O8

3.4K 309 20
                                    

Menepati janji karena udah 50 vote.

<•>

Dengkuran yang terkesan menggeram itu entah kenapa terdengar indah ditelinga Rose. Karena disaat-saat seperti inilah ia menikmati kebersamaan nya dengan kekasihnya, Jimin. Saat pria itu sedang tertidur dengan pulasnya, dengan wajah yang tenang.

Saat Jimin tidur Rose selalu saja menyempatkan untuk memandangi setiap inci wajah dari lelaki itu. Pahatan yang terpatri sempurna, membuat Rose tak pernah jenuh mencari titik menarik di wajah pria itu. Yang selalu saja membuat Rose terpesona.

Jari jemari lentiknya terangkat, mengusap surai lelaki bermarga park itu dengan lembut. Lalu jari jemarinya turun menuju wajah pria itu, telunjuknya yang ramping menyusuri garis rahang tegasnya. Kemudian menuju mata elang pria itu yang tertutup damai berlanjut pada hidungnya yang mancung. Dan terakhir, pada bibir penuh lelaki itu yang mengeluarkan dengkuran halus.

Lelaki itu masih terlihat tenang dalam tidurnya, ketika tangan Rose sudah beralih pada pipinya dan mengusap-usap secara lembut.

" Kamu kelihatan kaya orang paling baik yang pernah aku kenal saat kamu tidur kaya gini. Tapi saat kamu bangun, kamu selalu membuat aku ragu apa aku benar-benar mengenal kamu " gumam Rose pelan, masih setia memandangi wajah laki-laki yang ia cintai itu.

Sedang asik memandangi pahatan sempurna dihadapannya, Rose sedikit terkejut saat Jimin tiba-tiba membuka matanya.

" What r u doing? " Tanya Jimin, saat memergoki Rose yang sedang memandanginya.

" Kamu kebangun gara-gara aku? Sorry.. " alih-alih menjawab pertanyaan Jimin, Rose malah meminta maaf karena merasa bersalah telah membuat Jimin terbangun.

Jimin tersenyum, lalu merapatkan dirinya dengan Rose. Tangan kekarnya beranjak pada pinggang Rose, dan memeluknya erat.

Rose hanya mampu terpaku atas apa yang Jimin lakukan, padahal Jimin sudah sering memeluknya seperti ini. Tetapi ia masih saja gugup saat Jimin melakukanya.

" No problem baby " ucap Jimin yang entah sejak kapan sudah menyerukan kepalanya pada ceruk leher Rose.

Hembusan nafas hangat Jimin yang menerpa langsung pada lehernya membuat jantung Rose semakin berdebar tak karuan dan rasanya akan meledak saat itu juga. Jimin yang secara jelas mendengar debaran jantung kekasihnya itu tertawa kecil.

" Still nervous, huh? " Tanyanya diiringi kekehan ringannya, yang terdengar indah ditelinga Rose.

Bibir Cherry Rose terbuka untuk menjawab godaan lelaki itu, tapi ia bingung akan menjawab apa. Jadilah bibirnya terbuka tanpa suara, dengan Rose yang masih berusaha menekan kegugupannya.

Jimin sempat kembali terkekeh kecil melihat wajah bingung sekaligus gugup kekasihnya. Sebelum kemudian ia mendaratkan sebuah kecupan ringan dibibir manis Rose.

Habislah Rose, kenapa tiba-tiba tubuhnya membeku seperti ini? Untuk sekedar bergerak menghilangkan kaku pada tubuhnya saja ia bingung. Belum lagi Jimin yang malah menertawakannya. Membuatnya malu habis-habisan.

Jimin mendecak melihat Rose yang belum menunjukan reaksi apapun dan masih saja terbengong. Maka ia kembali mendaratkan kecupan yang kedua dibibir ranum Rose, berlanjut pada kecupan yang ketiga, keempat, dan kelima hingga akhirnya Rose menghentikannya dengan memukul lengannya pelan.

" Stop it " ucap Rose terkekeh geli dengan apa yang dilakukan Jimin.

" Why? " Tanya Jimin diiringi rengekan panjang layaknya seorang anak kecil.

OBSESSED [Rose×Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang