem deh."
"naik grab car deh ya."
"trus motor? Jangan bego deh."
"disini aman sayang, ga akan ada yang nyuri." uajrnya dengan gemas sambil mengacak rambut Shena.
"apaansi, diliat yang lain." Shena membenarkan rambutnya kembali. Sedangkan Yudhis, ia hanya tertawa melihat tingkah Shena yang sedikit terlihat malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME BACK!
Teen Fiction"gausah ngehindar terus, sampe kiamat juga cuman lo yang gue kejar." ternyata pemilik suara bass yang ia hindari sudah mecekal lengan kanannya. "lepas!" nada sinis yang diucapkannya malah membuat sang pemilik suara bass itu menarik lengannya hinga...